Maumere, Ekorantt.com – SMA Negeri 2 Maumere memasukkan tenun ikat dalam kurikulum pendidikan muatan lokal (Mulok). Hal ini bertujuan untuk melestarikan tenun ikat agar tidak punah.
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Maumere, Andreas Benyamin Edi mengatakan, tenun ikat merupakan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang. Sayang kalau tidak dirawat dan dilestarikan secara baik.
Dengan pendasaran itu, kata Andreas, SMA Negeri 2 Maumere memberikan pelajaran khusus tentang tenun ikat kepada peserta didik.
“Sehingga tenun ikat tidak habis di level orang tua tetapi diwariskan ke anak-anak mereka,” kata Andreas saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa, 29 Agustus 2023.
Andreas menambahkan, tenun ikat juga sangat menjanjikan secara ekonomi. Para penenun bisa meraup rezeki dari tenun ikat asalkan ditekuni secara serius.
“Memilih mulok tenun ikat tradisional supaya anak-anak yang tamat bisa berbuat sesuatu di masyarakat,” kata Andreas.
Menurutnya, menenun bisa menjadi modal bagi peserta didik saat hidup di tengah masyarakat. Karena hanya orang yang memiliki keterampilan saja yang bisa hidup di masa depan.
“Ketika ia tamat ia bisa menghasilkan nilai ekonomi dan dengan sendirinya ia bisa melestarikan budaya yang ada di Sikka,” tandasnya.
Hal yang sama disampaikan guru pendamping mulok tenun ikat, Emirensiana D. N. Bela. Baginya, menenun menjadi salah satu keterampilan yang dituntut pada masa mendatang.
Dalam pelaksanaan, kata Emirensiana, pendidikan tenun ikat diberikan kepada siswa kelas XI dan kelas XII. Mereka mendapatkan materi tentang alat tenun hingga motif-motif tenun.
Emirensiana berkata, praktik menenun mendapat porsi lebih banyak. Para siswa belajar mulai dari proses ikat pola motif, celup pewarna, hingga proses tenun itu sendiri.
“Anak-anak antusias. Dan kita harapkan mereka menenun tidak berhenti di sini. Mereka bisa menenun kalau sudah tidak di sini lagi,” pesan Emirensiana.
Jurnalis Warga: Aloysia Stevania Toni (Mahasiswa Unipa Maumere)