Bandara Gewayantana Terapkan Sistem Parkir Baru, Dorong Pemberdayaan Pemuda Lokal

0

Larantuka, Ekorantt.com – Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas III Gewayantana resmi menerapkan sistem pelayanan baru dalam pengelolaan parkir kendaraan bagi pengantar dan penjemput penumpang di area bandara. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta memberdayakan pemuda lokal.

Kepala Bandara Gewayantana, Puguh Lukitu menjelaskan, penerapan sistem parkir baru merupakan hasil kerja sama antara Tim Operasional UPBU Gewayantana, Dinas Perhubungan, dan Badan Pendapatan Daerah (Bappenda) Kabupaten Flores Timur.

“Sistem ini memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan PAD serta membuka ruang pemberdayaan bagi pemuda lokal,” ujar Puguh.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Flores Timur juga turut mendukung pengadaan fasilitas, penyusunan alur kendaraan (flow), serta perumusan aturan pelaksanaan parkir.

“Setiap bulan, sekitar 10 persen dari total pendapatan parkir kami setorkan ke Bappenda Kabupaten Flores Timur, sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelasnya.

Puguh menyampaikan bahwa program ini telah diresmikan pada Januari 2025, disaksikan oleh pimpinan daerah dan masyarakat setempat. Sistem ini juga dilengkapi dengan layanan resmi bertajuk “Pelayanan Taksi Bandara” yang dikelola dengan melibatkan unsur masyarakat lokal.

Kepala Bandara Gewayantana, Puguh Lukitu (Foto: Sutomo Hurint/Ekora NTT)

“Para petugas parkir yang terlibat berasal dari Desa Tiwatobi. Ini merupakan bentuk nyata pemberdayaan masyarakat sebagai pihak ketiga dalam pengelolaan,” tambahnya.

Saat ini, Bandara Gewayantana melayani satu penerbangan per hari dengan rata-rata pergerakan penumpang antara 50 hingga 70 orang. Meski masih terbatas, Puguh optimistis program ini akan terus berkembang ke depannya.

“Kami berharap program ini terus berjalan dan semakin ditingkatkan di masa mendatang,” tutupnya.

Pemerintah Terapkan E-Tiket di TPI Oeba untuk Tingkatkan Pendapatan Asli Daerah

0

Kupang, Ekorantt.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai memaksimalkan pemanfaatan aset daerah guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah pusat.

Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah penerapan sistem transaksi digital berupa E-Tiket di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Oeba, Kota Kupang. TPI tersebut merupakan aset milik Pemprov NTT yang dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT, Sulastri Rasyid, menyampaikan bahwa penerapan E-Tiket bertujuan untuk menciptakan sistem parkir yang lebih tertib sekaligus meningkatkan sektor pendapatan daerah.

“Penerapan E-Tiket ini untuk mengatur parkir lebih tertib dan lebih khususnya untuk sektor pendapatan daerah,” ujar Sulastri di Kupang, Selasa, 27 Mei 2025.

Menurutnya, sistem digital ini juga dimaksudkan untuk meminimalisasi potensi kebocoran pendapatan.

“Transaksi akan tersimpan secara otomatis, mudah diaudit, dan tidak bisa dimanipulasi,” jelasnya.

Ia menambahkan, pengelolaan E-Tiket di TPI Oeba tidak dilakukan langsung oleh dinas, melainkan melalui kerja sama dengan pihak ketiga, yakni PT. Globalindo.

“Perusahaan ini sudah memegang kerja sama dengan 50 kabupaten, termasuk di Larantuka dan Sikka,” katanya.

Sulastri yang juga mantan Penjabat Bupati Flores Timur menegaskan, kerja sama ini turut menyerap tenaga kerja lokal.

“Tahap pertama ini hanya untuk tiket. Selanjutnya akan dilakukan evaluasi. Jika hasilnya baik, pengelolaan sampah dan layanan lainnya juga akan dikerjasamakan,” tambahnya.

Langkah digitalisasi ini mendapat dukungan dari Wakil Ketua Komisi II DPRD NTT, Yunus Takandewa.

Ia mengapresiasi Dinas Kelautan dan Perikanan atas inovasi tersebut.

“Penerapan E-Tiket ini merupakan upaya untuk memacu peningkatan PAD, yang selama ini stagnan di kisaran Rp1,2 hingga Rp1,3 triliun,” ujar Yunus.

Ia mengingatkan bahwa sekitar 60 persen dari total APBD NTT yang mencapai hampir Rp5,3 triliun masih bergantung pada dana dari pemerintah pusat.

“Dengan keterbatasan keuangan daerah, pemerintah daerah harus terus mendorong terobosan, termasuk melalui sistem transaksi digital,” tandasnya.

Yunus berharap, digitalisasi sistem transaksi dapat diterapkan di seluruh objek PAD, seperti sektor parkir, demi keamanan keuangan dan pencegahan kebocoran serta penyalahgunaan dana daerah.

BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasikan Perlindungan Sosial bagi Warga Desa Lewomada

Maumere, Ekorantt.com – BPJS Ketenagakerjaan memberikan sosialisasi jaminan sosial ketenagakerjaan bagi warga Desa Lewomada, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT pada Sabtu, 24 Mei 2025.

Dalam sosialisasi yang berlangsung di Kantor Desa Lewomada, Edo Pratama dari BPJS Ketenagakerjaan Maumere, menjelaskan bahwa BPJS Ketenagakerjaan adalah badan hukum milik negara yang menyelenggarakan program jaminan sosial, berbeda dengan asuransi swasta.

Masyarakat, kata dia, umumnya lebih mengenal BPJS Kesehatan, padahal BPJS Ketenagakerjaan memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan kerja.

“BPJS Kesehatan mengurus pelayanan medis dan pengobatan, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan memberikan perlindungan terhadap risiko kecelakaan kerja, pemutusan hubungan kerja, cacat tetap, kematian, serta beasiswa pendidikan bagi anak peserta,” ujar Edo.

Ia menambahkan, BPJS Ketenagakerjaan menanggung seluruh biaya pengobatan akibat kecelakaan kerja tanpa batas maksimal, sesuai tagihan medis yang dikeluarkan rumah sakit.

Edo Pratama (kedua dari kiri) saat foto bersama Kades Lewomada dengan diapiti pengurus dan kepala divisi dari Kopdit Pintu Air di Aula Kantor Desa Lewomada, Sabtu, 24 Mei 2025 (Foto: Lukas Rudolf/ Ekora NTT)

Selain itu, peserta juga berhak atas berbagai santunan, seperti santunan sementara tidak mampu bekerja, santunan cacat tetap (anatomis maupun fungsional), hingga santunan kematian. Bagi peserta yang meninggal akibat kecelakaan kerja, ahli waris akan menerima santunan.

Edo menjelaskan, dengan iuran hanya Rp16.800 per bulan, peserta bisa mendapatkan santunan kecelakaan kerja hingga Rp48 juta.

Selain itu, anak peserta juga berhak menerima beasiswa, masing-masing sebesar Rp1,5 juta (TK dan SD), Rp2 juta (SMP), Rp3 juta (SMA), dan Rp12 juta per tahun untuk jenjang perguruan tinggi, bagi maksimal dua anak.

Manfaat lain yang diberikan termasuk santunan cacat total tetap akibat kecelakaan, misalnya kelumpuhan, yang dapat mencapai 56 kali gaji.

Untuk jaminan kematian non-kecelakaan kerja, ahli waris akan menerima santunan senilai Rp42 juta dan beasiswa bagi dua anak, dengan syarat peserta telah aktif minimal tiga tahun tanpa jeda.

“Di Lewomada ini, kami fokus mengajak pekerja mandiri seperti petani, nelayan, tukang ojek, dan buruh bangunan untuk menjadi peserta BPJS. Ini penting demi melindungi diri kita dan keluarga dari risiko tak terduga,” kata Edo.

Dia berharap semakin banyak warga yang memahami pentingnya jaminan sosial dan segera mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Terkait pendaftaran peserta baru, Edo menyarankan agar prosesnya dilakukan melalui kantor Kopdit Pintu Air, mengingat kerja sama antara BPJS Ketenagakerjaan dan koperasi tersebut telah terjalin sejak tahun 2019.

Cukup dengan membayar iuran sebesar Rp16.800 per bulan atau Rp201.600 per tahun, peserta sudah mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Edo menambahkan, melalui kemitraan dengan BPJS Ketenagakerjaan, seluruh anggota koperasi secara otomatis mendapatkan perlindungan jaminan sosial. Iuran akan dibayarkan melalui mekanisme internal koperasi, sehingga memudahkan anggota.

BRI Kantor Cabang Bajawa Salurkan KUR Rp85 Miliar Lebih Dukung Pelaku UMKM

0

Bajawa, Ekorantt.com – BRI Kantor Cabang Bajawa telah menyalurkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 85,5 miliar hingga April 2025. Hal ini sejalan dengan perannya sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan, terutama mendukung pelaku UMKM.

Manajer BRI Kantor Cabang Bajawa, Keriahenta Tarigan mengatakan, sebagian besar penyaluran KUR menyasar sektor produksi yang tercatat sebesar Rp58,2 miliar atau sebesar 68 persen dari total penyaluran hingga April 2025.

Sektor produksi yang dimaksud mencakup bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan industri jasa lainnya yang merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat setempat.

Dengan pembiayaan yang memadai dan akses permodalan yang lebih mudah melalui KUR, pelaku usaha memiliki kesempatan lebih besar untuk meningkatkan kapasitas usahanya, membuka lapangan kerja, dan memperkuat daya saing ekonomi daerah.

“Ini menunjukkan upaya nyata BRI dalam mendukung perekonomian masyarakat di wilayah Bajawa melalui penyaluran pendanaan usaha. Kami juga melihat ada banyak potensi di wilayah Bajawa di bidang pertanian dan perkebunan yang tentunya BRI memiliki peran untuk mendukung pelaku usaha dalam pendanaan usaha maupun peningkatan kapasitas usaha,” kata Tarigan kepada awak media di Bajawa, Senin, 26 Mei 2025.

Sebelumnya, BRI Kantor Cabang Bajawa pada tahun 2024 mencatat penyaluran KUR sebesar Rp230,3 miliar. Sedangkan pada 2023, penyaluran KUR sebesar Rp288,7 miliar. Mayoritas penyaluran KUR didominasi oleh sektor produksi sebesar 61,18 persen.

Tarigan menambahkan, dukungan BRI tidak hanya sebatas penyaluran dana, tetapi juga mencakup pemberdayaan dan pendampingan usaha dan edukasi finansial agar para debitur dapat mengembangkan usahanya secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Hal ini sejalan dengan visi BRI untuk menjadi mitra terpercaya dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan, khususnya di daerah-daerah yang memiliki potensi unggulan seperti Ngada dan Nagekeo.

Dengan strategi yang terfokus pada sektor produktif, BRI Kantor Cabang Bajawa optimistis dapat terus menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat dan menjawab tantangan pembangunan inklusif di tingkat lokal.

“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya berupa modal usaha saja tapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya,” ujarnya.

“Kami juga terus mengedukasi pelaku usaha untuk melek digital dan memanfaatkan platform-platform penjualan online sehingga bisa mendorong kapasitas usaha dan bisa naik kelas,” pungkas Tarigan.

1.747 Pegawai P3K Kota Kupang Resmi Terima SK Pengangkatan dari Wali Kota

0

Kupang, Ekorantt.com — Sebanyak 1.747 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) Formasi Tahun 2024 Tahap I secara resmi menerima Surat Keputusan (SK) Pengangkatan dari Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, dalam sebuah upacara yang berlangsung di GOR Flobamora Oepoi, Senin, 26 Mei 2025.

Penyerahan SK dilakukan langsung oleh Wali Kota bersama Wakil Wali Kota Kupang, Serena C. Francis. Acara ini turut dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Kupang, Richard E. Odja, Branch Manager PT. Taspen (Persero) Cabang Kupang, Peter Laurensius Samosir, Penjabat Sekda Kota Kupang, para Asisten Sekda, Kepala Perangkat Daerah, serta para Camat se-Kota Kupang.

Dalam sambutannya, Wali Kota Christian Widodo menyampaikan bahwa penyerahan SK ini merupakan momen bersejarah bagi Pemerintah Kota Kupang.

Ia menyatakan, sebanyak 1.747 orang kini resmi menjadi bagian dari keluarga besar Pemkot Kupang.

“Hari ini kita sah menjadi keluarga besar Pemerintah Kota Kupang. Sebelumnya mungkin sudah merasa seperti keluarga, tapi hari ini secara resmi, kita tercatat sebagai bagian dari keluarga besar ini,” ujar Christian yang disambut tepuk tangan para hadirin.

Ia juga menegaskan, proses pengurusan SK P3K ini tidaklah mudah, bahkan membutuhkan perjuangan panjang termasuk intervensi langsung dirinya ke Jakarta untuk mempercepat proses penerbitan Nomor Induk PPPK (NI PPPK).

“Saya sendiri ke Jakarta untuk memastikan SK ini bisa keluar lebih cepat demi kesejahteraan teman-teman semua. Untuk NTT, mungkin Kota Kupang menjadi daerah pertama yang menyerahkan SK PPPK,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Christian mengingatkan para pegawai yang baru diangkat untuk menyadari tanggung jawab besar sebagai pelayan publik. Ia menekankan pentingnya disiplin, integritas, dan semangat kerja yang baru.

“Tidak bisa lagi dengan semangat yang lama. Harus datang tepat waktu, berpakaian rapi, dan menjadi wajah pelayanan publik yang membanggakan,” tegasnya.

Terkait peningkatan kesejahteraan yang diterima, Christian berpesan agar pengelolaan keuangan dilakukan secara bijak dan tidak bersifat konsumtif.

“Jangan habiskan uang untuk hal-hal konsumtif. Kelola keuangan dengan baik. Uang bisa jadi alat untuk membangun usaha produktif bagi keluarga,” pesannya.

Christian menegaskan, penyerahan SK P3K merupakan bagian dari implementasi Reformasi Birokrasi di Kota Kupang, yang menekankan pelayanan publik yang cepat, tepat, dan bertanggung jawab.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga konsistensi dalam semangat kerja.

“Komitmen hari ini penting, tapi konsistensi untuk menjaga semangat kerja itulah yang paling utama. Without commitment you never start, and without consistency you never finish,” pungkasnya.

4 Pasangan Bukan Suami-Istri Terjaring Razia Polisi di Maumere

0

Maumere, Ekorantt.com – Tim gabungan Polres Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) Turangga 2025. Hasilnya, empat pasangan bukan suami istri diamankan dari sebuah penginapan di Kelurahan Wuring, Kecamatan Alok Barat.

Penggerebekan dilakukan pada Jumat, 23 Mei 2025. Polisi mendatangi penginapan tersebut dan langsung memeriksa identitas para tamu yang berada di sejumlah kamar.

“Hasil pemeriksaan, ada empat pasangan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri. Mereka langsung kami amankan ke Mapolres Sikka untuk dimintai keterangan,” kata Kasubsi Penmas Sihumas Polres Sikka, Ipda Leonardus Tunga, kepada wartawan.

Polisi juga menyita sejumlah barang bukti dari kamar penginapan, di antaranya satu botol miras lokal jenis moke ukuran 250 ml, empat unit motor tanpa TNBK, dua KTP, dan satu bungkus bekas alat kontrasepsi.

Adapun identitas keempat pasangan tersebut yakni: YRR (18) dan AR (18), keduanya masih berstatus mahasiswa. NDJ (41) dan RR (36), asal Kecamatan Bola. LAH (32) dan MEB (40), asal Kecamatan Alok dan Alok Barat. AEH (51) dan MM (42), keduanya membawa KTP namun tidak memiliki ikatan pernikahan.

“Operasi Pekat ini menyasar penyakit masyarakat seperti premanisme, miras, perjudian, hingga praktik prostitusi terselubung yang meresahkan warga,” jelas Leonardus.

Keempat pasangan tersebut masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh penyidik di Mapolres Sikka.

Hari Anti Tambang di Flores: Melawan Ekstraktivisme di Balik Propaganda Energi Hijau

Bajawa, Ekorantt.com – Peringatan Hari Anti Tambang (Hatam) Nasional 2025 digelar di Mataloko, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Flores dipilih sebagai tuan rumah peringatan tahunan ini karena dinilai menjadi wilayah yang mengalami dampak nyata dari berbagai proyek ekstraktif, khususnya panas bumi.

“Pada tahun ini, Flores dipilih sebagai tuan rumah untuk memperingati Hatam 2025,” ujar Melky, Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Melki Nahar, dalam keterangan pers yang diterima Ekora NTT, Senin, 26 Mei 2025.

Menurut Melki, penetapan Flores sebagai “Pulau Panas Bumi” oleh pemerintah dilakukan tanpa mempertimbangkan keselamatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan yang telah diwarisi turun-temurun oleh warga pulau berjuluk Nusa Bunga ini.

“Warga di Flores dan Lembata kini menghadapi pencemaran udara, perampasan tanah, dan ancaman terhadap ekosistem. Ini terjadi di tengah propaganda bahwa energi geotermal adalah energi hijau,” ujarnya.

Melki juga menggarisbawahi bahwa perlawanan terhadap proyek ekstraktif bukan semata isu lingkungan, tetapi menyangkut keadilan sosial dan iman.

Ia menyoroti dukungan kuat dari para pemimpin Katolik, termasuk Keuskupan Agung Ende, yang secara terbuka berpihak pada perjuangan warga mempertahankan ruang hidup mereka.

Lokasi utama kegiatan Hatam 2025, Kemah Tabor, sebuah rumah retret Katolik di Mataloko, dipilih karena menjadi simbol sekaligus wujud nyata dukungan spiritual terhadap perjuangan rakyat.

Mataloko sendiri menjadi saksi kegagalan proyek geotermal, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko, yang hingga kini meninggalkan dampak serius.

“Kubangan lumpur panas masih menganga, tanah kehilangan kesuburan, dan sumber air tercemar. Proyek ini berhenti, tapi kerusakan berlangsung selamanya,” kata Melki.

Lebih dari sekadar seremoni, Hatam 2025 dijadikan ruang konsolidasi rakyat untuk menyatukan perlawanan terhadap sistem ekstraktif yang dinilai sarat kekerasan dan perampasan.

Berbagai kegiatan digelar, mulai dari seminar publik, workshop, aksi massa, toxic tour, hingga panggung seni. Semuanya dirancang sebagai wadah penguatan pengetahuan politik rakyat dan solidaritas lintas sektor.

“Dari ruang belajar hingga aksi, dari refleksi hingga perlawanan, Hatam adalah momentum untuk membangun dunia yang lebih adil,” katanya.

Melki menambahkan, pembangunan yang merampas kehidupan rakyat bukanlah kemajuan, melainkan bentuk kolonialisme modern.

“Kita melawan ekstraktivisme karena kita tahu, tambang dan proyek sejenisnya adalah wajah baru penjajahan. Kita merawat hidup karena tanah, air, hutan, dan udara adalah bagian dari tubuh kita. Pembangunan tak ada artinya jika kehidupan rakyat dilenyapkan,” katanya.

Bongkar Kejahatan Ekstraktivisme

Di tengah perampasan ruang hidup yang kian brutal, Hatam juga hadir sebagai panggung kolektif untuk membongkar kejahatan ekstraktivisme yang dilegalkan atas nama pembangunan.

“Ini menjadi momentum untuk menggalang solidaritas rakyat melawan sistem yang mengorbankan kehidupan demi kepentingan oligarki ekstraktif,” ujar Melki.

Ia menjelaskan, ekstraktivisme hari ini bukan sekadar praktik eksploitasi sumber daya alam, melainkan telah menjelma menjadi ideologi negara. Dilegitimasi melalui kebijakan, dihiasi jargon pembangunan hijau, dan dijaga oleh aparat, sistem ini terus memuluskan jalan bagi perampasan ruang hidup rakyat di berbagai pelosok Indonesia.

“Dalam sistem ekonomi-politik yang mendewakan pertumbuhan, ekspansi industri ekstraktif atas nama hilirisasi dianggap sebagai simbol kemajuan,” katanya.

Namun di balik klaim “transisi energi” dan “ekonomi berkelanjutan”, kenyataan menunjukkan sebaliknya. Warga yang mempertahankan tanah, air, dan hutan justru dihadapkan pada intimidasi, kriminalisasi, hingga kematian. Proyek-proyek seperti smelter dan tambang nikel terus memicu konflik sosial yang tak berkesudahan.

“Negara dan korporasi menggunakan narasi hijau untuk menyamarkan praktik perampasan. Ini adalah bentuk kolonialisme baru,” tegas Melki.

Ia bilang, Hatam 2025 digelar untuk membuka kebohongan-kebohongan yang tersembunyi di balik proyek-proyek yang disebut ‘ramah lingkungan’, sekaligus membangun kekuatan rakyat untuk menolak ekspansi industri ekstraktif yang membungkus dirinya dalam klaim keberlanjutan.

Kenyataan pahit lain juga diungkap Melki: meskipun masyarakat berhasil memenangkan sejumlah gugatan hukum terhadap proyek tambang, seperti di Sangihe dan Wawonii, perusahaan tetap beroperasi dengan perlindungan aparat negara.

“Negara bukan hanya membiarkan hukum dilanggar oleh korporasi, tetapi juga secara aktif menjaga kelangsungan industri ekstraktif. Ini menunjukkan keberpihakan nyata terhadap pemodal,” ungkapnya.

Melki menyebut bahwa situasi ini membuat industri ekstraktif melenggang tanpa hambatan, seolah tak tersentuh oleh aturan hukum maupun suara rakyat.

Hatam 2025 hadir sebagai ruang perlawanan untuk memutus rantai kekuasaan oligarki, membuka kedok kolonialisme modern, dan menegaskan bahwa perjuangan rakyat adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan masa depan bumi dan kemanusiaan.

Dampak Kehancuran Industri Ekstraktif Tak Pernah Pulih

Kerusakan yang ditinggalkan industri ekstraktif di berbagai wilayah Indonesia dinilai semakin masif dan tak dapat dipulihkan. Hal ini menjadi salah satu sorotan utama dalam peringatan Hari Anti Tambang (Hatam) Nasional 2025 yang digelar di Mataloko, Flores.

“Dari Kalimantan hingga Papua, dari Sulawesi hingga Nusa Tenggara, jejak kehancuran industri ekstraktif terus meluas, meninggalkan luka ekologis dan sosial yang mendalam,” ungkap Melki.

Ia menyebut, Kalimantan dijarah tanpa henti oleh tambang batu bara dan perkebunan sawit. Lubang tambang yang dibiarkan terbuka telah merenggut nyawa anak-anak, sementara hutan adat digusur untuk proyek industri hijau yang justru memperparah krisis ekologi.

Di Papua, eksploitasi tambang emas dan tembaga terus berlangsung, merampas hak hidup suku-suku adat. Sementara itu, warga Flores dan Lembata terpapar udara beracun dari proyek geotermal yang diklaim sebagai energi bersih. Di Sulawesi dan Maluku Utara, eksploitasi nikel justru menyisakan kemiskinan, pencemaran, dan konflik sosial.

“Negara tidak segan-segan menggunakan aparat untuk membungkam perlawanan rakyat,” ujar Melki.

Ia mencontohkan perlakuan terhadap masyarakat adat Maba Sangaji di Halmahera Timur yang dilabeli sebagai preman saat memperjuangkan ruang hidupnya dari perampasan.

Kondisi serupa juga dialami masyarakat adat Poco Leok di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Ketika mereka menolak proyek panas bumi yang mengancam hutan adat mereka, mereka justru dikriminalisasi.

“Kriminalisasi terhadap para penjaga hutan adat adalah bentuk pengkhianatan negara terhadap rakyatnya. Negara mestinya melindungi rakyat, bukan menjadi alat bagi korporasi perampas tanah dan alam,” tegasnya.

Melki mengingatkan, sejarah Hatam lahir dari bencana ekologis besar, yaitu semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 2006.

Peristiwa itu menjadi titik awal kesadaran kolektif bahwa industri ekstraktif tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga menghancurkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

Sejak dideklarasikan pada 2011, Hatam telah menjadi ruang konsolidasi gerakan rakyat, aktivis, akademisi, dan komunitas terdampak untuk melawan sistem ekstraktif yang merampas hak-hak dasar demi keuntungan segelintir elite.

“Setiap tahun, Hatam menjadi pengingat bahwa eksploitasi sumber daya bukan hanya soal ekonomi, melainkan juga bentuk kolonialisme modern yang dilegitimasi oleh regulasi dan aparat kekuasaan,” kata Melki.

Hatam 2025 menegaskan, di tengah luka ekologis yang belum sembuh dan represi yang terus terjadi, rakyat tetap bersatu memperjuangkan ruang hidup yang adil dan berkelanjutan.

Dengarkan Suara Tanah Ini

Pater Charles Beraf SVD, perwakilan Keuskupan Agung Ende dan JPIC SVD Ende berkata pemerintah seharusnya mendengarkan suara tanah ini. “Dengarkan suara umat yang menangis!”

Membangun masa depan, kata dia, tidak bisa dengan menghancurkan masa lalu.

“Energi bersih tidak bisa dilahirkan dari energi kotor ketamakan yang menghancurkan,” ungkapnya.

Sementara Harwati, warga Porong – penyintas lumpur Lapindo berpendapat “Adat dan budaya adalah kunci untuk mempertahankan ruang hidup, menguatkan perjuangan kita mempertahankan tanah leluhur.”

Kopdit Pintu Air Cabang Talibura Catat SHU Rp1,58 Miliar pada Tahun Buku 2024

Maumere, Ekorantt.com – Kopdit Pintu Air Cabang Talibura yang berlokasi di Desa Talibura, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, berhasil membukukan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp1,58 miliar lebih pada tahun buku 2024. Pembayaran SHU kepada anggota mulai dilakukan sejak 19 Mei 2025 lalu.

Manajer Cabang Pintu Air Talibura, Albertus Efedius, saat ditemui di ruang kerjanya pada Sabtu, 24 Mei 2025, mengatakan pencairan deviden dilakukan setelah forum Rapat Anggota Tahunan (RAT) awal Mei lalu menetapkan jadwal pembayaran.

“Total SHU yang berhasil dihimpun sebesar Rp1.684.593.000, dengan jumlah anggota mencapai 6.851 orang. Ini menunjukkan tren pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun,” kata Albertus.

Ia menjelaskan, perolehan SHU selama tiga tahun terakhir menunjukkan fluktuasi. Pada tahun buku 2022 tercatat SHU sebesar Rp1,46 miliar, sempat turun menjadi Rp1,40 miliar pada 2023 akibat dampak pandemi Covid-19, namun kembali meningkat pada 2024 menjadi Rp1,58 miliar.

Menurut Albertus, jumlah SHU tertinggi yang diterima seorang anggota tahun ini mencapai Rp5 juta, naik dari tahun sebelumnya yang berkisar Rp4 juta.

Ia mengimbau seluruh anggota agar tetap aktif dalam menyimpan, meminjam, serta membayar kewajibannya secara tertib.

“Hanya dengan kedisiplinan, anggota bisa memperoleh SHU yang lebih besar,” ujarnya.

Hingga April 2025, Kopdit Pintu Air Cabang Talibura mencatat jumlah aset sebesar Rp49.684.593.138. Simpanan saham tercatat Rp13.921.298.743, sedangkan simpanan non-saham mencapai Rp10.484.869.780.

Sebagian besar anggota berprofesi sebagai petani, nelayan, serta sebagian kecil merupakan aparatur sipil negara (ASN).

Maria, salah seorang anggota koperasi yang ditemui di kediamannya di Nangahale, mengungkapkan rasa syukur meski jumlah SHU yang diterimanya tidak besar.

“SHU ini sangat membantu, apalagi anak saya sebentar lagi ujian di SMK Maumere. Ini bukti nyata hidup berkoperasi,” pungkasnya.

Gandeng Telkom Indonesia, Senator AWK Bantu Pembangunan Gereja Bola

0

Maumere, Ekorantt.com – Anggota DPD RI, Angelius Wake Kako (AWK) menggandeng Telkom Indonesia untuk membantu renovasi gedung Gereja St. Martinus Bola di Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bantuan diserahkan oleh Angelius kepada panitia pembangunan, disaksikan pastor dan umat Paroki Bola pada Minggu, 25 Mei 2025.

Angelius menegaskan kembali tekadnya untuk terus mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat, termasuk lembaga-lembaga keagamaan.

“Bantuan ini merupakan wujud kepedulian negara melalui BUMN kepada masyarakat, khususnya komunitas religius yang sedang giat membangun. Semoga dapat dimanfaatkan secara optimal,” ujar AWK.

Ia juga mengajak warga Kecamatan Bola untuk turut berperan aktif dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung oleh Presiden Prabowo. Ia mendorong masyarakat memanfaatkan lahan kosong untuk menanam komoditas hortikultura, seperti pepaya dan pisang, guna mendukung program tersebut sekaligus meningkatkan perekonomian lokal.

“Mari manfaatkan tanah yang belum tergarap untuk menanam tanaman bergizi. Dengan begitu, kita tidak hanya berkontribusi pada program MBG, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi warga,” tegasnya.

Faustinus Konradus, Ketua Panitia Pembangunan Gereja Santo Martinus Bola, menyambut hangat kunjungan AWK dan menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan.

“Kami bersyukur atas kehadiran Bapak AWK di Gereja Santo Martinus hari ini. Sungguh membanggakan memiliki figur muda yang peduli terhadap sesama, khususnya yang seiman. Bantuan ini sangat berarti bagi kelancaran pembangunan tempat ibadah kami,” ungkap Faustinus.

Ia menambahkan, selain dukungan materi, doa adalah bentuk kontribusi terbaik yang dapat diberikan umat kepada AWK. “Kami berkomitmen mendukung beliau melalui doa demi kebaikan bersama,” tandasnya.

Selain Gereja Santo Martinus Bola, Senator AWK juga menyalurkan bantuan untuk pembangunan Gereja Waioti. Bantuan dana aspirasi sebesar Rp50 juta itu diserahkan secara simbolis oleh Angelius kepada Pastor Paroki Waioti, Romo Lorens Noi dalam perayaan Ekaristi pada Minggu, 25 Mei 2025, sore.

Kopdit Pintu Air Sosialisasi Manfaat Koperasi di Desa Lewomada

Maumere, Ekorantt.com Kopdit Pintu Air bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Sikka mensosialisasikan manfaat hidup berkoperasi di Desa Lewomada, Kacamata Talibura, Sabtu, 24 Mei 2025.

Kepala Desa Lewomada, Dominikus Pondeng, mengingatkan warga desa untuk belajar hidup berkoperasi demi meningkatkan kualitas hidup keluarga.

Berbicara tentang koperasi, kata Dominikus, sesungguhnya bukanlah sesuatu hal yang baru buat masyarakat di desanya.

“Saya katakan bahwa Lewomada adalah desa koperasi. Mulai dari koperasi harian, mingguan, sampai bulanan semuanya ada di sini. Karena itu saya ingatkan masyarakat jangan bingung,” kata Dominikus.

Meskipun demikian, ia meminta masyarakat selektif memilih koperasi yang benar-benar memberikan manfaat lebih bagi anggota.

Selanjutnya, ia meminta warga agar menggunakan uang pinjaman secara benar. Jangan gunakan uang dengan pola gali lubang tutup lubang.

Kepala Divisi Simpanan Kopdit Pintu Air, Abdul Rahman Na’u, menekankan pentingnya kesadaran anggota dalam mengelola pendapatan yang diperoleh anggota.

Ia meminta para anggota yang telah bergabung untuk senantiasa aktif, bukan pasif serta menabung secara teratur dari pendapatan keluarga meski sedikit nilainya.

Abdul menjelaskan Kopdit Pintu Air memberikan suku bunga simpanan yang sangat menarik. Koperasi mengajak anggotanya untuk menabung karena pada prinsipnya menabung sedikit demi sedikit lama-lama akan menjadi bukit.

“Dengan menabung anggota sedang berinvestasi untuk masa depannya,” ujar Abdul.

Keuntungan berikutnya adalah simpanan saham yang pada prinsipnya dari tabungan anggota akan terus mengalami kenaikan setelah mendapat bunga simpanan satu persen setiap bulannya.

Kemudian ada simpanan non saham juga mendapat bunga simpanan satu persen sebulan. Selanjutnya simpanan untuk masa depan anak-anak anggota yang dikenal dengan Sidandik (Simpanan dan Pendidikan).

Rencanakan masa depan pendidikan anak-anak sejak dini, kata Abdul.

Kemudian Simpanan Sukarela Berjangka (Sisuka) yang mana lembaga memberikan bunga simpanan 13 persen per tahun atau 1,08 persen per bulan dengan besar simpanan awal sebesar Rp5 juta.

Masa kontrak simpanan ini dibagi tiga bagian yakni per tiga bulan, enam bulan, dan satu tahun.

Selanjutnya adalah Simpanan Wisata Rohani (Sipintar) bagi anggota yang menabung untuk pergi ke tempat-tempat suci seperti di Yerusalem, Betlehem, dan ke Mekkah dan Madinah bagi umat beragama untuk melakukan wisata rohani.

Abdul menambahkan Kopdit Pintu Air juga menyediakan produk Simpanan Masa Depan (Simada) serta Simpanan Saham Mobil yang nanti di akhir tahun kepada anggota akan diberikan deviden.

Kopdes Merah Putih

Koordinator Tenaga Ahli Pemberdayaan (Korkab TAP) Kabupaten Sikka, Gabriel Goleng, dalam kesempatan itu mengungkapkan masyarakat tidak perlu bingung dengan kehadiran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.

Ia menjelaskan bahwa Kopdes Merah Putih merupakan program pemerintah pusat yang memiliki asas dan prinsip sama yakni asas kekeluargaan dan gotong royong.

Gabriel menambahkan koperasi ini merupakan intervensi pemerintah pusat melalui Instruksi Presiden RI Nomor 9 tahun 2025. Akan tetapi ada batasan yang dibuat supaya tidak membunuh koperasi yang ada di daerah melalui pembatasan melalui kegiatan simpan pinjam agar tidak menjadi pilihan.

“Dengan membentuk Koperasi Desa Merah Putih tidak kemudian membatalkan semua koperasi yang telah ada. Karena itu pilihan kegiatan kita bukan kegiatan simpan pinjam. Ini penting,” kata Gabriel.

Ia menambahkan, di Sikka banyak usaha warga yang hidup dari koperasi. Pemerintah menjamin untuk mengamankan koperasi yang ada sambil mendorong Kopdes Perah Putih dari sektor riil yang merujuk pada potensi alam di desa masing-masing.

Penegasan itu sekaligus menjawab kecemasan pengurus dan  manajemen semua koperasi di Kabupaten Sikka.

Untuk diketahui, hadir dalam acara itu yakni Pengurus Kantor Pusat Kopdit Pintu Air, Yosafat Pareira, Manajer Kopdit Pintu Air Cabang Talibura, Albertus Efedius, dan Ketua Komite Cabang Talibura Anselina Baek.