Gempur “Stunting” dengan Gerobak Cinta

Larantuka, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Flores Timur bertekad menggempur masalah stunting dari hulu sampai ke hilir. Tekad ini sudah dinyatakan dalam deklarasil bersama sejak November tahun lalu. Masalah stunting memang jadi perhatian Pemerintah Pusat untuk meningkatkan taraf hidup generasi Indonesia menjadi lebih sehat.

Menjawabi upaya untuk memberantas stunting ini Pemerintah Kabupaten Flores Timur bekerjasama dengan Yayasan Pengakjian dan Pengembangan Sosial (YPPS) Flotim dan Stichting Nederlandse Vrijwilligers (SNV) menggelar Deklarasi Flores Timur Gempur Stunting.

“Kita gemparkan Flores Timur untuk gempur Stunting,” pekik Anton Hadjon penuh semangat.Targetnya adalah  Flotim bebas stunting tahun 2023.

Menurut Anton Hadjon, jumlah kasus stunting di Flotim sebanyak 29,09 persen. Ini lebih rendah dibandingkan dengan angka stunting tingkat Provinsi NTT, namun masih tinggi dibandingkan dengan target nasional.

“Masih tingginya angka stunting di Flores Timur dapat menghambat misi pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk selamatkan orang muda pada 10-20 tahun ke depan. Karena itu, pemerintah Kabupaten Flores Timur terus bekerja keras memperbaiki pangan dan gizi. Salah satu target adalah menurunkan angka stunting,” lanjut Anton Hadjon.

Lebih lanjut Ia mengajak seluruh masyarakat Flotim untuk sama-sama bergerak menggempur stunting dari hulu ke hilir.

Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes RI, Ir. Doddy Izwardy, MA, mengatakan bahwa stunting masih menjadi masalah serius yang selalu dibicarakan di tingkat nasional. Angka stunting di Provinsi NTT masih menjadi yang tertinggi, yakni 37,2 % sejak tahun 2013.

Menurutnya, ada 3 persoalan pokok dalam mengatasi stunting yakni pangan, gizi dan kesehatan.

“Jika ketersediaan pangan kita cukup tetapi masih ada masalah pada gizi dan kesehatan di masyarakat maka akan berpengaruh pada sulitnya kita menggempur stunting. Sementara masalah kesehatan yang masih kita alami adalah angka kematian ibu, angka kematian bayi dan angka kesakitan balita,” terangnya.

Gerobak Cinta

Menjawabi upaya penanganan stunting setiap desa di kabupaten Flores Timur diarahkan untuk menunjukan perhatian yang serius. Di desa Boru upaya penggempuran masalah stunting dikenalkan dengan program Gerobak Cinta.

Siti Hayon, Ketua PKK Desa Boru menjelaskan bahwa pihaknya memang menjalankan secara maksimal. Belum genap satu tahun berjalan masalah stunting di desa Boru pun langsung menurun drastis. Sisa bayi yang mengalami stunting tinggal delapan orang, demikian tutur Siti.

Menurut Siti, gerobak cinta yang dinamakan untuk menggempur masalah stunting mengandung spirit pelayanan kepada anak-anak penderita stunting. Jadi kami menyiapkan aneka menu mulai dari nasi, lauk segar sampai dengan jus kelor dan buah-buahan segar yang wajib dikonsumsi.

Aneka menu makanan ini dimasak oleh tim dari PKK dan dihantar dengan semangat cinta kepada anak-anak yang mengalami stunting. Kami menemani makan bersama si penderita stunting. Semuanya kami lakukan dengan penuh kasih. Jadi kami menamkannya dengan Gerobak Cinta. Urai Siti dengan bangga.  

Menurut Siti Gerobak Cinta ini memang sungguh sangat membahan gemanya sejak dideklarasikan pada penghujung 2018 tersebut, pihak Pemda Flotim lalu melakukan intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada sekitar 2000-an anak (stunting) dibawa 2 tahun, dan ibu hamil, 3 kali sehari selama 90 hari.

Pelayanan kasih penuh cinta itu lah yang dinamakan Gerobak Cinta. Sementara intervensi lainnya masuk dalam Rembuk Stunting itu.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA