Maumere, Ekorantt.com – Penjaga kebersihan Taman Monumen Tsunami Maumere, Antonius Poli Belen (55) meraup keuntungan dari hasil kerja memungut dan menjual sampah di area pertokoan dan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Maumere.
“Setiap hari saya pungut sampah. Dua minggu sekali saya jual ke pengepul sampah dan memperoleh uang Rp500 ribu. Uang tersebut dibutuhkan untuk makan minum sehari-hari dan membeli kebutuhan lainnya dan juga untuk dikirim ke anak semata wayangnya di Riau,” ungkap Antonius kepada Ekora NTT di Taman Tsunami pada Senin (10/4/2023).
Opu Lembata, ia biasa disapa mengatakan setelah magrib, ketika toko tutup, ia mulai beroperasi, menyisir pertokoan hingga ke Tempat Pendaratan Ikan.
“Fokus utama adalah mencari kardus karena harga jual Rp1.000 per kilogram. Selain itu botol-botol, karung dan tali rafia,” ujar pekerja lepas PT Citra Niaga Pelabuhan Lorens Say Maumere ini.
“Potongan tali rafia saya pungut untuk kemudian disambung untuk ikat barang- barang selanjutnya dimasukkan dalam karung,” tambahnya lagi.
Selain sampah dipungut untuk jual, lanjut Opu, ia memberi contoh kepada warga Kota Maumere bahwa sampah bukanlah barang kotor tetapi punya nilai jual.
“Saya juga mau menyadarkan masyarakat untuk membuang sampah pada tong sampah yang telah disediakan,” pintanya.
Yanuarius Aquino, Pegawai dari Dinas Lingkungan Hidup ketika ditemui Ekora NTT di Taman Tsunami Maumere mengapresiasi kerja keras penjaga Taman Tsunami ini.
“Ketika dipercayakan sebagai penjaga, wajah taman ini berubah dari sebelumnya yang tidak bersih menjadi bersih. Ia sangat bertanggung-jawab atas kebersihan taman,” kata Ary.
Ary bilang, Opu Lembata adalah sosok ayah yang benar-benar memiliki jiwa pekerja keras dan sayang anak.
“Ia bekerja apa saja yang penting halal dan mendapatkan uang untuk anaknya dan kebutuhan sehari- hari. Gengsi itu bukan prinsip hidupnya,” ungkap Ary.
Ary juga menyayangkan perilaku masyarakat yang belum paham dan sadar tentang sampah.
“Perilaku masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Ada juga warga yang tidak membayar iuran sampah. Ketika petugas tagih warga beralasan sampah yang dikumpul telah dibakar,” ujarnya kesal.