Sekolah di Tengah Pandemi: Tantangan dan Peluang?

Oleh: Jemmy Jeradu*

Pandemi Covid-19 berpengaruh besar bagi kehidupan manusia. Pandemi ini sudah menjadi semacam teror global yang berkepanjangan dan mungkin tak akan pernah selesai, sehingga semua sektor kehidupan manusia baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan dan pendidikan terkena dampak yang mengerikan.

Salah satu aspek yang terkena dampak pandemi adalah pendidikan. Proses pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka kini harus diganti dengan sistem pembelajaran jarak jauh (daring).

Maka dalam hal ini sekolah online atau sistem pembelajaran dari rumah dipandang sebagai salah satu upaya solutif dari lembaga pendidikan untuk tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran di tengah wabah covid-19. Karena itu, tulisan ini mencoba melihat fenomena sekolah daring di tengah pandemi, apa tantangan dan peluang yang akan dihadapi oleh lembaga pendidikan ke depannya.

Harus diakui bahwa pandemi yang merebak sampai ke pelosok-pelosok telah mengubah banyak hal, tak terkecuali dalam proses belajar mengajar dari tingkat pendidikan yang paling rendah hingga yang lebih tinggi.

Akibatnya sistem pendidikan pun berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sekolah di daerah tertinggal kesulitan menerapkan kebijakan sekolah daring, karena  keterbatasan sarana dan prasarana yang menunjang berlangsungnya kebijakan ini. Berbeda dengan sekolah di daerah perkotaan, sekolah daring dapat dilaksanakan dengan baik meskipun tidak seratus persen.

Sekolah Daring: Tantangan dan Peluang

Sekolah daring merupakan istilah yang dipakai untuk sistem pembelajaran jarak jauh atau sistem pembelajaran online yang ditetapkan pemerintah semenjak pandemi covid-19 melanda negeri kita. Pada periode tahun ajaran dua tahun terakhir sekolah daring masih menjadi trend di dalam sistem pendidikan Indonesia hingga sekarang.

Kebijakan ini tentunya bukan tanpa alasan. Tentunya hal ini agar lembaga pendidikan terhindar dari kluster baru penyebaran virus yang mematikan ini . Merujuk pada Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan covid-19 pada Satuan Pendidikan, dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020, kegiatan belajar mengajar pun dilakukan secara daring dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).

Sistem sekolah daring menjadi terobosan baru sistem pendidikan Indonesia, di masa-masa darurat seperti pandemi covid-19 ini. Hal ini dilakukan agar siswa tidak menjadikan pandemi covid-19 sebagai kesempatan untuk berlibur.

Sekolah daring menjadi suatu fenomena baru bagi seluruh civitas academica. Sekolah daring ini memang menjadi peluang bagi peserta didik untuk kreatif dan inovasi selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, saat sekolah daring digelar, banyak realitas baru yang dihadapkan kepada siswa di mana pun, baik itu realitas baru yang dialami para guru, maupun para peserta didik.

Wabah covid-19 ini dapat dikatakan sebagai revolusi mendadak bagi seluruh sistem pendidikan. Hari demi hari timbul berbagai realitas baru yang menantang para guru dan juga peserta didik untuk berani menghadapinya dengan bijaksana. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan sistem online atau daring menjadikan materi pelajaran dapat tercapai dengan lebih mudah dan lebih luas oleh peserta didik. Hal tersebut memudahkan pendidik maupun peserta didik untuk tetap mengajar dan belajar meskipun sedang melakukan sosial jarak yang sesuai dengan anjuran dari pemerintah.

Akan tetapi, pengalihan kegiatan belajar-mengajar secara daring mendatangkan kendala tersendiri, baik bagi pendidik maupun peserta didik, mulai dari bahan ajar hingga media pembelajaran yang digunakan. Pendidik dituntut agar proses pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya sedangkan peserta didik  tidak sedikit yang terbatas pada tersedianya sarana pendidikan daring.

Fenomena sekolah daring juga melahirkan tantangan dan peluang yang cukup besar bagi sistem pendidikan saat ini terutama bagi para pendidik dan siswa itu sendiri. Tantangan yang dihadapi tentunya selalu berkaitan dengan sarana dan prasarana yang menunjang berlangsungnya sistem pembelajaran daring itu sendiri.

Selain itu, bagi para pendidik dan siswa, mereka harus berusaha untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru ini, agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Tak sedikit pula, fenomena sekolah daring membuat siswa merasa shock dan stress, karena ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban antara apa yang mereka berikan kepada lembaga pendidikan dengan apa yang mereka terima.

Pemicu yang membuat kebanyakan siswa menjadi stress dan tertekan dalam mengikuti sekolah daring adalah kondisi kurang paham terhadap materi yang disampaikan guru, banyaknya tugas yang diberikan, serta manajemen waktu yang kurang baik.

Sementara peluang yang didapatkan dari fenomena sekolah daring adalah semua lapisan mulai dari guru, siswa maupun orangtua terlibat secara aktif. Dengan adanya sekolah daring, orangtua dapat dilibatkan juga sebagai guru. Keterlibatan orangtua pada awalnya hanya berperan dalam membimbing sikap serta keterampilan yang mendasar, seperti pendidikan agama untuk patuh terhadap aturan, dan untuk pembiasaan yang baik, kini meluas yaitu sebagai pendamping pendidikan akademik.

Harus diakui juga bahwa pelaksanaan pendidikan merupakan tanggung jawab orangtua dan masyarakat sekitar, tidak hanya tanggung jawab lembaga pendidikan saja. Pengetahuan akan teknologi semakin bertambah dengan adanya kesempatan untuk mempelajari teknologi sebagai media pembelajaran, pengetahuan guru dan siswa akan teknologi bertambah dan berkembang.

Hal ini tentunya membawa dampak bagi perubahan pendidikan di setiap daerah yang nantinya akan membawa perubahan dalam proses pendidikan. Pengetahuan akan teknologi yang semakin berkembang yang dimulai dari kondisi pandemi membuat siswa akan lebih kreatif dan mudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan terutama transformasi digital yang sementara berkembang.

Masih banyak hal lain lagi yang menjadi tantangan dan peluang dari pembelajaran di tengah pandemi. Oleh karena itu, semua pelaku dalam dunia pendidikan dituntut untuk bersikap arif dan bijaksana demi menata sistem pembelajaran yang baik ke depan.

*Penulis adalah Mahasiswa STFK Ledalero, Tinggal di Ritapiret

spot_img
TERKINI
BACA JUGA