Maumere, Ekorantt.com – Sejak awal Mei 2021, KSP Kopdit Pintu Air menjalankan program ‘Pintar Amal Kasih’. Program ini menyasar masyarakat berkebutuhan khusus yang kesulitan mengurus Administrasi Kependudukan (Adminduk).
Melalui tim humas, Pintu Air bekerja sama dengan sejumlah pihak demi memperlancar program tersebut. Seperti yang terjadi pada Sabtu (24/7/2021), Pintu Air menggandeng Pemdes Paubekor untuk memfasilitasi pengurusan Adminduk bagi 60 warga desa.
Bagian Humas Pintu Air, Vinsensius Deo mengatakan, masih banyak warga berkebutuhan khusus yang belum memiliki KTP dan Kartu Keluarga. Tak heran, mereka menemui kesulitan saat mengakses bantuan dari pemerintah.
“Kebijakan kita kan berbasis Adminduk. Yang dapat bantu adalah yang punya KTP dan KK,” ujarnya.
“Gerakan Pintar Amal Kasih, yang disingkat GEPAK, adalah gerakan kemanusiaan yang dimiliki KSP Kopdit Pintu Air dengan tujuan untuk memfasilitasi para penyandang disabilitas, fakir miskin, lansia terlantar, dan OdGJ yang belum memiliki identitas, agar memiliki identitas sebagai warga negara seperti KK dan KTP. Karena bantuan pemerintah kepada mereka yang memiliki keterbatasan harus berbasis NIK,” jelasnya lagi.
Dari pengamatan di lapangan, kata Vinsen, sebagian warga tak peduli dengan Adminduk warga berkebutuhan khusus. Adminduk hanya diperuntukkan bagi warga yang sehat.
“Kita lihat di lapangan, yang punya KTP hanya orang sehat. Akibatnya, yang berkebutuhan khusus tidak bisa dapat bantuan,” kata Vinsen lagi.
Sementara itu, Kepala Desa Paubekor, Maria Nona Kesna menuturkan bahwa kegiatan fasilitasi bagi 60 warganya berlangsung di tiga dusun demi menjaga protokol kesehatan.
Warga berkebutuhan khusus, kata Kadea Maria, mencakup penyandang disabilitas, lansia terlantar, wanita rawan sosial, anak-anak terlantar, dan OdGJ.
“Kita kerja sama dengan Pintu Air. Nanti kalau ada butuh administrasi bisa koordinasi dengan kami di desa,” kata Kades Maria.
Ia mengapresiasi solidaritas KSP Kopdit Pintu Air terhadap warga marginal. Diakuinya, kerja sama seperti ini dapat mengurai masalah administrasi kependudukan bagi kelompok rentan di wilayah pedesaan.
“Saya tertarik dengan spirit ‘Kau Susah Aku Bantu, Aku Susah Kau Bantu’. Mudah-mudahan kerja sama terus berjalan,” tutupnya.