Uskup Emeritus Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira Tahbiskan 15 Diakon

Ritapiret, Ekorantt.com – Uskup Emeritus Maumere Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira menahbiskan 15 diakon di Aula Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret, Maumere, Flores, Minggu (9/6).

15 diakon itu adalah Diakon Angelinus Reinhrd Deni Parisa (Keuskupan Agung Ende), Diakon Hendrikus Sebastianus Loy Nuwa (Keuskupan Agung Ende), Diakon Klemens Raymundus Neno Nage (Keuskupan Agung Ende), Diakon Paulus Yanuaris Azi (Keuskupan Agung Ende), Diakon Yohanes Raza Sola (Keuskupan Agung Ende), Diakon Laurentius Giustiniani Wago Gu (Keuskupan Agung Ende), Diakon Manuel Wawo Wara (Keuskupan Agung Ende), Diakon Mardianto Juliarta Doopo Seka (Keuskupan Agung Ende), Diakon Gregorius Dakosta (Keuskupan Ruteng), Diakon Yosef Oriol Dampuk (Keuskupan Ruteng).

Ditambah Diakon Alfianus Handrian Masri (Keuskupan Ruteng), Diakon Yohanes Emanuel Enggong (Keuskupan Ruteng), Diakon Kristo Depatri Selamat (Keuskupan Ruteng), Diakon Yeremiaz Helan Diaz (Keuskupan Larantuka), dan Diakon Elias Heribertus Tison Marung (Keuskupan Denpasar).

Dengan demikian, 8 diakon akan melakukan praktik diakonat di wilayah diosesan Keuskupan Agung Ende.

Sedangkan 5 diakon di Keuskupan Ruteng,  1 diakon di Keuskupan Larantuka, dan 1 diakon di Keuskupan Denpasar.

Uskup Kherubim dalam sambutannya menekankan dua hal penting yang mesti dihayati oleh seorang diakon dan pastor.

Dua hal itu adalah ketekunan membaca kitab suci dan kesetiaan menjalankan hidup doa. Tanpa semangat membaca kitab suci dan berdoa terus menerus, para pastor dan diakon akan sulit bertahan dalam jalan panggilan-Nya.

“Dua hal penting dalam kehidupan para imam dan diakon adalah pertama, membaca kitab suci dan mewartakannya serta kedua, berdoa,” ungkapnya.

Preses Seminari Tinggi Interdiosesan Ritapiret RD. Philipus Ola Daen menegaskan, seorang pelayan Allah adalah pelayan yang pergi ke tempat di mana orang tidak mau pergi, tinggal di tempat di mana orang tidak mau tinggal, hidup di tempat di mana orang tidak mau hidup, dan berkarya di tempat di mana orang tidak mau berkarya.

Dengan menjadi diakon, lanjutnya, 15 orang calon imam ini telah menjadi pelayan Allah.

“Figur pelayan seperti ini tidak diarahkan oleh diri sendiri, melainkan diarahkan oleh Roh Kudus,” katanya.

Oleh karena itu, menurut orang nomor satu di Ritapiret ini, orientasi para diakon sebagai pelayan Allah adalah orientasi korban (sacrifice oriented), bukan orientasi uang (money oriented). Orientasi korban berarti memberi sampai habis, sedangkan orientasi uang mengumpulkan sampai kaya.

“Layanilah Roh Kudus, bukan uang. Akar masalah di dunia ini adalah melayani uang,” ungkapnya.

Mewakili para diakon, Diakon Gregorius Dakosta dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada semua pihak yang telah mendukung ziarah panggilan mereka hingga ditahbiskan menjadi diakon.

Menurut dia, tahbisan diakon adalah awal jabatan imamat dalam Gereja Katolik. Oleh karena itu, ia dan rekan-rekan seperjuangan sangat mengharapkan dukungan dan doa dari semua umat beriman.

“Sebelum pergi ke medan pastoral, kami mohon dukungan,” katanya.

Perayaan Ekaristi Tahbisan Diakon dengan tema “Dipanggil untuk Melayani dalam Roh” tersebut dipimpin oleh Uskup Emeritus Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira dan didampingi oleh para imam konselebrantes. Koor dari para calon pastor di Seminari Ritapiret dan tarian dari para seminaris Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere. Tampak ratusan umat memenuhi pelataran aula seminari.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA