Beri Jurnalis Fasilitas Mobil Sampai Wi-fi Gratis, Plt. Bupati Ende Sebut Penjabat di Ende yang Tidak Ramah Pers “Kuper”

“Saya akan perintahkan kepada seluruh pimpinan OPD untuk tidak alergi dengan rekanrekan wartawan. Yah, kalau ada yang tidak mau dikonfirmasi, berarti itu tandanya kuper” (Djafar Achmad, Plt. Bupati Ende)

Ende, Ekorantt.com – Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Ende Djafar H. Achmad mengimbau para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) senantiasa terbuka berkomunikasi dengan pers sehingga berbagai program dan kegiatan pembangunan di Kabupaten Ende terpublikasi dengan baik kepada masyarakat.

Djafar menyampaikan hal ini saat melakukan audiensi dengan para wartawan cetak dan elektronik di Café Raba Beach Nangaba, Ende, Minggu (4/8/2019).

Djafar mengatakan, peran media di era keterbukaan informasi publik saat ini sangat membantu pemerintah daerah.

Selain mempublikasi berbagai program dan kegiatan pembangunan kepada masyarakat, pers juga menjadi alat kontrol bagi penyelenggaraan pemerintahan.

iklan

Menurut dia, segala sesuatu yang akan, sedang, dan sudah dikerjakan oleh seluruh OPD Kabupaten Ende wajib diketahui masyarakat melalui media massa.

“Saya akan perintahkan kepada seluruh pimpinan OPD untuk tidak alergi dengan rekan-rekan wartawan. Yah, kalau ada yang tidak mau dikonfirmasi, berarti itu tandanya kuper,” ujarnya.

Djafar berharap, media menjadi mitra dan alat pemersatu untuk membangun Kabupaten Ende.

Media diharapkan bekerja sama menggali potensi daerah agar dapat dikelola untuk kesejahteraan rakyat Kabupaten Ende.

Menurut Djafar, peran media sebagai alat kontrol sosial sangat penting agar Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Ende bekerja sungguh-sungguh melayani masyarakat.

Namun, menurutnya, kritik media harus disertai pikiran-pikiran yang konstruktif untuk membangun Ende.

Djafar meminta dukungan media karena saat ini dirinya kehilangan seorang bupati yang telah lima tahun bergandeng tangan membangun Ende.

“Saya percaya, jika Setda dan pimpinan OPD kuat, kita pasti bisa tuntaskan program MJ (Marsel-Djafar, red) di periode kedua ini sampai 2024. Saya ini tidak ambisi jadi bupati. Saya hanya mau kerja dan kerja untuk Ende. Saya merasa kehilangan dengan meninggalnya Ari (Adik, red) Marsel. Namun, Tuhan sudah panggil dan kita mesti kuat sehingga saya butuh teman-teman wartawan, kita gandeng tangan bangun Ende,” ungkapnya.

Djafar berjanji akan menggelar pertemuan atau audiensi rutin setiap tiga (3) bulan sekali dengan para wartawan.

Audiensi bisa dilangsungkan di desa atau di mana saja.

“Bisa langsung di desa. Di atas kapal. Jadi, tidak resmi,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende dr. Muna Fatma kepada EKORA NTT mengatakan, instansi yang dipimpinnya siap mendukung kerja-kerja jurnalistik.

Dirinya mengaku, selama ini, instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Ende sangat terbuka dengan para wartawan yang datang mencari data dan keterangan tentang kesehatan.

“Kami tidak alergi dan selalu membuka ruang komunikasi dengan semua wartawan baik langsung maupun via telepon. Asal datanya ada, kami pasti berikan,” ungkapnya.

Kasatpol PP Kabupaten Ende Abraham Badu mengaku tidak ada masalah dengan pernyataan dan kebijakan Plt. Bupati Ende tentang penjabat publik dan wartawan.

Bahkan, menurut dia, dalam setiap operasi penertiban penyakit sosial, instansinya selalu melibatkan wartawan.

Dedi Wolo, jurnalis dari Suara Nusa Bunga, mengapresiasi sikap Plt. Bupati Ende menggandeng media untuk bekerja sama membangun Ende.

Menurut dia, pers memainkan fungsi kontrol.

Pers juga memberi masukan kepada pemerintah daerah tentang persoalan publik yang mesti segera ditanggulangi.

Dosen Komunikasi UNIPA Maumere Dr. Gerry Gobang saat dimintai komentarnya berpendapat, pejabat publik harus membangun komunikasi yang baik dengan pers.

Sebab, pers adalah subjek pengontrol kebijakan dan distributor informasi pembangunan bagi rakyat.

Oleh karena itu, menurut dia, pejabat publik tidak boleh alergi dengan pers jika ingin sukses dalam kerja nyata bagi masyarakat.

“Transparansi dan akuntabilitas dari seluruh tugas publik adalah conditio sine qua non dari demokratisasi dalam bergeraknya roda pembangunan di berbagai tempat dan Negara!” kata dia.

Djafar menggagas acara audiensi ini melalui Bagian Humas Setda Ende.

Tujuannya adalah mendengar masukan para wartawan yang bertugas di Kabupaten Ende terkait informasi publik sebagai bahan pertimbangan pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan.

Hadir dalam acara itu, Sekda Ende Agustinus Ngasu, Asisten II Nyo Kosmas, Kepala Dinas PUPR Frans Lewang, Kepala Dinas Kesehatan Munafatma, dan Kabag Humas Gabriel Dala.

Sementara itu, dari unsur media, hadir antara lain Romualdus Pius (Pos Kupang), Son Bara (Victory News), Heri Epu, Wili Sumardin, Karolin Woda Mosa, Suiman (RRI Ende), Alex R.S. (Timex), Ansel Kaise (EKORA NTT), Wily Aran (Flores Pos), Dedi Wolo (Suara Nusa Bunga), Djolan Rinda (Kumparan.com), Patrik Padeng (TVRI), Elton Rete (NTT Today), Ian Bala (Vox NTT), Ignas Dao (KPK News), Agustinus Rae, Rian Laka  (Ende.id), dan Rian Nulangi (Radar NTT).

Untuk diketahui, sebagai wujud konkret komitmen, Pemda Ende telah menyediakan satu ruangan pers atau press room di sebelah ruangan Bagian Humas Setda Ende.

Ruangan itu dilengkapi dengan fasilitas Wi-fi.

Pemda Ende juga menyiapkan mobil operasional khusus bagi para wartawan.

Jika ada kegiatan pemerintah di kecamatan-kecamatan, para jurnalis dapat memanfaatkan fasilitas mobil itu. (ansel/sil)

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA