Labuan Bajo, Ekorantt.com – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama Sekretariat High-level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM RI-RRT) mengadakan Forum Kemitraan Bisnis Indonesia-Tiongkok ke-4 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Selasa, 5 Desember 2023
Pemerintah Indonesia membuka peluang bagi Negara Tiongkok untuk berinvestasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi NTT Flouri Rita Wuisan berharap lewat forum bergengsi tersebut para tamu dan peserta forum, serta investor tidak sekadar menikmati panorama Labuan Bajo yang sangat eksotis, tetapi juga memiliki minat yang besar untuk berinvestasi di Provinsi NTT.
Sebab Provinsi NTT, menurut dia, sangat kaya akan potensi sumber daya alam seperti pariwisata, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kelautan, dan energi.
Dalam rangka mendorong pertumbuhan investasi, Pemerintah Provinsi NTT telah menerapkan kebijakan pembebasan biaya penerbitan dokumen, penyederhanaan birokrasi perizinan secara elektronik dan terintegrasi, serta percepatan pelayanan masyarakat melalui membangun sistem pelayanan publik terpadu.
Karena itu, Flouri mengharapkan Forum Kemitraan Bisnis RI-RRT ke-4 ini dapat mendorong peningkatan investasi dari Negara Republik Rakyat Tiongkok ke Negara Republik Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur.
Kemitraan Strategis
Diketahui, forum bisnis dalam rangka menjalin kerja sama antara Indonesia dengan Tiongkok tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim (Menko Marves AI) Erick Thohir.
Erick menyebut nilai perdagangan dan investasi dengan Tiongkok meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
“Neraca perdagangan defisit menjadi neraca perdagangan surplus selama 43 bulan terakhir, bahkan mencapai 3 miliar dolar AS pada bulan lalu,” ujar Erick.
Ia mengatakan, forum ini wujud kemitraan strategis komprehensif yang terjalin sejak penyampaian inisiatif 21st Century Maritime Silk Road oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping di Jakarta pada Oktober 2013.
Kemitraan strategis juga berhasil menorehkan sejumlah capaian penting seperti konektivitas infrastruktur, kereta cepat Jakarta-Bandung, hilirisasi industri khususnya kritikal mineral, serta energi hijau dan transisi energi.
Pemerintah Indonesia, lanjut Erick, mengapresiasi dukungan dari NDRC RRT, BUMN Indonesia dan Tiongkok, perbankan, yang kolaborasi menyukseskan operasional kereta cepat.
Dia menyebut kerja sama kedua negara juga telah mendorong hilirisasi industri yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
“Kami apresiasi peran investor Tiongkok yang telah menjadi industri pionir, meletakkan fondasi dan membawa perubahan signifikan untuk hilirisasi industri dan pemerataan ekonomi di Indonesia,” ucap Erick.
Erick menyampaikan Indonesia juga mendorong peningkatan kerja sama pengembangan berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan kesehatan, mulai dari herbal dan food estate, perikanan, hilirisasi ekonomi biru, penelitian dan observasi laut dalam, pengembangan EBT, bioteknologi, termasuk National Gene Bank dengan Bank Guna Indonesia (BGI).
“Pengembangan talenta, pelatihan vokasi dan kejuruan, didukung dengan kerja sama sains dan teknologi juga sangat penting untuk populasi kedua negara kita yang mencapai 1,7 miliar orang atau lebih dari 20 persen populasi dunia,” lanjut Erick.
Ia meyakini kerja sama yang berlandaskan prinsip saling percaya, menghormati, dan menguntungkan akan membuat kedua negara mampu mengoptimalkan keunggulan sumber daya. Hal ini akan membawa manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat kedua negara.
“Sebagai dua negara besar, baik dari segi luas wilayah dan populasi, kerja sama yang berpegang teguh pada prinsip saling menguntungkan ini akan menjadi kerja sama yang jangka panjang dan berkelanjutan,” sambung Erick.
Erick pun mengajak para investor dan pimpinan dunia usaha tak sekadar mendorong kinerja industri, melainkan juga ESG, teknologi ramah lingkungan, dan meningkatkan pengembangan riset dan teknologi di Indonesia.
Dikatakan, Chairman GEM Prof. Xu Kaihua menjadi contoh dengan memberikan beasiswa setiap tahun kepada puluhan mahasiswa Indonesia, mendirikan Lab Hidrometalurgi pertama di dalam kawasan industri dan juga membangun Joint-Lab untuk energi baru dengan ITB dan universitas unggulan lainnya di Indonesia.
“Investasi yang paling berharga adalah investasi kepada manusia. Pembangunan yang paling bermanfaat adalah pembangunan yang berpusat pada pembangunan manusia, pembangunan yang berpusat pada rakyat,” kata Erick.