Kala Mahasiswi Yogyakarta “Live in” di Timor Tengah Utara

Yogyakarta, Ekorantt.com – Linda Fitria merupakan mahasiswi Antropologi dari salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Pada bulan April 2018 lalu, dia ikut terlibat dalam kegiatan “Narrative Writing Scholarship 2018”.

Linda akhirnya diutus untuk tinggal bersama atau “live in” di salah satu daerah di NTT, yakni Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Kepada Ekora NTT, Kamis, 23 Mei 2019, dia mengisahkan kembali pengalaman perjumpaannya bersama para ibu penenun di sana, terkhusus mereka yang tergabung dalam Komunitas “Tafean Pah”.

“Waktu itu, saya tinggalnya dari tanggal 11 sampai 16 April 2018 di kota Kefa. Hal yang saya lakukan setiap harinya adalaha bertemu dan merasakan kehidupan mama-mama di sana sekaligus belajar dari aktivitas mereka. Kebetulan mereka itu adalah para penenun,” kata Linda.

Linda yang baru pertama kali ke Nusa Tenggara Timur itu, awalnya sempat merasa cemas karena dia belum punya gambaran apa-apa tentang kondisi Timor Tengah Utara.

Stereotipe-stereotipe tentang “Orang Timur” yang berwatak keras ataupun berperangai tak ramah sempat menghantui dia. Namun, dia jalan saja.

Tak pelak, realitas berbeda dia temukan di lapangan, sebab ibu-ibu malah memperlakukan dia laiknya seorang anak yang baru pulang kuliah.

“Mama-mama itu terbuka sekali dan mereka mau cerita apa saja kepada saya. Mereka bicara soal perjuangan mereka merawat dan mempertahankan tradisi menenun yang perlahan-lahan pudar,” bebernya lebih lanjut.

Secara khusus, Linda bertemu dengan Mama Yovita Meta Bastian, pendiri Yayasan “Tafean Pah” yang bergerak dalam aktivisme pelestarian tenun ikat.

Dari Mama Yovita inilah, dia belajar banyak hal perihal mencintai alam lingkungan dan bagaimana cara manusia memberikan respek terhadap karunia Tuhan.

Selain itu, kisah perjuangan Mama Yovita sebagai penenun pun direkamnya baik-baik sebagai bekal yang patut disebarluaskan.

“Mama Yovita bilang bahwa Tuhan sudah memberikan kita alam yang kaya dan itu tidak boleh kita sia-siakan. Artinya, kita harus pelihara itu tetap lestari dengan cara kita. Salah satunya lewat menenun. Bunga, kupu-kupu, pohon, langit itu semua bisa jadi motif dalam tenun,” tutur Linda sembari menyitir kata-kata Yovita Meta Bastian.

Mama Yovita juga sempat bercerita kepadanya mengenai masa-masa awal perjuangan dalam mengembangkan tenun ikat.

Niat awal Mama Yovita berangkat dari keresahan soal rendahnya penghargaan terhadap tenun ikat, entah dari sisi nilai kultural maupun penjualan.

Dari penuturan Linda, Mama Yovita gelisah karena jumlah orang yang membuat kain tenun makin sedikit dari hari ke hari, dan harga belinya tak sebanding dengan keringat orang yang membuatnya.

“Mama Yovita pernah punya pengalaman bertemu dengan seorang ibu janda yang kehidupan ekonominya bergantung dari tenunan. Tapi, mirisnya, kain tenun ibu janda itu hanya dihargai dengan seikat jagung,” kenang Linda.

Mama Yovita lantas tergerak untuk membikin perkumpulan ibu-ibu penenun. Dia berusaha untuk mengembangkan promosi usaha tenun ikat agar lebih dikenal publik luas.

“Beliau juga anak-anak di sana agar belajar menenun,” tambah Linda.

Linda pun diperkenalkan dengan beragam motif tenunan, terutama dari daerah Biboki, Insana dan Meomaffo.

Salah satunya adalah motif “Mak’aif” yang bentuknya seperti tangan-tangan saling bergandengan. Motif itu menyimbolkan kebersamaan hidup itu sendiri.

Dan ketika ditanyakan, nilai apa yang dia dapatkan ketika hidup bersama ibu-ibu penenun, Linda bilang bahwa sebagai manusia kita sepatutnya menghormati alam sekitar dan melestarikannya.

“Sebagai seorang anak muda, pengalaman perjumpaan dengan orang baru, terutama ibu-ibu yang punya semangat juang tinggi mengajarkan saya untuk tidak pantang menyerah. Indonesia ini luas dan kaya. Dan ada banyak sekali hal-hal baik yang dapat kita pelajari. Kisah-kisah hidup orang kecil dan sederhana harus mendominasi wacana-wacana publik. Agar pikiran kita pun lebih terbuka dalam menatap hidup,” demikian dia menambahkan sekaligus menutup perbincangan dengan Ekora NTT.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA