Kemenag Nagekeo Luncurkan Kampung Moderasi Beragama di Aeramo

Mbay, Ekorantt.com – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Nagekeo, NTT resmi meluncurkan Kampung Moderasi Beragama (KMB) di Desa Aeramo, Kamis (27/7/2023).

Kepala Kantor Kemenag Nagekeo, Marianus Keo, menuturkan tujuan KMB untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penting kehidupan berdampingan.

“Program ini diharapkan tidak hanya formalitas tetapi harus dirasakan oleh masyarakat,” ujar Marianus.

Ia menerangkan KMB adalah salah satu dari tujuh program strategis Kemenag RI. Adapun 1.000 KMB yang sudah diluncurkan Kemenag pada Rabu, 26 Juli 2023 untuk seluruh wilayah di tanah air.

“Moderasi adalah situasi yang mana kita berada di jalan tengah. Kita harap masyarakat di sini tidak ada pribadi yang belok ke kiri atau ke kanan. Dalam praktik konteks dan teks harus selaras agar menjadi pribadi yang moderat,” kata Marianus menegaskan.

iklan

Kantor Kemenag Nagekeo menetapkan Desa Aeramo dan Kelurahan Nangaroro menjadi KMB 2023. Marianus berharap dua wilayah ini bisa memiliki daya bias yang bisa menyebar konsep moderasi ke wilayah lain di Nagekeo.

“Mari kita bersinergi untuk sukseskan program ini ke depan,” kata dia.

Bupati Nagekeo dr Yohanes Don Bosco Do mengatakan peluncuran KMB itu sebagai upaya menguatkan kehidupan yang harmonis, menghargai perbedaan, dan mendorong dialog yang positif di Nagekeo.

“Kenapa pilih Aeramo? Karena ini adalah daerah atau kawasan baru. Kita semua berharap agar Aeramo sebagai contoh kampung moderat di Nagekeo,” kata Bupati Don sebelum launching KMB. 

Ia menyatakan kampung moderasi beragama bukan sekedar simbol perdamaian dan harmoni, melainkan sebagai kekuatan yang akan membawa perubahan yang nyata.

Bupati Don menyinggung dasar perjuangan dahulu yang diletakkan oleh para pemimpin bangsa.

“Kita sudah selesai dengan ideologi karena sudah diambil oleh para pemimpin terlebih dahulu. Dasar negara sudah terjadi perdebatan dulu,” ujar Don.

“Tantangan kita di sini ialah intoleran dari kelompok-kelompok tertentu. Karena itu kepada desa dan lurah harus cek ke dasawisma, ada atau tidak ajaran intoleran pada anak-anak,” kata dia lebih lanjut.

Bupati Don berharap penerapan pendidikan moderasi tidak saja berhenti di tingkat PAUD, melainkan menyentuh hingga rumah tangga.

“Jangan sampai bibit intoleran terbentuk dari sana (keluarga),” kata dia.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA