14 Orang Meninggal Akibat Rabies di TTS, Masuk Kategori Kejadian Luar Biasa

SoE, Ekorantt.com Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan, hingga kini populasi anjing di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) tercatat mencapai 70.000 ekor.

Tercatat pula sejak Mei 2023, setidaknya sudah ada 14 orang meninggal akibat rabies. Hal ini masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB)

“Oleh karena itu hari ini BNPB diberi mandat oleh pemerintah pusat untuk laksanakan vaksinasi. Target kita tiga bulan agar kasus ini selesai,” tegas Suharyanto kepada awak media saat meninjau kegiatan satuan tugas (Satgas) KLB rabies di Rumah Jabatan Bupati TTS pada Rabu, 31 Januari 2024.

Ia mengaku telah melakukan rapat tingkat menteri dan membentuk serta menetapkan Satgas KLB rabies. Operasi penanganan rabies oleh Satgas telah dimulai sejak akhir 2023 lalu.

iklan

Ia pun berharap agar wabah rabies di TTS tidak berkembang ke kabupaten lain di NTT. Berharap pula agar hambatan di daerah bisa dikoordinasikan dan diselesaikan secara bertahap.

BNPB telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTT untuk menyalurkan sejumlah anggaran penanganan rabies.

Sedangkan untuk tenaga di lapangan sebagai pemberi vaksinasi rabies, kata dia, dapat dikoordinasikan bersama Dinas Kesehatan bersama unsur TNI atau Polri.

“Untuk pemberian vaksin dititik-beratkan pada anjing sebagai upaya pencegahan. Terkait kesulitan air, kepada bapak bupati agar mengajukan pembuatan sumur bor yang juga telah disampaikan oleh bapak penjabat gubernur yang akan mengkoordinasi hal ini agar segera diakomodasi,” jelas Suharyanto.

Di tempat yang sama, Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G.L. Kalake menegaskan, wabah rabies harus segera ditindak tegas agar tidak meluas ke daerah lain.

Karena itu, Ayodhia berharap agar masyarakat yang memelihara anjing segera memberi vaksinasi untuk menekan kasus rabies.

“Sudah terdapat 14 korban meninggal dunia akibat wabah rabies, oleh karena itu harus diambil tindakan tegas, ini harus kita monitor terus menerus agar tidak meluas di kabupaten atau daerah lain,” katanya.

Vaksin Terbatas

Bupati TTS Egusem Pieter Tahun menjelaskan, KLB rabies telah terdeteksi di TTS sejak Mei 2023 lalu.

Menurut dia, sejumlah langkah penanganan telah dilakukan seperti pemberian vaksin dan eliminasi di beberapa lokasi.

Meski begitu, kata Bupati Egusem, masih terkendala terbatasnya ketersediaan vaksin bagi manusia.

“Tetapi sudah kami ajukan permintaan, namun terkendala regulasi dan tenaga pemberi vaksin yang ada,” katanya.

Selain itu, Pemkab TTS juga telah membentuk tim Satgas dan telah menerima sejumlah bantuan dari Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Australia guna menekan kasus rabies di Kabupaten TTS.

“Walaupun akhir-akhir ini kasus gigitan anjing semakin meningkat,” imbuh Bupati Egusem.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA