Jakarta, Ekorantt.com– Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengungkapkan sepanjang tahun 2023, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mampu memberdayakan 3.178 desa di seluruh Indonesia melalui program Desa BRILian.
Dalam menjalankan program Desa BRILian, BRI menghadirkan empat pilar penopang. Keempatnya yaitu menggerakkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai motor ekonomi desa, digitalisasi desa dengan penetrasi produk-produk digital dan aktivitas penggeraknya, mendorong inovasi di desa, serta membangun keberlanjutan dan ketangguhan dalam mengembangkan desa.
Kontribusi UMKM dalam pengembangan desa-desa di Indonesia, MenKopUKM Teten pun memberikan apresiasi kepada BRI.
Menurut dia, BRI telah berkomitmen untuk memberikan pemberdayaan kepada desa-desa di seluruh Indonesia secara kontinyu melalui program Desa BRILiaN.
“Program ini menjadi suatu terobosan untuk mendorong desa di seluruh Indonesia agar mampu mengembangkan potensi desa, meningkatkan kapabilitas baik berupa peningkatan softskill dan hardskill melalui aktivitas pemberdayaan yang berkesinambungan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di desa,” kata Teten saat hadir acara Nugraha Karya Desa BRILiaN 2023 di Menara BRILiaN, Jakarta, Rabu malam, 10 Januari 2024.
Ia berharap, melalui program Desa BRILiaN, BRI mampu dan terus menjadi lembaga jasa keuangan yang dapat memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan perekonomian di desa, terutama untuk mengerakkan produk lokal dari UMKM- UMKM desa di seluruh Indonesia.
“Khususnya bagi perbankan, juga diharapkan berfokus juga dalam kemudahan pembiayaan rantai pasok di desa-desa,” katanya.
Sementara itu, kepada para 15 finalis desa BRILian tahun 2023, Menteri Teten mengucapkan selamat atas pencapaian yang luar biasa tersebut.
“Kami berharap, para finalis mampu menjadi inspirasi bagi seluruh desa di Indonesia dalam membangun perekonomian desa dan perekonomian Indonesia,” ucapnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, program Desa BRILiaN adalah program pemberdayaan desa sebagai upaya agent of development oleh BRI, yang diselenggarakan sejak tahun 2020.
“Hal itu menjadi upaya BRI, untuk lebih mengenal potensi wilayah bagian dari integrasi aktivitas pemberdayaan dan eksistensi petugas BRI atau Mantri BRI, serta inisiatif lainnya mulai dari pengembangan klaster usaha BRI, platform pasar BRI, dan lainnya,” kata Sunarso.
Ia menjelaskan, fokus kegiatan meliputi pengembangan aspek entrepreneurship, kemampuan mengembangkan kelembagaan, skill digitalisasi, dan lainnya terhadap pencapaian SDGs.
“Mengembangkan potensi desa dan digitalisasi sebagai social value. Kita tak sekadar memberi ikan tapi juga kailnya. Pemberdayaan sampai mereka bisa mandiri baik secara entrepreneurship, manajerial, administrasi, leaderhip, akses pasar, hingga akses informasi teknologi yang dikembangkan mampu mengelola potensi desa untuk terus unggul,” ucapnya.
Tak hanya itu, berkat program Desa BRILian tersebut, maka turut meningkatkan level inklusi keuangan di desa.
Tercatat nasabah penabung BRI naik 47,7 persen, sehingga total mencapai 32 juta orang memiliki rekening tabungan BRI.
“Bahkan dari program ini, DPK BRI turut naik menjadi 29,9 persen atau mencapai lebih dari Rp6 triliun. Nasabah kredit naik 26 persen, sebanyak 177.000 orang yang tadinya tak berani mengambil kredit, saat ini berani mengambil kredit, nilainya pinjaman desa mencapai lebih dari Rp16,1 triliun. Lalu Agen BRILink juga mencapai lebih dari 700 ribu agen di desa,” kata Sunarso.