ARTIKUJT E FUNDIT

Kasihanilah Abdul Somad!

0

Oleh Dominggus Koro*

Sungguh masyhur Abdul Somad. Ia kerap tampil di televisi dan diwartakan di berbagai media daring. Nama dan wajahnya akrab di ingatan orang ramai. Ia pesohor di panggung agama.

Ustadz Abdul Somad. Pas betul sarjana tamatan Al Azhar, Mesir, berada di panggung ini. Sebutan bahasa Arab di depan namanya menunjukan kapasitas keilmuan dia. Ia kompeten mengajar, fasih melisankan isi teks-teks agama. Pendeknya, ia piawai berdakwah, yakni mengajak orang kepada Islam.

Saya pernah menyaksikan dia pada acara dakwah di sebuah televisi nasional, juga dua tiga kali di Youtube.  Ia punya daya pikat dalam cara menyampaikan cerita, pesan, dan ide. Wajah dan mimiknya yang lucu menambah greget magentik bagi hadirin dan pemirsa. Ia, oleh karena ini, memiliki banyak follower di seantero Indonesia.

Itulah Somad, juruwarta agama yang sangat mumpuni. Ia orang yang asyik untuk didengar, menghibur, dan meneguhkan. Terlepas setuju atau tidak isi omongannya, videonya bagus untuk ditonton. Termasuk yang viral menjelang perayaan 17 Agustus 2019, di mana ia bicara tentang salib.

(Mungkin) ada seorang ibu bertanya dan ia menjawab, “Apa sebabnya ustad, kalau melihat salib, menggigil hati saya? Setan….” Tuan dan puan, saya mengutip video untuk bahasan di forum terbatas ini.

Sedikit kutipan lagi, “Apa sebabnya kata ibu itu, mirip macam gini. Saya terlalu terbayang salib, nampak salib. Jin kafir sedang masuk. Karena di salib itu ada jin kafir. Dari mana masuknya jin kafir? Karena ada patung. Kepalanya ke kiri apa ke kanan? Nah, ada yang ingat, kan? Nah, itu ada jin di dalamnya. Jin kafir. Di dalam patung itu ada jin kafir.”

Apakah Somad salah berkata demikian? Tidak. Tugas dia memang menghibur sekaligus meneguhkan hati para pendengarnya. Memastikan pemahaman dan praktik saudara-saudara kita Muslim selaras dengan Surat Ali Imran [3]:19), “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” Dan, [3]:85), “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”

Sebagai pesohor, ia memikul beban berat, bagaimana supaya pengikutnya tetap terhibur dan tidak berkurang jumlahnya—bertambah boleh. Diksi kafir, patung dan jin berfungsi sebagai sabu-sabu, agar terus tampil prima dan meyakinkan. Ini nasib orang beken; gemerlap dengan segenap simbol yang melekat di diri, tapi hampa jiwa. Ia akan terus begini seumur hayatnya, terlebih karena ada rujukan di teks agama.

Somad menderita. Ia lelah dan sakit. Jangan lagi bully dia. Jiwanya kerontang, tiada lembab kasih yang merangkul dan pengertian yang mengatasi perbedaan “kulit” agama. Punggungnya sarat tumpukan kitab suci, tapi tidak mensucikan dan melembutkan jiwanya. Ia hanya pemikul pustaka belaka. Sapa dia dengan bahasa cinta. Sadari, yang bikin dia bisa melakoni tugasnya adalah Hyang Maha Ada juga—kesadaran ini membersihkan batin dari kotoran benci, amarah, penghakiman dan klaim-klaim murahan.

Ah, tentang kafir dan patung, saya ingat kisah dalam hidup Swami Vivekananda. Spiritualis pengembara dan pejuang India panutan Bung Karno itu pernah menyadarkan seorang penguasa yang menghina cara dan sarana peribadatan Hindu.

Awal 1891, ia menemui Mangal Singh, penguasa Alwar (sekarang Rajasthan). Sang raja mencemoohnya, “Swamiji, saya dengar anda seorang terpelajar. Kenapa anda sia-siakan hidup dengan mengembara dan mengemis?”

“Maharaja, kenapa anda mengabiskan waktu untuk kesenangan berburu dan mengabaikan tugas-tugas sebagai pemimpin?”, jawab sang Swami—artinya ia yang telah menaklukan ego, melampaui pikiran, keinginan dan kesadaran rendah serta seluruh indra. Semua yang hadir di istana terkejut mendengar pertanyaan lugas ini. “Saya suka dan menikmatinya,” jawab Mangal dan, lanjutnya, “Bukankah kalian bermeditasi dan melakukan pemujaan dengan alasan yang sama?”

Dinding istana Alwar dipenuhi hiasan dari binatang buruan. Raja Mangal bangga dengan kemampuannya berburu. Vivekananda mengkritik dia, “Seekor hewan tak membunuh hewan lain bila tidak perlu, kenapa anda membunuh mereka demi kenikmatanmu? Tindakanmu tidak bermakna.”

“Kalian menyembah berhala. Saya tidak percaya pada berhala. Saya tidak menyembah pohon, tanah, batu, atau logam. Semuanya tidak berarti,” lagi raja itu mengolok Vivekananda.

Tersenyum dan tenang Vivekananda minta pelayan mengambil lukisan ayah Mangal yang dipajang di istana. Tanpa ragu ia meminta lukisan itu diludahi. Semua yang hadir diam, memandangi raja mereka dengan takut dan bingung.

Ia mengulangi perkataannya, “Ludahi lukisan ini! Siapa saja boleh.” Kali ini ada yang berteriak, “Apa yang Swami lakukan? Jangan, Swami. Ini lukisan raja kami. Kami tidak boleh melakukan penghinaan.”

Vivekananda menjelaskan, “Ini hanya selembar kertas, benda mati, tidak bernyawa. Tetapi kalian menolak untuk meludahinya. Kalian menghormatinya, seperti yang kalian lakukan terhadap raja, karena lukisan ini merupakan bayangan rajamu.”

Ia berpaling ke Mangal Singh, katanya, “Lihat, Maharaja, ini lukisan Baginda Raja, ayah anda. Lukisan ini simbol, mengingatkan dan membuat anda merasakan kehadirannya. Pun demikian puja yang dilakukan seorang Hindu dengan sarana pratima. Ini menyangkut anubhuti, rasa dan kesadaran akan kehadiran Hyang Suci dan Mulia.

Singkat cerita, Mangal Singh menyadari kesalahapahamannya atas makna pemujaan yang sebenarnya. Ia minta maaf atas penghinaan yang telah diperbuatnya kepada Vivekananda. Juga ia berterima kasih atas pelajaran spiritual yang diperolehnya. Sanyasi itu tinggal beberapa hari di Alwar atas permintaan sang raja.

Persis seperti penjelasan Vivekananda, salib, pratima Yesus dan Bunda Maria pun merupakan perwujudan simbol kesucian dan kemuliaan. Salib mengingatkan orang Kristen akan pengorbanan Yesus, memberi diri kepada sesama demi kasih. Kasih adalah keadaan batin yang nirmala, dan demi ini seorang Kristen mesti menggantung ego dan nafsu serta keinginan rendahan di salib`

Tentang devosi kepada Bunda Maria, saya kutip apresiasi Gandhi. Ia tulis dalam otobiografinya, “Orang akan berubah, bersikap penuh rasa hormat ketika melihat orang lain berlutut di depan pratima Sang Perawan. Rasa ini terpatri dalam diri saya, bahwa berlutut dan berdoa bukan penyembahan berhala. Para pemeluk teguh yang bersimpuh itu tidak sedang memuja marmer atau batu, tapi terbakar oleh semangat devosi kepada kesucian dan keilahian dalam rupa simbol. Saya bisa merasakan pemujaan ini tidak merendahkan, tapi memuliakan Tuhan.”

Ustadz Somad tetap berkukuh ini berhala? Baik, tapi apa salahnya bila cara dan sarana peribadatan begini bikin manusia sadar akan kemahahadiran Hyang Suci dan Lembut di mana-mana? Manusia berwelas asih, merawat kohesi sosial dan harmoni dalam kebhinekaan. Dengan kata lain, manusia jadi pancasilais. Tidak salah, bukan?

Devosi dengan sarana salib, pratima Bunda Maria dan Yesus melembabkan jiwa dengan kasih. Lalu, manusia bisa memberi dari kepunyaannya; yang punya kasih membagikan kasih, yang bergelimang benci menebarkan terik angkara dan penghinaan. Maka, kasihi dan kasihani Somad—penderita kekeringan jiwa.

Referensi:

  1. Swamivivekanandaquotesgarden.blogspot.com
  2. Gandhi, M.K; An Autobiography OR The Story of My Experiment With Truth (1927), hal 71.

*Warga Maumere, Flores

Ketua DPRD NTT Sebut NTT Darurat Kekerasan Seksual

Kupang, Ekorantt.com – Ketua DPRD Provinsi NTT, Emi Nomleni menyebut Provinsi NTT telah berada pada kondisi darurat kekerasan seksual.

Kondisi ini, kata Emi Nomleni, dikarenakan dari 3.052 narapidana di NTT dipenjara lantaran terjerat melakukan kekerasan seksual terhadap anak perempuan dan anak laki-laki.

“Angka ini sungguh memperhatikan kalau tidak mau dikatakan NTT darurat kekerasan seksual. Ini darurat kekerasan terhadap anak-anak dan perempuan,” kata Emi Nomleni saat pidato di rapat paripurna pada Senin, 5 Mei 2025.

Dia mengatakan, dari 18 rumah tahanan (Rutan) yang ada di NTT, narapidana kekerasan seksual dari rentang usia anak 12 tahun sampai 65 tahun.

Menurutnya, penyelesaian kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan di NTT tidak hanya menjadi pekerjaan pemerintah melainkan oleh semua elemen.

“Pemerintah bukan agen tunggal untuk menyelesaikan, tetapi seluruh komponen masyarakat,” ujarnya.

Politisi PDI Perjuangan ini berharap adanya pendampingan terhadap pelaku dan korban agar meminimalisir kasus ini.

“Harus ada penyelamatan terhadap perempuan dan anak dari setiap tindakan perbuatan seksual maupun kekerasan fisik lainnya,” ungkapnya.

Emi Nomleni menyoroti kasus kekerasan seksual yang dilakukan mantan Kapolres Ngada, AKBP Fajar kepada tiga anak NTT.

Dia bahkan meminta seluruh pihak untuk terus mendukung dan mengawal upaya hukum kasus ini.

“Kasus ini harus diproses hingga tuntas dengan menerapkan pasal-pasal yang memberikan rasa keadilan bagi korban dan keluarganya,” tandasnya.

Flafianus Waro Resmi Pimpin Nasdem Ende

0

Ende, Ekorantt.com – Flafianus Waro resmi menjabat Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPD) Partai Nasdem Kabupaten Ende periode 2025-2030, menggantikan Erikos Emanuel Rede.

Jabatan tersebut diperoleh melalui Surat Keputusan (SK) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem Nomor: 57-Kpts/DPP-Nasdem/IV/2025 yang ditandatangani oleh Ketua DPP Partai Nasdem Surya Paloh dan Sekretaris Jendral DPP Partai Nasdem Hermawi F. Taslim pada 21 April 2025 yang lalu.

Flafianus mengaku kaget atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Kendati begitu, dirinya siap untuk mengemban jabatan tersebut.

“Sebagai kader, saya siap menjalankan amanah ini,” terang Flafianus kepada Ekora NTT pada Senin, 5 Mei 2025 saat kegiatan Pansus LKPJ di Kantor Camat Nangapanda.

Agenda kegiatan terdekat yang dilakukan, kata Flafianus, mengikuti kegiatan rapat kerja wilayah (rakerwil) di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. Kemudian membentuk Dewan Pimpinan Ranting.

“NasDem Ende yang baru juga akan melakukan kerja-kerja politik untuk menghadapi pemilihan legislatif (Pileg) tahun 2029 mendatang,” terangnya.

Flafianus berkomitmen untuk membesarkan partai Nasdem di Ende.

Ia pun mengapresiasi Erikos Emanuel Rede atas dedikasi dan pengabdiannya selama memimpin Nasdem Ende. Erik Rede berhasil membawa Partai Nasdem ke arah yang lebih baik.

“Di masa kepengurusan sebelumnya, Pak Erik sudah buktikan eksistensi Partai Nasdem di Ende. Terbukti pada Pileg kemarin, Nasdem keluar sebagai pemenang ketiga,” terangnya.

“Sekretaris Nasdem Ende dipercayakannya kepada Armin Wuni Wasa dan bendahara dijabat oleh Maria Margaretha Rihi,” tutup Flafianus.

PMKRI Desak Kejaksaan ‘Tangkap Mafia’ Kasus Insentif Jasa Covid di Sikka

0

Maumere, Ekorantt.com – PMKRI Cabang Maumere mendesak aparat penegak hukum, polisi dan kejaksaan, untuk menangkap mafia yang terlibat dalam kasus insentif jasa covid di RSUD TC Hillers Maumere.

“Tangkap mafia-mafia kesehatan,” demikian tuntutan utama para mahasiswa yang tergabung dalam PMKRI saat demonstrasi di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin, 5 Mei 2025.

Para mahasiswa mempertanyakan keberadaan dana senilai Rp8,7 miliar yang tidak direalisasikan oleh pihak manajemen RSUD TC Hillers kepada para tenaga kesehatan (Nakes).

Ketua PMKRI Cabang Maumere, Fabianus Rowa mengatakan, insentif jasa Covid untuk para Nakes harusnya sudah terealisasi pada 2021.

Namun hingga sekarang, tidak ada kejelasan dari pihak manajemen rumah sakit dan Pemkab Sikka.

Fabianus pun mendesak Kejari Sikka untuk segera mengaudit dana itu.

“Kami mendesak Kejari Sikka untuk segera menelisik dan mengaudit lebih jauh terkait dugaan korupsi insentif jasa Covid di rumah sakit TC Hillers. Pemkab Sikka jangan menyembunyikan masalah,” ujarnya.

PMKRI Maumere, kata Fabianus, akan terus memantau kerja Kejaksaan. Persoalan ini hendaknya disikapi secara cepat.

“Kami beri waktu satu minggu kepada pihak Kejari Sikka untuk secepatnya menangkap pelaku mafia kesehatan,” ujarnya.

Menanggapi desakan mahasiswa, Kasi Intel Kejari Kabupaten Sikka, Okky Prastyo Ajie mengatakan, pihaknya telah melakukan pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) terkait persoalan insentif Covid 19 di RSUD TC Hillers Maumere.

“Dalam waktu dekat kami akan laporkan hasil pulbaket kepada rekan-rekan wartawan dan PMKRI,” kata Okky.

Okky bilang telah menerima data temuan PMKRI. Kalau data itu sinkron dengan data Kejari Sikka, maka pihaknya akan memproses secepatnya.

Kejari Sikka segera mendalami pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam persoalan ini, kata Okky.

“Selanjutnya kita akan sampaikan kepada publik,” pungkasnya.

Seminari Hokeng Raih Prestasi di Lomba Gentabelis Hardiknas Flores Timur

Larantuka, Ekorantt.com Siswa dan guru dari SMAS Seminari San Dominggo, Hokeng, menorehkan sejumlah prestasi gemilang dalam ajang Lomba Gentabelis yang digelar untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tingkat Kabupaten Flores Timur.

Kegiatan tersebut berlangsung pada 30 April hingga 2 Mei 2025 di Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur.

Dalam rilis pers yang diterima Ekora NTT pada Minggu, 4 Mei 2025, disebutkan bahwa SMAS Seminari San Dominggo berhasil meraih juara di berbagai kategori lomba, antara lain cipta puisi, musikalisasi puisi, menulis cerpen, esai, hingga menulis surat untuk Gubernur NTT.

“Keberhasilan membanggakan ini diraih berkat kerja keras dan persiapan matang dari siswa dan guru,” ujar Kepala Sekolah SMAS Seminari San Dominggo, RD. Sandro Losor.

Adapun rincian prestasi yang diraih adalah sebagai berikut Juara 1 Cipta Puisi: Hilarius Ola Muda,Juara 1 Menulis Cerpen: Ramos Tukan,Juara 2 Musikalisasi Puisi: Geral Baba, Ramos Tukan, Viko Oki, dan Senhor,Juara 1 Lomba Esai Antar Guru: Yohan Mataubana (Frater TOP),Juara 3 Lomba Esai Antar Guru: Katarina C. Karningsih,Juara 2 Menulis Surat untuk Gubernur NTT: Hilarius Ola Muda,serta Juara 5 Cipta Pantun: Sandro Awang

Romo Sandro menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian para siswa dan guru.

Ia berharap prestasi ini menjadi motivasi bagi seluruh komunitas sekolah untuk terus berkarya dan berprestasi.

“Prestasi ini diharapkan dapat memotivasi siswa dan guru lainnya untuk terus berprestasi dan mengharumkan nama sekolah. Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata komitmen SMAS Seminari San Dominggo dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Flores Timur,” ungkapnya.

Salah satu guru yang meraih juara dalam lomba esai, Yohan Mataubana, juga menyampaikan rasa syukur atas pencapaiannya.

“Saya menulis secara khusus tentang sistem pendidikan dan kompetensi guru akhir-akhir ini. Semoga tulisan saya berjudul ‘Apakah Frater Bisa Menjadi Guru?’ bisa menjadi inspirasi bagi semua orang,” ujarnya.

Sementara itu, Hilarius Ola Muda yang berhasil meraih dua penghargaan, mengaku bahwa kunci keberhasilannya adalah ketekunan.

“Saya berharap prestasi ini menjadi sumber inspirasi bagi teman-teman saya di San Dominggo. Meskipun bangunan sekolah kami belum sempurna, semangat kami untuk menggapai cita-cita tidak akan pernah pudar,” tutupnya.

Kemegahan Hardiknas di Ende Dihantui Derita Guru, Tunjangan Rp4 Miliar Belum Dibayar

Ende, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat, 2 Mei 2025, sukses menggelar perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 dengan penuh kemeriahan.

Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Pancasila itu dipimpin langsung oleh Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda, dan diwarnai dengan berbagai pertunjukan budaya dan pameran hasil karya siswa.

Salah satu momen paling mencolok dalam perayaan tersebut adalah tarian massal Gawi yang dibawakan oleh 5.000 peserta didik dari berbagai sekolah di Kabupaten Ende.

Suasana tampak meriah dan semarak, mencerminkan semangat pendidikan yang tinggi di daerah tersebut.

Namun, di balik kemegahan perayaan tersebut, tersimpan kisah pilu yang dialami para guru di Kabupaten Ende.

Hingga kini, ribuan tenaga pendidik belum menerima hak mereka berupa tunjangan profesi guru (TPG) triwulan empat tahun 2024. Bahkan, sebagian belum menerima tunjangan sejak triwulan ketiga tahun lalu.

Diberitakan sebelumnya, tercatat sebanyak 1.375 guru SD dan SMP mengeluhkan belum dibayarnya tunjangan sejak Oktober hingga Desember 2024.

Salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya mengaku bahwa ia seharusnya menerima sekitar Rp10 juta untuk periode tersebut, namun hingga pertengahan 2025, dana itu belum juga cair.

“Itu kan tahun 2024, nah sekarang sudah mau pertengahan tahun 2025, kenapa masih belum dibayar?” keluhnya, Senin 21 April 2025 lalu.

Meski demikian, ia dan guru-guru lain tetap menjalankan tugas mereka mendidik siswa tanpa henti.

Kepala Seksi dan Admin Dinas pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Beker Yermyn, membenarkan bahwa hingga kini Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) belum merealisasikan pembayaran TPG untuk triwulan tiga dan empat tahun 2024.

Ia mencatat, ada 201 guru PNS dan P3K yang belum menerima tunjangan, terdiri dari 7 guru TK, 88 guru SD, dan 106 guru SMP.

Total anggaran untuk membayar tunjangan profesi guru tersebut mencapai Rp2,37 miliar, bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik tahun 2024.

Tak hanya TPG, tunjangan khusus bagi 122 guru senilai Rp1,2 miliar serta tunjangan tambahan penghasilan (Tamsil) untuk 1.052 guru senilai Rp788 juta juga belum dibayar.

Secara keseluruhan, total tunggakan tunjangan guru di Kabupaten Ende mencapai lebih dari Rp4 miliar.

Beker menambahkan bahwa pihaknya telah mengajukan pencairan dana ke BPKAD pada 8 April 2025 melalui bendahara dinas, namun hingga saat ini belum ada jawaban resmi.

Sementara itu, Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda, saat dikonfirmasi pada 22 April lalu menyatakan bahwa pemerintah tengah menelusuri data dan berjanji akan segera menyelesaikan pembayaran.

“Untuk uang sertifikasi guru sedang kita lihat, memang sedang dicek datanya. Segera dibayar,” tegas Yosef.

Peringati Hari Perawat Sedunia, Perawat RSUD TC Hillers Gelar Pengobatan Gratis di Nangalimang

Maumere, Ekorantt.com Dalam rangka memperingati Hari Perawat Sedunia (International Nurses Day) yang jatuh pada 12 Mei 2025, Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) RSUD dr. TC Hillers Maumere menggelar kegiatan bakti sosial (baksos) berupa pengobatan gratis bagi warga Kelurahan Nangalimang, Minggu, 4 Mei 2025.

Kegiatan yang berlangsung di Kapela Stasi Sta. Martha Nangalimang ini mendapat antusiasme tinggi dari warga setempat.

Ketua Panitia Pelaksana, Martinus Hartadi, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut melibatkan berbagai tenaga kesehatan dari RSUD TC Hillers, termasuk Direktur RSUD dr. Clara Francis, para perawat, dokter umum, serta sejumlah dokter spesialis dan tenaga optik.

“Jenis pelayanan yang kami berikan meliputi pemeriksaan umum, screening kesehatan mata, screening kesehatan mental, dan kunjungan rumah bagi warga dengan gangguan jiwa (ODGJ),” ujar Hartadi.

Hartadi menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, khususnya bagi mereka yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan utama.

“Ini adalah wujud komitmen kami, para perawat, untuk hadir dan melayani masyarakat secara langsung. Kami ingin menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan jiwa dan raga, serta menunjukkan bahwa perawat bukan hanya bekerja di rumah sakit, tetapi juga hadir di tengah masyarakat,” katanya.

Lurah Nangalimang, Loy Parera, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kepedulian RSUD TC Hillers dan para tenaga kesehatan yang telah hadir dan membantu warganya.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama bagi warga kami yang selama ini kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan karena faktor ekonomi dan jarak. Kami berharap kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut di masa mendatang,” tutur Loy.

Bakti sosial ini menjadi momen penting untuk mengapresiasi peran strategis perawat dalam sistem pelayanan kesehatan.

Di tengah tantangan dunia kesehatan yang terus berubah, perawat dituntut tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga mampu menjalin hubungan empatik dengan masyarakat luas.

Bupati Sikka Resmikan SMP Negeri 46 Nangahale dan Luncurkan Program Sekolah Hijau

0

Maumere, Ekorantt.com — Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama dalam memajukan daerah. Hal ini disampaikannya saat meresmikan SMP Negeri 46 Nangahale dan meluncurkan program Sekolah Hijau di sekolah tersebut, Sabtu, 3 Mei 2025.

“Atas nama pemerintah, saya memberikan apresiasi dan penghargaan atas keterlibatan semua pihak di wilayah ini, sehingga sekolah ini bisa hadir dan menjadi bagian dari komitmen kita bersama dalam memajukan pendidikan. Tidak ada pilihan lain, pendidikan harus menjadi prioritas, karena SDM adalah ujung tombak pembangunan,” ujar Bupati Juventus dalam sambutannya.

Ia juga menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas hadirnya sekolah baru yang tidak hanya berdiri secara fisik, tetapi juga telah menunjukkan semangat inovasi dalam waktu singkat.

“Umurnya memang masih pendek, tapi inovasinya luar biasa. Sekolah akan menjadi maju jika semua stakeholder memiliki visi yang sama, semangat berinovasi, dan kemauan kuat untuk berubah,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Juventus berharap SMP Negeri 46 Nangahale dapat menjadi lingkungan belajar yang aman dan mendukung pengembangan karakter siswa.

“Sekolah ini harus membentuk bukan hanya kapasitas keilmuan, tapi yang lebih penting adalah karakter. Ini yang menjadi harapan besar kita ke depan,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPRD Kabupaten Sikka, Stefanus Sumandi, menyoroti pentingnya pemerataan pembangunan lembaga pendidikan tinggi di wilayah timur Kabupaten Sikka. Menurutnya, saat ini pengembangan pendidikan tinggi masih terkonsentrasi di Kota Maumere.

“Maumere memang berkembang sebagai kota pelajar dengan lima perguruan tinggi berdiri, tapi wilayah timur juga punya potensi luar biasa. Kita perlu satu kampus di sana agar anak-anak tidak harus jauh-jauh ke kota untuk melanjutkan pendidikan tinggi,” kata Stefanus.

Ia menilai kehadiran SMP dan SMA di wilayah timur dapat menjadi fondasi kuat bagi pembangunan perguruan tinggi berbasis potensi lokal seperti pertanian, perikanan, dan peternakan.

Saat ini, tercatat ada sembilan SMA/SMK yang siap menjadi basis calon mahasiswa, ditambah dukungan kuat dari masyarakat.

“Kalau kampus dibangun di Talibura misalnya, lahannya luas dan masyarakat siap mendukung. Ini akan membuka akses tidak hanya bagi warga Sikka timur, tetapi juga siswa dari Flores Timur dan sekitarnya,” tambahnya.

Acara peresmian tersebut turut dihadiri oleh Ketua dan anggota DPRD Kabupaten Sikka, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Germanus Goreng, Camat Talibura, para kepala sekolah, guru, serta orang tua siswa SMP Negeri Nangahale.

Delapan Tim MUA Profesional Dukung Finalis Putri Manggarai 2025

Ruteng, Ekorantt.com – Yayasan Pesona Manggarai Raya bersama Panitia Pemilihan Putri Manggarai (PPM) 2025 resmi menggandeng delapan tim Makeup Artist (MUA) profesional dari wilayah Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat.

Kolaborasi ini dilakukan guna mendukung penampilan para finalis pada malam puncak grand final yang dijadwalkan berlangsung pada 17 Mei 2025.

Adapun delapan tim MUA yang terlibat yakni: fhany_makeupruteng, Bloom.beauty.bridal, Priskalia.makeup, Pro Team Make Up Kevin HSL, Pro Team Make Up Yuven HSL, DCP-MakeupDecoration, candy makeup, Fitri Nenggor MUA, serta DebbyOdom MUA.

Kesemuanya dikenal luas di dunia tata rias profesional Manggarai, khususnya dalam bidang rias pengantin, editorial, hingga event formal berskala besar.

Ketua Panitia PPM 2025, Mario Mbiri, menegaskan bahwa keterlibatan para MUA ini bukan hasil pemilihan sembarangan, melainkan melalui proses seleksi yang ketat.

“Kami menilai berdasarkan portofolio mereka selama ini, konsistensi kualitas, dan profesionalisme kerja,” ungkap Mario dalam keterangan resminya kepada Ekora NTT pada Jumat, 2 Mei 2025.

Ia optimistis kehadiran para MUA profesional ini akan membuat penampilan para finalis semakin maksimal dan memesona di atas panggung.

Senada dengan itu, Ketua Yayasan Pesona Manggarai Raya, Heri Baben, menyatakan antusiasmenya terhadap kolaborasi tersebut.

“Kerja sama dengan para pelaku profesional seperti ini akan menciptakan harmoni yang indah di malam puncak nanti,” ujarnya.

Baben menambahkan, sebanyak 17 finalis akan tampil dalam malam final, yang berasal dari enam sekolah di Kabupaten Manggarai.

Menurutnya, penampilan para finalis tidak hanya mencerminkan kualitas individu peserta, tetapi juga mencerminkan kontribusi dari para profesional di balik layar.

“Pemilihan Putri Manggarai 2025 bukan sekadar ajang kecantikan, tetapi juga perayaan budaya, bakat, dan daya saing perempuan-perempuan muda Manggarai,” pungkas Baben.

Ia mengatakan, dengan dukungan para MUA profesional yang telah terbukti kualitasnya, malam final 17 Mei nanti dipastikan akan menjadi pertunjukan yang tak hanya memukau secara visual, tetapi juga mengangkat standar profesionalisme dalam perhelatan lokal.

Warga Keluhkan Maraknya Pengeboman Ikan di Perairan Pulau Seraya Besar – Labuan  Bajo

Labuan Bajo, Ekorantt.com – Warga Desa Seraya Maranu, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, mengeluhkan masih maraknya aktivitas penangkapan ikan ilegal menggunakan bom di perairan Pulau Seraya Besar.

Keluhan tersebut disampaikan dalam kegiatan Jumat Curhat yang digelar Polres Manggarai Barat di Desa Seraya Maranu, Jumat, 2 Mei 2025.

“Aksi pengeboman ikan di sekitar perairan Pulau Seraya Besar masih sering terjadi sehingga merusak terumbu karang dan mengancam mata pencaharian nelayan lokal,” ujar Haji Kasmin, salah satu warga Desa Seraya Maranu.

Kasmin menyebutkan, pelaku pengeboman ikan umumnya bukan berasal dari desa setempat, melainkan dari daerah lain.

“Pelaku pengeboman biasanya bukan berasal dari warga Seraya,” ucapnya.

Ia meminta aparat penegak hukum menindak tegas pelaku penangkapan ikan ilegal tersebut sebagai bentuk perlindungan terhadap lingkungan laut dan nelayan lokal.

“Kami mengharapkan pihak keamanan agar lebih meningkatkan pengawasan di laut karena masih banyak nelayan nakal yang menggunakan bom saat menangkap ikan,” katanya.

Menanggapi hal itu, Kepala Bagian Operasional (KBO) Satuan Binmas Polres Manggarai Barat, Aiptu Junaidin mengatakan, penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan merupakan praktik yang merusak dan dilarang oleh hukum.

“Penggunaan bom ikan dapat mengakibatkan kerusakan terumbu karang dan ekosistem sekitarnya, serta menyebabkan kematian berbagai jenis ikan,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihak kepolisian rutin menerjunkan Satuan Polisi Air dan Udara untuk melakukan patroli di wilayah perairan Labuan Bajo.

“Menanggapi keluhan warga, kami akan meningkatkan patroli perairan, khususnya pada titik-titik rawan tindak pidana illegal fishing,” katanya.

Namun demikian, ia mengakui luasnya wilayah laut Manggarai Barat menjadi tantangan tersendiri dalam pengawasan.

Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk aktif melaporkan setiap dugaan aktivitas pemboman ikan di wilayah mereka.

“Kami tentu menanggapi setiap persoalan yang ada. Oleh karena itu, kami meminta kerja sama warga Desa Seraya Maranu agar segera melapor jika melihat aktivitas mencurigakan,” tuturnya.

Junaidin juga menegaskan bahwa pelaku pengeboman ikan dapat dijerat dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Senjata Api dan Bahan Peledak serta Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan.

“Sebagai efek jera, pelaku akan diproses sesuai aturan hukum yang berlaku,” pungkasnya.

Bupati Sikka Komit Naikkan Tunjangan Guru Honorer

0

Maumere, Ekorantt.com – Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer.

Salah satu langkah nyata yang akan dilakukan adalah menaikkan tunjangan bagi para guru honorer serta memastikan seluruhnya menerima insentif daerah.

“Saya sudah sampaikan ke Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (PKO). Ini adalah bentuk keberpihakan kita terhadap perkembangan pendidikan,” ujar Juventus saat apel dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Lapangan Kantor Bupati Sikka, Jumat, 2 Mei 2025.

Selain peningkatan tunjangan, Pemkab Sikka berusaha mengembangkan kapasitas para tenaga pendidik melalui pelatihan dan program pengembangan lainnya.

Menurut Bupati Juventus, hal ini penting agar para guru tetap relevan dan mampu menjawab kebutuhan pendidikan bagi para siswa di tengah perkembangan zaman.

“Pemerintah juga akan mengalokasikan Rp25 juta dari BOS DAK untuk diberikan kepada sekolah-sekolah di Kabupaten Sikka yang berprestasi,” ujarnya.

Juventus menambahkan, momen perayaan Hardiknas tahun ini ditandai dengan penandatanganan deklarasi anti-kekerasan terhadap anak dan pelecehan seksual.

Kegiatan ini digerakkan oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Sikka dan melibatkan seluruh peserta yang hadir.

Menurutnya, deklarasi tersebut merupakan bagian dari upaya pencegahan terhadap maraknya kasus kekerasan terhadap anak dan pelecehan seksual yang terjadi di wilayah Kabupaten Sikka.

Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga (PKO) Kabupaten Sikka, Germanus Goleng menjelaskan, pemberian insentif honor daerah merupakan kebijakan dari pemerintah daerah.

“Besarannya Rp500 ribu per bulan. Saat ini, insentif tersebut baru menyasar sekitar 700 lebih guru honorer, sementara jumlah total guru honorer di Kabupaten Sikka mencapai lebih dari seribu orang,” jelasnya.

Germanus menyampaikan bahwa insentif kepada seluruh guru honorer belum dapat direalisasikan pada tahun 2025.

Namun, pihaknya akan mempersiapkan pelaksanaannya untuk 2026 agar seluruh guru honorer dapat menerima insentif secara merata.

Perayaan Hardiknas 2025 di Kabupaten Sikka turut dimeriahkan dengan tarian Gawi bersama yang melibatkan Bupati Sikka, Wakil Bupati, Forkopimda, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah, serta seluruh peserta yang hadir.

Selain itu, acara juga diramaikan dengan Gebyar SMK dan pagelaran pentas seni yang menampilkan kreativitas para siswa-siswi dari tingkat SMP, SMA, dan SMK se-Kabupaten Sikka.