Erwin Prasetyo Jadi Rektor IKIP Muhammadiyah Maumere Masa Bakti 2021-2025

Maumere, Ekorantt.com – Erwin Prasetyo, ST, M.Pd resmi menjadi Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Maumere masa bakti 2021-2025. Erwin menggantikan H. Rodja Abdul Natsir, SH, M.Pd yang sudah selesai masa baktinya.

Erwin mengatakan, dirinya tetap mempertahankan image IKIP Muhammadiyah Maumere sebagai kampus dengan biaya kuliah yang murah.

“Kita tetap memberlakukan biaya kuliah tunggal. Biaya skripsi sudah di dalam, biaya magang sudah di dalam, biaya KKN juga,” kata Erwin kepada Ekora NTT di ruang kerjanya pada Jumat (30/7/2021).

Erwin bilang biaya kuliah juga bisa dicicil. Tiga kali per semester. Bisa lebih dari tiga kali, asalkan ada komunikasi dari mahasiswa sendiri.

“Kita sering memberikan dispensasi kepada mahasiswa dalam hal pelunasan biaya kuliah,” kata Erwin.

iklan

Kampus IKIP Muhammadiyah Maumere, jelas Erwin, akan tetap mempertahan sistem pembayaran uang kuliah dengan hasil bumi.

Lebih lanjut, Erwin menjelaskan bahwa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menuntut delapan skema pembelajaran bagi mahasiswa. IKIP Muhammadiyah Maumere sendiri mengunggulkan beberapa skema, di antaranya kerja sama magang dengan pemerintah, BUMN, dan pihak swasta.

“Mahasiswa nantinya tidak hanya magang di sekolah. Tapi dia bisa magang di Bank BRI, magang di PLN, atau magang di BMKG dan lain sebagainya. Sehingga mereka punya soft skill dan hard skill tambahan di luar keguruan ini,” jelasnya.

Skema lain yang mau diunggulkan adalah skema wirausaha. Pihak kampus akan menyiapkan inkubator wirausaha.

“Pecahannya banyak bentuk wirausaha. Yang kelola mahasiswa,” sebutnya.

Selain wirausaha, Erwin menjelaskan, IKIP Muhammadiyah Maumere akan mengunggulkan skema membangun desa. Mahasiswa diharapkan punya kontribusi lebih dalam membangun desa.

“Desa kita ini kan ada 147 desa. Butuh sentuhan dari mahasiswa, dari kampus, untuk bagaimana desa-desa ini bisa berkembang,” tandas Erwin.

Pendidikan Berbasis Outcome

IKIP Muhammadiyah Maumere sedang menggalakkan model pendidikan berbasis outcome (Outcome Based Education). Perguruan tinggi, terang Erwin, tidak hanya menghasilkan output, tapi juga outcome.

“Misalnya, produk skripsi mahasiswa itu output. Tapi kalau skripsinya dibuat artikel, terus dipublikasikan, itu namanya outcome. Orang lain bisa mendapatkan manfaat dari risetnya mahasiswa,” jelasnya.

“Tahun kemarin kita mulai dengan itu. Sehingga syarat mahasiswa lulus itu, dia ambil ijazah harus menunjukkan bahwa artikelnya sudah dipublish di jurnal,” tambahnya.

Ke depan, kampus IKIP Muhammadiyah Maumere akan memberlakukan setiap mata kuliah harus berbasis outcome.

“Kalau penugasan itu tidak hanya sekadar memberikan makalah. Makalah itu dijadikan artikel, terus dipublish di jurnal ilmiah,” pungkasnya.

Cucun Suryana

TERKINI
BACA JUGA