ARTIKUJT E FUNDIT

Kasihanilah Abdul Somad!

0

Oleh Dominggus Koro*

Sungguh masyhur Abdul Somad. Ia kerap tampil di televisi dan diwartakan di berbagai media daring. Nama dan wajahnya akrab di ingatan orang ramai. Ia pesohor di panggung agama.

Ustadz Abdul Somad. Pas betul sarjana tamatan Al Azhar, Mesir, berada di panggung ini. Sebutan bahasa Arab di depan namanya menunjukan kapasitas keilmuan dia. Ia kompeten mengajar, fasih melisankan isi teks-teks agama. Pendeknya, ia piawai berdakwah, yakni mengajak orang kepada Islam.

Saya pernah menyaksikan dia pada acara dakwah di sebuah televisi nasional, juga dua tiga kali di Youtube.  Ia punya daya pikat dalam cara menyampaikan cerita, pesan, dan ide. Wajah dan mimiknya yang lucu menambah greget magentik bagi hadirin dan pemirsa. Ia, oleh karena ini, memiliki banyak follower di seantero Indonesia.

Itulah Somad, juruwarta agama yang sangat mumpuni. Ia orang yang asyik untuk didengar, menghibur, dan meneguhkan. Terlepas setuju atau tidak isi omongannya, videonya bagus untuk ditonton. Termasuk yang viral menjelang perayaan 17 Agustus 2019, di mana ia bicara tentang salib.

(Mungkin) ada seorang ibu bertanya dan ia menjawab, “Apa sebabnya ustad, kalau melihat salib, menggigil hati saya? Setan….” Tuan dan puan, saya mengutip video untuk bahasan di forum terbatas ini.

Sedikit kutipan lagi, “Apa sebabnya kata ibu itu, mirip macam gini. Saya terlalu terbayang salib, nampak salib. Jin kafir sedang masuk. Karena di salib itu ada jin kafir. Dari mana masuknya jin kafir? Karena ada patung. Kepalanya ke kiri apa ke kanan? Nah, ada yang ingat, kan? Nah, itu ada jin di dalamnya. Jin kafir. Di dalam patung itu ada jin kafir.”

Apakah Somad salah berkata demikian? Tidak. Tugas dia memang menghibur sekaligus meneguhkan hati para pendengarnya. Memastikan pemahaman dan praktik saudara-saudara kita Muslim selaras dengan Surat Ali Imran [3]:19), “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” Dan, [3]:85), “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”

Sebagai pesohor, ia memikul beban berat, bagaimana supaya pengikutnya tetap terhibur dan tidak berkurang jumlahnya—bertambah boleh. Diksi kafir, patung dan jin berfungsi sebagai sabu-sabu, agar terus tampil prima dan meyakinkan. Ini nasib orang beken; gemerlap dengan segenap simbol yang melekat di diri, tapi hampa jiwa. Ia akan terus begini seumur hayatnya, terlebih karena ada rujukan di teks agama.

Somad menderita. Ia lelah dan sakit. Jangan lagi bully dia. Jiwanya kerontang, tiada lembab kasih yang merangkul dan pengertian yang mengatasi perbedaan “kulit” agama. Punggungnya sarat tumpukan kitab suci, tapi tidak mensucikan dan melembutkan jiwanya. Ia hanya pemikul pustaka belaka. Sapa dia dengan bahasa cinta. Sadari, yang bikin dia bisa melakoni tugasnya adalah Hyang Maha Ada juga—kesadaran ini membersihkan batin dari kotoran benci, amarah, penghakiman dan klaim-klaim murahan.

Ah, tentang kafir dan patung, saya ingat kisah dalam hidup Swami Vivekananda. Spiritualis pengembara dan pejuang India panutan Bung Karno itu pernah menyadarkan seorang penguasa yang menghina cara dan sarana peribadatan Hindu.

Awal 1891, ia menemui Mangal Singh, penguasa Alwar (sekarang Rajasthan). Sang raja mencemoohnya, “Swamiji, saya dengar anda seorang terpelajar. Kenapa anda sia-siakan hidup dengan mengembara dan mengemis?”

“Maharaja, kenapa anda mengabiskan waktu untuk kesenangan berburu dan mengabaikan tugas-tugas sebagai pemimpin?”, jawab sang Swami—artinya ia yang telah menaklukan ego, melampaui pikiran, keinginan dan kesadaran rendah serta seluruh indra. Semua yang hadir di istana terkejut mendengar pertanyaan lugas ini. “Saya suka dan menikmatinya,” jawab Mangal dan, lanjutnya, “Bukankah kalian bermeditasi dan melakukan pemujaan dengan alasan yang sama?”

Dinding istana Alwar dipenuhi hiasan dari binatang buruan. Raja Mangal bangga dengan kemampuannya berburu. Vivekananda mengkritik dia, “Seekor hewan tak membunuh hewan lain bila tidak perlu, kenapa anda membunuh mereka demi kenikmatanmu? Tindakanmu tidak bermakna.”

“Kalian menyembah berhala. Saya tidak percaya pada berhala. Saya tidak menyembah pohon, tanah, batu, atau logam. Semuanya tidak berarti,” lagi raja itu mengolok Vivekananda.

Tersenyum dan tenang Vivekananda minta pelayan mengambil lukisan ayah Mangal yang dipajang di istana. Tanpa ragu ia meminta lukisan itu diludahi. Semua yang hadir diam, memandangi raja mereka dengan takut dan bingung.

Ia mengulangi perkataannya, “Ludahi lukisan ini! Siapa saja boleh.” Kali ini ada yang berteriak, “Apa yang Swami lakukan? Jangan, Swami. Ini lukisan raja kami. Kami tidak boleh melakukan penghinaan.”

Vivekananda menjelaskan, “Ini hanya selembar kertas, benda mati, tidak bernyawa. Tetapi kalian menolak untuk meludahinya. Kalian menghormatinya, seperti yang kalian lakukan terhadap raja, karena lukisan ini merupakan bayangan rajamu.”

Ia berpaling ke Mangal Singh, katanya, “Lihat, Maharaja, ini lukisan Baginda Raja, ayah anda. Lukisan ini simbol, mengingatkan dan membuat anda merasakan kehadirannya. Pun demikian puja yang dilakukan seorang Hindu dengan sarana pratima. Ini menyangkut anubhuti, rasa dan kesadaran akan kehadiran Hyang Suci dan Mulia.

Singkat cerita, Mangal Singh menyadari kesalahapahamannya atas makna pemujaan yang sebenarnya. Ia minta maaf atas penghinaan yang telah diperbuatnya kepada Vivekananda. Juga ia berterima kasih atas pelajaran spiritual yang diperolehnya. Sanyasi itu tinggal beberapa hari di Alwar atas permintaan sang raja.

Persis seperti penjelasan Vivekananda, salib, pratima Yesus dan Bunda Maria pun merupakan perwujudan simbol kesucian dan kemuliaan. Salib mengingatkan orang Kristen akan pengorbanan Yesus, memberi diri kepada sesama demi kasih. Kasih adalah keadaan batin yang nirmala, dan demi ini seorang Kristen mesti menggantung ego dan nafsu serta keinginan rendahan di salib`

Tentang devosi kepada Bunda Maria, saya kutip apresiasi Gandhi. Ia tulis dalam otobiografinya, “Orang akan berubah, bersikap penuh rasa hormat ketika melihat orang lain berlutut di depan pratima Sang Perawan. Rasa ini terpatri dalam diri saya, bahwa berlutut dan berdoa bukan penyembahan berhala. Para pemeluk teguh yang bersimpuh itu tidak sedang memuja marmer atau batu, tapi terbakar oleh semangat devosi kepada kesucian dan keilahian dalam rupa simbol. Saya bisa merasakan pemujaan ini tidak merendahkan, tapi memuliakan Tuhan.”

Ustadz Somad tetap berkukuh ini berhala? Baik, tapi apa salahnya bila cara dan sarana peribadatan begini bikin manusia sadar akan kemahahadiran Hyang Suci dan Lembut di mana-mana? Manusia berwelas asih, merawat kohesi sosial dan harmoni dalam kebhinekaan. Dengan kata lain, manusia jadi pancasilais. Tidak salah, bukan?

Devosi dengan sarana salib, pratima Bunda Maria dan Yesus melembabkan jiwa dengan kasih. Lalu, manusia bisa memberi dari kepunyaannya; yang punya kasih membagikan kasih, yang bergelimang benci menebarkan terik angkara dan penghinaan. Maka, kasihi dan kasihani Somad—penderita kekeringan jiwa.

Referensi:

  1. Swamivivekanandaquotesgarden.blogspot.com
  2. Gandhi, M.K; An Autobiography OR The Story of My Experiment With Truth (1927), hal 71.

*Warga Maumere, Flores

BBKSDA NTT Tangkap Enam Pelaku Penebangan Liar Kayu Jati di Kabupaten Kupang

0

Kupang, Ekorantt.com – Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur, Arief Mahmud mengatakan, pihaknya berhasil menangkap enam orang pelaku penebangan liar kayu jati.

Penangkapan tersebut dilakukan pada 19 Februari 2024, sekitar pukul 23.58 Wita, di Kawasan Hutan Produksi Mutis Timau yang berbatasan dengan kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Bipolo, Kabupaten Kupang.

Operasi penangkapan bermula setelah pihak BBKSDA menerima laporan dari masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan sebuah truk bermuatan kayu di kawasan hutan pada pukul 20.45 Wita pada hari yang sama.

Petugas segera menindaklanjuti laporan tersebut. Pada pukul 23.58 Wita, mereka menemukan truk yang sedang memuat kayu ilegal. Aktivitas ini langsung dihentikan, dan barang bukti diamankan oleh petugas Konservasi Wilayah Bipolo.

“Petugas temukan aktivitas memuat kayu ilegal ke dalam truk pada pukul 23.58 Wita. Aktivitas langsung dihentikan, dan barang bukti diamankan,” kata Arief kepada EkoraNTT, Sabtu, 22 Februari 2025.

Setelah diamankan, para pelaku dibawa ke Kantor Resor Bipolo untuk dimintai keterangan. Mereka juga menunggu kedatangan tim BBKSDA NTT.

Penanganan kasus ini dilakukan berkoordinasi dengan Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPPH LHK) Seksi Wilayah III Kupang.

Pada pukul 06.30 Wita, para pelaku dipindahkan ke kantor Gakkum LHK untuk proses hukum lebih lanjut.

Arief mengatakan, barang bukti yang diamankan di lokasi kejadian terdiri dari satu unit truk yang berisi 15 batang kayu jati ilegal, 64 batang kayu jati yang belum dimuat, serta satu unit telepon genggam.

Di lokasi, petugas juga mencatat adanya 27 tunggak pohon jati. Dari sebaran kayu bulat dan posisi tunggak, petugas menduga ada kayu yang sudah diangkut dari lokasi kejadian.

Petugas telah melakukan beberapa langkah, di antaranya pemeriksaan di lokasi kejadian, pembuatan berita acara, serta koordinasi dengan Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) setempat dan BPPH LHK. Selain itu, penyusunan laporan kejadian serta serah terima pelaku dan barang bukti juga telah dilakukan.

Kasus ini telah disimpulkan memenuhi syarat untuk ditingkatkan ke tahap penyidikan setelah Gelar Perkara pada 21 Februari 2025, yang menyimpulkan bahwa unsur pidana telah terpenuhi. Dalam gelar perkara tersebut, turut hadir dan memberikan asistensi Korwas Polda NTT.

Arief mengatakan, pihaknya akan mengembangkan kasus ini untuk mencari aktor pelaku utama dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam tindak pidana kehutanan ini.

“Proses hukum akan terus dipantau untuk memastikan keadilan dan efek jera bagi pelaku,” tegasnya.

Ia mengonfirmasikan adanya upaya suap oleh oknum aparat tertentu yang berusaha mengklaim bahwa kayu yang diamankan adalah miliknya.

Arief menegaskan, tidak ada penganiayaan terhadap pelaku.

“Luka di kepala tiga orang pelaku disebabkan oleh benturan saat memuat kayu ke truk, bukan akibat penganiayaan,” jelasnya.

Proses penangkapan, lanjut Arief, telah dilakukan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, dan para pelaku langsung diserahkan ke pihak berwenang tanpa melalui penahanan di kantor BBKSDA NTT.

Arief mengimbau agar masyarakat terus melaporkan pelanggaran lingkungan yang berkaitan dengan pencurian kayu, perburuan satwa liar, atau peredaran hasil hutan ilegal melalui call center BBKSDA NTT di nomor 0811 3810 4999 atau email bbksdantt@gmail.com.

Pengukuhan Guru Profesional PPG Unika St Paulus Ruteng, Guru Jadi Nakhoda di Era Digital

0

Ruteng, Ekorantt.com – Menjadi seorang guru di era digital ibarat menjadi nakhoda yang mengarungi samudera luas. Teknologi ibarat ombak besar yang kadang menghantam, namun juga membawa kita melaju lebih cepat.

Pesan ini mengemuka dalam acara Pengukuhan Guru Profesional Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tertentu Tahap III Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng yang diikuti oleh 1.010 guru.

Acara pengukuhan ini berlangsung di Aula Gedung Utama Timur Lantai V kampus Unika Santu Paulus Ruteng pada Sabtu, 22 Februari 2025.



Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, Pastor Agustinus Manfred Habur, dalam sambutannya menekankan, seorang guru lebih dari sekadar pengajar.

“Sebagai guru, Anda tidak hanya memegang kemudi, tetapi juga menjadi bintang penunjuk arah bagi generasi muda kita,” katanya.

Pastor Manfred menambahkan, para guru adalah pelukis masa depan, dan kuas yang mereka pegang adalah transformasi, kolaborasi, dan karakter.

Transformasi, menurutnya, berarti bahwa seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mentransformasi.

“Anda membantu siswa tidak hanya memahami pelajaran, tetapi juga menemukan potensi mereka. Anda adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang menciptakan perubahan kecil setiap hari, tetapi dampaknya menggema sepanjang hidup mereka,” ujarnya.

Selain itu, kolaborasi juga menjadi kunci dalam dunia yang semakin terhubung ini. Seperti semut yang bekerja bersama untuk membangun sarangnya, seorang guru dipanggil untuk bekerja sama dengan sesama guru, orang tua, bahkan teknologi.

“Dalam kolaborasi, kita menemukan kekuatan yang lebih besar, solusi yang lebih kreatif, dan komunitas belajar yang lebih bermakna,” jelasnya.

Namun, Pastor Manfred mengingatkan karakter adalah hal yang paling penting. Dunia digital, meskipun penuh potensi, juga bisa menjadi pisau bermata dua.

Sebagai penjaga moralitas, integritas, dan nilai-nilai kemanusiaan, seorang guru harus menjadi jangkar yang menjaga anak-anak tetap berakar pada nilai luhur meskipun dunia terus berubah dengan cepat.

“Seorang guru adalah penjaga yang memastikan anak-anak kita tetap teguh pada nilai-nilai luhur dalam dunia yang semakin digital,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unika Santu Paulus Ruteng, Pastor Yohannes Maryano Dangku, menyampaikan bahwa kontribusi termulia seorang guru adalah membentuk peserta didik menjadi pribadi yang “kreatif, inovatif, mandiri, dan responsif.”

Profesionalisme seorang guru, menurutnya, menuntut keterampilan yang mumpuni dalam mendidik peserta didik agar menjadi individu yang kompetitif dan produktif.

Namun, Pastor Yohannes juga mengingatkan, meskipun tuntutan jumlah jam mengajar untuk memenuhi syarat tunjangan sertifikasi seringkali menjadi target, keadilan kemanusiaan tetap memanggil para guru untuk membantu peserta didik yang belum lancar dalam keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.

“Bapak ibu lulusan PPG menjadi barisan terdepan untuk mewujudkan ini,” ujarnya menutup sambutannya.

Acara pengukuhan ini mencakup lulusan dari berbagai bidang studi, antara lain Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan 803 orang, Pendidikan Bahasa Inggris dengan 88 orang, dan Pendidikan Matematika dengan 119 orang. Kelulusan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan para guru untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Indonesia.

Lupa Matikan Kompor, Rumah Warga di Ende Ludes Terbakar

0

Ende, Ekorantt.com – Sebuah rumah di RT 20, Kelurahan Kelimutu, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende ludes terbakar pada Sabtu, 22 Januari 2025 sekitar pukul 10.00 Wita.

Anggota Bhabhinkamtibmas Kelimutu, Sefrin Kelly mengatakan rumah milik seorang janda, Arsad Ndewi (43).  Sumber api berasal dari dapur. Diduga, kompor yang sebelumnya dipakai anaknya lupa dimatikan sehingga terjadi ledakan.

“Karena terburu-buru anaknya lupa mematikan kompor,” kata Sefrin.

Saat kejadian, Arsad berada di dalam kamar karena sedang sakit. Ia dikagetkan dengan bunyi ledakan api yang berasal dari dapur, kata Sefrin.

“Ia (Arsad) langsung bangun dan melihat api yang menyala sudah merambat ke dinding rumah. Ia langsung keluar melalui jendela untuk menyelamatkan diri dan meminta tolong kepada warga setempat,” jelas Sefrin.

Warga datang membawa peralatan seadanya, sehingga proses pemadaman mengalami kesulitan. Sementara mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi setelah bangunan rumah beserta isinya ludes terbakar.

Sefrin menambahkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, korban mengalami trauma dan kerugian material yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Saat ini, Arsad beserta kedua anaknya tinggal sementara di rumah keluarga.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Ende, Yulius Riwu, kepada Ekora NTT pada Sabtu malam, mengatakan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan Damkar terkait kejadian tersebut.

“Soal penanganan, itu kita harus lakukan pendataan dulu terkait dengan hal-hal yang dibutuhkan saat ini, mungkin hari Senin baru bisa,” ujarnya.

Ikada Ende Harap Kepemimpinan Deo-Do Rangkul Semua Golongan

0

Ende, Ekorantt.com – Ikatan Keluarga Ngada (Ikada) di Kabupaten Ende mengharapkan kepemimpinan Bupati Yosef Benediktus Badeoda dan Wakil Bupati Dominikus Minggus Mere atau Deo-Do merangkul semua golongan. Tidak boleh hanya mementingkan kelompok atau golongan tertentu.

“Saya sangat mengharapkan tidak hanya untuk orang Ngada tetapi siapa saja yang tinggal di Ende harus memberikan ruang yang sama di setiap aspek kehidupan,” tutur Ketua Ikada Ende, Rafael Bale pada sela-sela perayaan Reba di kompleks Syuradikara, Jumat, 21 Februari 2025.

Menurutnya, tagline ‘Ende Baru’ memuat spirit agar kesejahteraan setidaknya bisa dirasakan dan dinikmati oleh semua orang, tanpa terkecuali.

Begitu pula adanya ketegasan dalam memimpin dan lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Rafael berharap, dalam kepemimpinan yang baru, tidak ada perbedaan antara warga pendatang dengan penduduk asli.

“Kiranya pak bupati dan pak wakil bupati, dikotomi yang namanya ata mai (pendatang) dan ata mera (penduduk asli) dihilangkan di bumi rahimnya Pancasila karena kita merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dibedakan,” ujarnya.

Rafael berkata, Ikada Ende berkomitmen untuk mendukung kebijakan dan program pemerintahan di bawah kepemimpinan Deo-Do selama lima tahun ke depan.

Ikada sendiri pun akan terlibat untuk mendukung program pemerintah, termasuk dalam urusan seni budaya.

Ombudsman NTT Ingatkan Kepala Daerah Baru Kurangi Perayaan Berlebihan

0

Ruteng, Ekorantt.com – Kepala Perwakilan Ombudsman Nusa Tenggara Timur (NTT), Darius Beda Daton, mengingatkan kepala daerah yang baru saja dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mengurangi perayaan berlebihan, seperti pesta, syukuran, dan penjemputan yang memerlukan pengeluaran besar.

Menurutnya, pengeluaran tersebut sebaiknya dialihkan untuk kepentingan pelayanan masyarakat yang lebih mendesak.

“Pesta sudah selesai, saatnya bekerja dan melayani. Waktu lima tahun itu sangat cepat,” ujar Daton dalam keterangan yang diterima Ekora NTT, Sabtu, 22 Februari 2025.

Daton mengingatkan, kepala daerah harus bersikap empati terhadap kondisi sebagian besar masyarakat, terutama mereka yang tergolong miskin dan miskin ekstrem.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di NTT per September 2024 tercatat sebanyak 1,11 juta jiwa, meskipun mengalami penurunan sebesar 19.630 jiwa dibandingkan dengan survei sebelumnya pada Maret 2024.

Daton juga mengucapkan selamat kepada 22 kepala daerah yang baru saja dilantik pada Kamis, 20 Februari 2025 di Istana Negara.

Menurut dia, menjadi kepala daerah pada periode ini jauh lebih menantang dibandingkan sebelumnya, mengingat kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan terbatasnya anggaran yang diterima dari pusat.

“Semoga tetap semangat melayani dalam segala keterbatasan yang ada,” ujarnya.

Selain itu, Daton memberikan saran agar kepala daerah melakukan konsolidasi birokrasi di daerah masing-masing.

Proses pemilihan kepala daerah yang kompetitif sering kali menyebabkan birokrasi terpecah, sehingga penting untuk menyatukan dan merangkul seluruh birokrat yang ada.

Hal ini, menurut Daton, sangat penting agar birokrasi dapat menjalankan visi misi kepala daerah dengan efektif.

“Jangan biarkan birokrat terus berkeping-keping hingga lima tahun. Hal ini dapat mengganggu pencapaian visi misi yang telah dirancang,” tambah Daton.

Ia menekankan pentingnya efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), khususnya pada belanja operasional.

Anggaran harus lebih diarahkan untuk pelayanan publik, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.

“Efisiensi dimulai dari rumah jabatan kepala daerah sebagai teladan utama yang selanjutnya harus diikuti oleh seluruh perangkat daerah masing-masing,” pungkasnya.

Sebagai informasi, kepala daerah yang baru dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto adalah 22 kepala daerah di NTT, termasuk Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena – Johni Asadoma, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang, Christian Widodo – Serena Francis.

Bupati dan wakil bupati Kabupaten Kupang Yosef Lede – Aurum Titu Eki. Kemudian bupati dan wakil bupati Timor Tengah Selatan Eduard Markus Lioe – Johny Army Konay.

Bupati dan wakil bupati Timor Tengah Utara Yosep Falentinus Delasalle Kebo – Kamilus Elu. Bupati dan wakil bupati Malaka Stefanus Bria Seran – Henri Melki Simu. Bupati dan wakil bupati Rote Ndao Paulus Henuk – Apremoi Dudelusy Dethan.

Lalu, bupati dan wakil bupati Alor Iskandar Lakamau – Rocky Winaryo. Bupati dan wakil bupati Sabu Raijua Krisman Riwu Kore – Thobias Uly.

Bupati dan wakil bupati Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali – Yonathan Hani. Bupati dan wakil bupati Sumba Tengah Paulus Karugu Limu – Marthinus Umbu Djoka. Bupati dan wakil bupati Sumba Barat Daya Ratu Wulla – Dominikus Rangga Kaka. Bupati dan wakil bupati Sumba Barat: Yohanis Dade – Thimotius Tede Ragga.

Bupati dan wakil bupati Manggarai, Herybertus Gradus Laju Nabit – Fabianus Abu. Bupati dan wakil bupati Manggarai Barat Edistasius Endi – Yulianus Weng. Bupati dan wakil bupati Manggarai Timur Agas Andreas – Tarsisius Sjukur, Kabupaten Ngada; Raymundus Bena – Bernadus Dehy Ngebu.

Selanjutnya bupati dan wakil bupati Ende Yosef Benediktus Badeoda – Dominikus Minggu. Bupati dan wakil bupati Lembata Kanisius Tuaq – Muhamad Nasir.

Bupati dan wakil bupati Nagekeo Simplisius Donatus – Gonzalo Gratianus Muga Sada. Bupati dan wakil bupati Flores Timur Antonius Doni Dihen – Ignasius Boli, dan bupati dan wakil bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago – Simon Subandi Supriadi.

Panen Perdana, Kelompok Budi Daya Ikan Sahabat Lele Bethesda Jual Lebih dari 400 Kilogram Ikan

0

Kupang, Ekorantt.com – Kelompok Budi Daya Ikan Sahabat Lele Bethesda sukses melakukan panen perdana ikan lele pada Jumat, 21 Februari 2024.

Panen ini merupakan hasil dari pembudidayaan ikan lele yang telah dilakukan selama lebih dari tiga bulan di lokasi pembudidayaan yang terletak di Jalan Mentari RT 15/RW 5, Kelurahan Maulafa, Kota Kupang.

Imanuel Koilham, Ketua Kelompok Budi Daya Ikan Lele Bethesda, menjelaskan bahwa kelompoknya adalah salah satu dari tiga kelompok yang terpilih untuk menerima bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Ada empat kelompok yang menerima program reguler dari kementerian di seluruh Indonesia untuk tahun 2024, dan salah satunya adalah kelompok kami,” kata Imanuel saat ditemui oleh Ekora NTT di Kupang.

Mereka memulai proyek pembudidayaan dengan menyiapkan lahan seluas 16×13 meter dan sumber air.

Selanjutnya, mereka melakukan pembangunan tempat pembudidayaan hingga akhirnya menerima bantuan berupa bibit ikan lele, pakan, dan perlengkapan lainnya dari kementerian.

Melalui program ini, kelompok Budi Daya Ikan Lele Bethesda menerima 15 ribu bibit ikan lele, enam bak penampung atau kolam, serta pakan untuk dua kali masa pembudidayaan.

“Kami menggunakan teknologi terbaru dalam pembudidayaan, bahkan tenaga teknis dari kementerian juga turun tangan langsung untuk membantu pembangunan tempat pembudidayaan,” jelas Imanuel.

Ia mengatakan, program ini telah memberikan banyak ilmu kepada kelompoknya mengenai cara budidaya ikan lele yang benar.

Selama tiga bulan persiapan hingga panen, Kelompok Budi daya Ikan Sahabat Lele Bethesda mendapat bimbingan dan pendampingan dari petugas penyuluh Dinas Perikanan dan Kelautan Pemerintah Kota Kupang.

“Kami berharap pemerintah dapat terus mendampingi kelompok kami, tidak hanya saat menerima bibit dan melakukan panen perdana, tetapi juga di masa-masa berikutnya,” ujar Imanuel.

Pada panen perdana, Kelompok Budi Daya Ikan Sahabat Lele Bethesda berhasil menjual lebih dari 400 kilogram ikan lele yang dibudidayakan dalam enam bak penampung.

Imanuel menyebutkan bahwa harga jual perdana ikan lele ini adalah Rp35 ribu per kilogram, dan setelah itu, harga jual akan kembali ke harga normal sekitar Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram.

Ia mengakui, hasil penjualan perdana ini memberikan dampak positif bagi ekonomi seluruh anggota kelompoknya.

“Program ini sangat membantu ekonomi kami, dan kami berharap bisa terus berkembang ke depannya,” tambah Imanuel.

Ikatan Keluarga Ngada di Ende Rayakan Pesta Reba

0

Ende, Ekorantt.com – Ikatan keluarga Ngada (Ikada) di Kabupaten Ende menyelenggarakan pesta reba sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, alam, dan leluhur.

Upacara budaya yang diawali dengan misa di kompleks SMAK Syuradikara, Jumat, 21 Januari 2025 dipimpin oleh Vikep Ende RD Edi Dopo.

“Yang kita adakan di Ende untuk mengingatkan kepada generasi yang ada di tanah rantau supaya ingat dengan budaya yang sudah diwarisi,” kata Aloysius Bhara selaku ketua panitia pesta adat reba di Ende.

Bagi masyarakat Ngada, reba merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan atas rahmat yang diberikan kepada umat manusia.

Perayaan yang dilaksanakan setiap tahun ini juga sebagai upaya untuk mengingatkan kepada generasi akan nilai-nilai yang sudah diwariskan leluhur.

Dalam perayaan itu, Aloysius menyebutkan sebanyak lebih dari 1.500 orang hadir yang terdiri dari 24 peguyuban Bajawa di Ende.

Ketua Ikada Ende, Rafael Bale mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus merayakan reba setiap tahun. Sebab, reba sendiri merupakan suatu perayaan ucapan syukur dan rasa terima kasih dari masing-masing orang kepada Tuhan dan leluhur.

Dari reba, lanjutnya, setiap orang dapat memetik nilai yang disebut ‘kita bhodha modhe ne’e soga woe, meku ne’e doa delu’.

“Artinya kita harus hidup berbaik hati dan budi, kita harus selalu membangun kebersamaan, merawat persaudaraan dengan siapa saja dalam hidup kebinekaan/kemajemukan di lingkungan, keluarga kita masing-masing di bumi Ende, Lio Nage Sare Pawe tempat lahirnya Pancasila tercinta ini. Sehingga kerja keras dan perjuangan kita mendapat berkat berlimpah dari Allah Bapa di surga dan leluhur kita,” jelas Rafael.

Dalam kesempatan itu, Rafael berterima kasih kepada semua pihak yang turut serta menyukseskan kegiatan pesta reba di Ende.

Tersangka Kasus Sumur Bor IKK Nelle Bertambah Satu Orang

0

Maumere, Ekorantt.com Kejaksaan Negeri (Kejari) Sikka kembali menetapkan satu tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pekerjaan peningkatan jaringan air bersih IKK Nelle pada Jumat, 21 Februari 2025.

Adalah YBPL selalu kuasa direktur CV. Paradise yang menjadi tersangka baru dalam kasus ini. Kini ia menjalani masa penahanan selama 20 hari di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II Kupang.

Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Sikka, Okky Prastyo Ajie mengatakan, YBPL berperan sebagai penyedia atau kontraktor yaitu kuasa direktur CV. Paradise, namun tidak melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang ditentukan dalam kontrak.

“Sehingga pekerjaan gagal, dalam hal ini sumur eksplorasi tidak terdapat air tanah dalam atau mengeluarkan air, bak reservoir 1 dan 2 belum selesai dikerjakan instalasi jaringan perpipaan sama sekali belum dikerjakan,” ujar Okky dalam keterangan pers pada Jumat, 21 Februari 2025.

Okky menjelaskan, pagu dana proyek sumur bor dan pengembangan jaringan air bersih IKN Nelle sebesar Rp1.779.954.000. Dana ini bersumber dari dana pinjaman daerah dari PT Sarana Multi Investasi (SMI) untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Kabupaten Sikka.

Dalam kasus IKK Nelle, negara merugi hingga Rp2.014.263.554. Angka itu merupakan akumulasi dari nilai kontrak Rp1.779.954.000 ditambah denda Rp991.175.160.

Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Sikka, Ina Malo mengatakan, nilai kerugian melampaui nilai kontrak karena proyek itu dinyatakan total lost (rugi total). Tidak memberikan manfaat sama sekali kepada masyarakat.

“Karena tidak ada sumber air dan tidak ada jaringan listrik. Sehingga kalau jadi pun, dia mau seperti apa, apa yang mau dibor di dalam tanah. Lagi pula proyek itu terbengkalai,” ujarnya.

Sebelumnya, Kejari Sikka telah menetapkan empat tersangka dalam kasus ini, yakni Nong Buyung Dekrasan selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Budi Akri dan Yolis M sebagai pelaksana proyek, serta YGS selaku konsultan pengawas.

Resor KSDA Betun Tindak Pelaku Pembuangan Sampah di Kawasan Suaka Margasatwa Kateri

0

Kupang, Ekorantt.com – Resor KSDA Betun berhasil menindak pelaku pembuangan sampah ilegal di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Kateri, setelah menerima laporan dari masyarakat terkait aktivitas truk dengan nomor polisi DW 8914 AM yang membuang sampah di jalan poros Betun-Nurobo pada Sabtu, 15 Februari 2024.

Warga setempat pun turut mengabadikan aksi ilegal tersebut melalui video yang kemudian menjadi bukti penting dalam penyelidikan.

Menerima informasi, Resor Betun berkoordinasi dengan perangkat desa untuk melacak truk tersebut.

Hasil investigasi mengarahkan tim ke pemilik truk atas nama Rusly di jalan Ahmad Yani, Pasar Betun.

“Saat kedatangan tim, Bapak Rusly sedang tidak berada di lokasi, namun perwakilan keluarganya menerima teguran resmi,” ungkap Kepala Resor KSDA Betun, Untung Luan, pada Jumat, 21 Februari 2025.

Tim kemudian meminta agar sampah segera diangkut kembali. Sopir truk bernama Jhon selanjutnya menghadap ke kantor Resor Betun untuk menandatangani surat pernyataan.

Bersama sopir truk, tim Resor KSDA Betun langsung bergerak mengangkut sampah yang dibuang ilegal tersebut dan mengawal truk keluar dari kawasan konservasi.

“Langkah ini dilakukan guna memastikan kelestarian lingkungan di SM Kateri tetap terjaga,” terang Untung.

Ia menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan juga Pemerintah Desa Kateri atas kerja sama dan kewaspadaan terhadap aktivitas ilegal buang sampah di kawasan KM Kateri.

Pembuangan sampah ilegal di kawasan konservasi, kata Untung, merupakan pelanggaran serius.

“Kami akan terus memperketat pengawasan dan memberikan sanksi tegas sesuai regulasi,” teganya.

Pada hari Senin 17 Februari 2025 Resor KSDA Betun dan Pemerintah Desa Kateri menindak Jhon selaku sopir untuk mengangkut kembali semua sampah-sampah di jalan poros Betun-Nurobo.

Terdapat 5 titik tempat atau area yang sering dijadikan tempat pembuangan sampah sejauh 7 kilometer. Pembersihan dan pengangkutan sampah telah dilakukan pada tanggal 18-19 Februari 2025.

“Bapak John selalu sopir menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi perbuatan yang sama,” ujarnya.

Untung mengimbau masyarakat untuk turut aktif melaporkan aktivitas mencurigakan di kawasan konservasi. Pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama demi keberlanjutan ekosistem.

PSN Ngada Matangkan Persiapan Jelang El Tari Memorial Cup di Kupang

0

Bajawa, Ekorantt.com – Juara bertahan PSN Ngada mematangkan persiapan jelang gelaran sepak bola Liga 4 NTT El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXIII 2024/2025 di Kupang yang akan dimulai pada 3 Maret 2025.

Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Ngada, Yulius Hermenegildus Kila Moi mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim manajemen dengan menunjuk Kletus Gabhe sebagai pelatih.

“Persiapan sangat baik, mulai dari pembentukan manajemen dan penunjukan pelatih,” kata Yulius di sela-sela persiapan tim PSN Ngada di Stadion Lebijaga pada Rabu, 19 Februari 2025.

Menurutnya, tim manajemen dan pelatih juga sudah menyeleksi pemain. Dalam waktu dekat, semua pemain yang masuk seleksi akan mengikuti pelatihan terpusat di Stadion Lebijaga.

“Kalau soal persiapan, kita sudah siap untuk ikut dalam pertandingan El Tari,” tuturnya.

Meskipun dengan waktu latihan terbatas, Yulius yakin tim PSN Ngada bisa mengharumkan kembali nama Kabupaten Ngada di kancah sepak bola NTT.

Pelatih PSN Ngada, Kletus Gabhe optimistis anak-anak asuhannya mampu membawa pulang piala meski dengan keadaan yang terbatas.

“Salah satu kendala, banyak pemain kita sudah banyak bergabung ke tim lain,” jelasnya.

Dia melihat ada perkembangan yang signifikan pada para pemain. Mereka menunjukkan perubahan yang sangat baik jelang perhelatan turnamen sepak bola terbesar di NTT ini.

“Makanya dalam waktu dekat kita akan adakan sesi uji coba dengan tim Flores United di Lapangan Lebijaga,” tutupnya.