Kopdit Pintu Air Impikan Anggota Kaya secara Jasmani dan Rohani

Nama ini juga kiranya menjadi seperti arus air yang terus mengalir ke tempat mana saja untuk memberikan kehidupan.

Maumere, Ekorantt.com – KSP Kopdit Pintu mengimpikan agar anggotanya bisa kaya secara jasmani dan rohani. Impian itu merupakan visi besar koperasi yang berpusat di Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, NTT itu.

“Misi kami itu seluruh rakyat Indonesia menjadi anggota Kopdit Pintu Air,” kata Ketua Pengurus Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano seperti dikutip Tribunflores.com, belum lama ini.

Jano mengatakan, pihaknya menawarkan koperasi sebagai wadah efektif untuk saling menolong antarwarga. Sebab Indonesia, kata dia, lahir dari budaya gotong royong.

“Kalau kita tidak terbentuk di dalam satu bentuk organisasi maka tolong menolong di sini kurang terlalu efektif,” katanya.

Berpikir agar budaya tolong menolong lebih efektif, maka pihak Jano menawarkan wadah koperasi sebagai solusinya.

Sebagaimana diulas sebelumnya nama Pintu Air lahir dari diskusi yang lumayan Panjang oleh para perintis. Pada pertemuan pertama pada 1 April 1995 para anggota perintis berkumpul dan berdiskusi mengenai nama yang pas untuk sebuah kelompok arisan atau Unit Bersama Simpan Pinjam (UBSP) di  sebuah dusun kecil bernama Rotat, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.

Pada saat itu, muncul tiga nama yang kemudian menjadi diskusi alot dari masing-masing anggota. Ada yang mengusulkan nama Wot Kokor. Ada lagi yang mengusulkan Lejong Betot dan Yakobus Jano sendiri mengusulkan nama Pintu Air.

“Wot kokor berarti datang dari kepenuhan dari sebuah ruang lingkup yang kecil dan mau bergerak keluar sedangkan lejong betot berarti bersiap merangkak untuk melangkah menjadi besar,” kata Jano kepada Ekora NTT pada akhir April 2023 lalu.

Jano menceritakan, pada minggu kedua Mei 1995, nama Pintu Air pun jadi nama koperasi yang kini telah menjadi koperasi besar.

Pertimbangan paling utama pemilihan nama ini sebetulnya adalah semacam suara protes kepada pemerintah Kabupaten Sikka yang kurang memperhatikan akses air minum kepada warga kampung di Rotat, Desa Ladogahar, Kabupaten Sikka.

“Padahal dari kampung inilah ada mata air atau dalam bahasa daerah Sikka, Wair Puan sementara air ini dialiri kepada hampir seluruh warga kota Maumere,” terang Jano.

Akan tetapi, Jano membagikan pengalamannya bahwa nama Pintu Air pun kemudian dibawakan sebagai wujud doa intensi pada perayaan Ekaristi pada hari Minggu di Gereja Stasi Rotat.

Ia berharap bahwa spirit nama ini memberikan kesejukan, kesejahteraan kepada anggotanya. Nama ini juga kiranya menjadi seperti arus air yang terus mengalir ke tempat mana saja untuk memberikan kehidupan.

“Nama ini juga menjadi semacam semangat nasionalisme bahwa Pintu Air yang lahir di sebuah dusun kecil harus menjadi pembawa kesejukan kepada semua orang di Nusantara ini untuk hidup berkoperasi,” tandasnya.

Spirit nama ini, kata Jano, kemudian menjadi pelecut bahwa Kopdit Pintu Air harus menjadi besar dan berguna bagi semua orang yang bergabung bersamanya. Langkah pertama dimulai ketika nama ini menjadi penanda bahwa di Rotat adalah tempat Kopdit Pintu Air lahir.

TERKINI
BACA JUGA