Ada Angkringan ‘PPKM’ di Taman Kota Larantuka

Pemilik usaha Ayam Goreng PPKM, Muhammad Rokki Shiddiq (30), berpose di tempat usahanya yang terletak di taman kota Larantuka. (Foto: Yurgo Purab)

Larantuka, Ekorantt.com – Ada yang unik saat Anda memasuki kawasan taman kota Larantuka saat ini. Di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat melonjaknya kasus positif Covid-19 di Kabupaten Flores Timur, usaha angkringan dengan nama Ayam Goreng ‘PPKM’, muncul di sana.

“PPKM itu singkatan dari Penyet, Pedas, Kenyang, Mantap,” kata pemilik usaha itu, Muhammad Rokki Shiddiq (30), kepada Ekora NTT, Jumat (16/7/2021).

Ia mengatakan bahwa nama usahanya itu berubah pasca pemerintah setempat menerapkan PPKM sejak awal Juli 2021. Sebelumnya, usaha itu diberi nama angkringan Okeiki.

Di angkringan itu, Rokki menyediakan berbagai menu. Ada ayam goreng, sate usus, sate ayam, sate pentol ayam, sate sapi, gorengan, dan berbagai minuman.

Foto: Yurgo Purab

Rokki adalah mantan karyawan PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Tbk, sebuah perusahaan jasa perawatan pesawat terbang yang berbasis di Tangerang Jakarta.

iklan

Pihak perusahaan memutuskan untuk merumahkan sekitar 1000 karyawan, termasuk Rokki,  sejak Covid-19 merebak di Indonesia pada Maret tahun lalu.

Rokki mengisahkan, sejak pihak perusahaan memutuskan untuk merumahkannya, ia memilih bertahan tinggal di Jakarta, sembari menunggu panggilan untuk bekerja kembali. Namun, hingga Juni 2020, belum juga ada panggilan dari PT GMF Aero Asia Tbk. Rokki pun memutuskan untuk pulang kampung.

Tiba di Flores Timur, Rokki tidak tinggal diam. Ia memilih membuka usaha angkringan. Usaha itu ia jalankan, juga  sambil menunggu jika sewaktu-waktu dipanggil untuk kembali bekerja di PT GMF. Tetapi, harapannya itu perlahan pupus karena hingga Januari 2021, pihak perusahan tak kunjung memanggilnya.

Rokki mengatakan, sebelum PPKM, ia biasa berjualan sejak pukul 16.00 sampai 24.00 WITA.

“Tapi karena pemberlakuan PPKM, maka tutup juga sesuai waktu,” tuturnya.

Ia mengaku, PPKM sangat berdampak pada pemasukannya.

“Customer (pembeli) dilarang keluar saja sudah ngerasa. Apalagi kita dibatasi berjualan,” katanya.

Ia berharap, ada solusi dari Pemda Flores Timur terkait pembatasan jam berjualan, seperti diizinkan berjualan, tetapi tidak bisa makan di tempat. 

“Sehingga, tidak ada meja yang kita siapkan. Orang beli jalan, begitu,” tutupnya.

Yurgo Purab

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA