Ani Idong Soroti Masalah “Stunting” dan Sampah Plastik di Kabupaten Sikka

Maumere, Ekorantt.com – Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Sikka Maria Cahyani Idong atau Ani Idong menyoroti persoalan “stunting” dan sampah plastik di Kabupaten Sikka.

Sorotan itu disampaikan Istri Bupati Sikka Robby Idong itu saat melantik enam (6) Ketua TP PKK Kecamatan se-Kabupaten Sikka di Aula Rumah Jabatan Bupati Sikka, Selasa (27/8/19).

Ketua PKK Kecamatan yang dilantik itu berasal dari Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Kangae, Kecamatan Waigete, Kecamatan Bola, Kecamatan Nita, dan Kecamatan Lela.

Ani Idong dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada para Ketua PKK Kecamatan yang telah menyelesaikan masa jabatannya.

Ia berharap, mereka tetap menjalin komunikasi yang harmonis satu sama lain.

iklan

Selanjutnya, dia mengucapkan selamat mengabdi kepada ibu-ibu TP PKK Kecamatan yang baru dilantik.

Dia mengajak para ketua TP PKK saling mengisi dan melengkapi untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang berkualitas.

“Ini amanah sekaligus tanggung jawab kita sebagai istri pimpinan wilayah,” ungkap Ani Idong.

Ia mengatakan, saat ini, Presiden Jokowi memberi perhatian besar kepada PKK.

Presiden telah meningkatkan status gerakan PKK melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2017 tentang PKK.

“Gerakan PKK dengan 10 program pokok bukanlah hal yang asing bagi kita, karena itu merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari yang kita kemas dalam program kegiatan,” terangnya.

Ani menjelaskan, berbagai masalah aktual di tengah masyarakat belum terselesaikan. Masalah-masalah itu antara lain, stunting, dan sampah plastik.

Menurut dia, TP PKK secara nasional bekerja sama mendukung pemerintah mencegah “stunting” dan meminimalisasi penggunaan plastik. 

Selain itu, masalah aktual lainnya, demikian Ani Idong, adalah pergeseran pola hidup masyarakat yang menjadi serba instan.

Oleh karena itu, menurut dia, PKK siap mendukung program pemerintah melalui Germas, Gemari, dan PHBS.

“Gerakan PKK dan TP PPK di semua jenjang sebagai motor penggeraknya dengan berbagai kondisi keterbatasan yang ada. Namun, kami mempunyai semangat dan tekad siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk mensukseskan pembangunan di daerah kita,” ungkapnya.

Selaku Ketua TP PKK Sikka, Ani Idong sangat mengharapkan dukungan mitra kerja baik dari pemerintah di tingkat kabupaten, pemerintah di tingkat kecamatan, pemerintah di tingkat kelurahan dan desa selaku ketua pembina.

“Mari kita bergerak bersama dalam membangun Kabupaten Sikka ini,” katanya.

Usai pelantikan TP PKK Kecamatan, dilanjutkan dengan acara Jambore Kader PKK dan Kader Posyandu tahun 2019.

Hadir dalam kegiatan itu Bupati Sikka Robby Idong, Wakil Ketua TP PKK Mathilde Clementia Woga, para camat, Kader PKK, Kader Posyandu, dan tamu undangan lainnya.

Berdasaran data yang dihimpun EKORA NTT, sebanyak 5.601 anak di Kabupaten Sikka menderita “stunting.”

Laporan EKORA NTT juga menunjukkan, 60 anak di Kecamatan Nita menderita “stunting.”

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2018, prevalensi Balita “stunting” di Kabupaten Sikka mencapai angka 33%, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 30,8%.

Anak-anak penderita “stunting” itu menyebar di semua kecamatan dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Tanawawo, Waiblama, dan Talibura. (yop)

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA