Kisah Mirana, Petugas Kebersihan di Pasar Wuring

Maumere, Ekorantt.com – Mirana (35 tahun), perantau asal Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, bertaruh hidup menjadi petugas kebersihan di Pasar Wuring, Kota Maumere.

Sepeninggal suaminya beberapa tahun silam, ia meninggalkan kampung asalnya dan hijrah ke Maumere. Mirana berjuang sendiri untuk menghidupi keluarga dan pendidikan anak-anaknya.

Ibu tiga anak ini merupakan satu-satunya petugas kebersihan Pasar Senja Wuring, khusus di los pasar milik Haji Ode Kaome, area pasar yang dipenuhi lapak jualan sayur, sembako, dan rombengan.

Saban hari, ia membersihkan sampah-sampah yang berserakan di area pasar menggunakan sapu lidi.

Ketika Ekora NTT menemuinya di area Pasar Wuring, Mirana baru saja menyelesaikan tugas pembersihan area pasar.

“Saya harus pastikan area pasar ini bersih sebelum sore tiba. Memang tak seberapa luas dibanding pasar induk di kota ini. Namun itu membuatku menitikkan peluh terlebih membersihkannya sendiri,” ujarnya.

Mirana mendapatkan upah Rp800 ribu setiap bulan. Upah tersebut didapatkannya dari retribusi parkir sepeda motor. Sekali parkir, pemilik sepeda motor harus membayar uang retribusi sebesar Rp1.000.

Selain untuk makan minum, Mirana memanfaatkan pendapatannya untuk pendidikan. Ia juga menyisihkan uang untuk tabungan. Tabungan yang ada dikumpulkan untuk membeli HP Android demi kepentingan sekolah anak-anaknya.

“Zaman sekarang lain. Setiap kali ujian anak diwajibkan untuk menggunakan HP Android bukan HP biasa,” ujarnya.

Saat mendengarkan wacana penutupan Pasar Wuring beberapa waktu lalu, Mirana sempat pasrah. Dalam kepasrahannya, ia juga bingung harus berbuat apa.

“Kalau Pemda Sikka menutup los pasar senja Haji Ode, bagaimana nasib saya petugas kebersihan dan biaya pendidikan tiga anak saya yang tinggal dengan opa dan omanya di Wakatobi,” katanya lirih.

Syukur saja Pasar Wuring tidak jadi ditutup. Ia mendengar informasi bahwa Bupati Sikka, Fransisko Roberto Diogo telah bertemu sekaligus mendengarkan aspirasi para pedagang di Pasar Wuring pada 21 Februari 2020 lalu.

Kala itu, Bupati Robi Idong menyatakan Pasar Wuring tetap dibuka dan beroperasi.

Mirana bergembira dan bersemangat kembali. Paling kurang, ia tidak kehilangan pekerjaannya.  

Yuven Fernandez

spot_img
TERKINI
BACA JUGA