Anggota Polres Sikka, Bripka Benediktus Bunga Kais Rezeki dari Barang Rongsokan

Maumere, Ekorantt.com – Banyak barang-barang bekas yang berserahkan di tepi jalan di komplekS pemukiman warga, tetapi tidak dimanfaatkan oleh warga.

Padahal barang-barang bekas itu bisa dijadikan uang. Barang-barang bekas seperti botol aqua, aqua gelas, gelas ale-ale, botol oli, botol bimoli, kertas, buku, besi  tua, kardus, dan lain-lain.

Bagi sebagian orang, barang-barang rongsokan ini hanyalah sampah yang tidak berguna.

Akan tetapi, kalau diusahakan dengan tekun, ia akan bisa menghasilkan uang.

Brigadir Kepala (Bripka) Benediktus Bunga, anggota Polisi yang bertugas sebagai Kepala Unit (Kanit) Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Kepolisian Sektor (Polsek) Nita menjadikan barang-barang bekas ini sebagai usaha sampingan.

iklan

Saat ini, di luar jam dinas, ia melakoni pekerjaan sebagai pengepul barang bekas.

Saat ditemui Ekora NTT di rumahnya di Jalan Beringin Centrum, Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Kamis (12/3/19), polisi yang pernah bertugas sebagai anggota Reskrim Polres Sikka ini menuturkan, sejak tahun 2018, ia menggeluti usaha jual beli barang rongsokan.

Saat itu, ia sedang jalan-jalan di Kota Maumere dan melihat banyak barang rongsokan yang berserakkan.

Padahal, barang rongsokan ini bisa menghasilkan uang.

“Saya berpikir, kenapa barang rongsokan banyak berserahkan? Kok orang tidak manfaatkan? Kemudian, saya kumpulkan barang rongsokan ke mobil pick up, lalu dibawa ke rumah. Setiba di rumah, saya berpikir, lebih baik saya usaha sampingan jual beli barang rongsokan,” tuturnya.

“Akhirnya, saya pun langsung menjalani usaha itu. Halaman rumah saya sulap jadi gudang rongsokan karena tidak ada lahan kosong lagi,” imbuhnya.

Awalnya, Bripka Benediktus membeli barang rongsokan ini di kampung-kampung dengan mobil pick up.

Ia mengumpulkan barang-barang rongsokan di gudang rongsokan.

Ia sortir lagi barang rongsokan itu untuk dijual.

Kalau barang rongsokan sudah banyak, ia langsung menjualnya ke Toko Sinar Agung.

Usaha jual beli barang rongsokan ini bisa menambah penghasilan rumah tangga.

“Warga kompleks tahu kalau saya jual beli barang rongsokan. Mereka biasa kumpulkan barang bekas seperti kertas, kardus, botol bimoli, botol aqua, aqua gelas, besi tua, lalu datang jual ke saya. Kalau tidak, pelanggan saya yang di kampung-kampung datang jual langsung di gudang. Tidak hanya besi tua yang saya beli. Saya juga beli drum, bak mobi, jok mobil, antena parabola, dan sepeda,” terang lulusan Bintara Polri 2001 ini.

Melihat usaha yang dilakoninya sangat menggiurkan, ia pun berkeinginan mencari seorang pria untuk membantu kerja di gudang rongsokannya.

Keinginan itu terwujud saat ia sedang patroli di wilayah Kecamatan Nita.

Ia bertemu seorang pria asal Desa Nitakolang bernama Yan.

“Kemudian saya menawarkan untuk bekerja di gudang rongsokan. Ia pun terima tawaran itu. Katanya, Pak Polisi, saya juga pernah kerja seperti itu di Batam. Jadi, buat apa saya malu kalau pekerjaan itu halal dan bisa mendapatkan uang. Akhirnya, tanggal 6 Maret yang lalu, ia datang ke rumah dan langsung mulai kerja,” katanya.

Bripka Benediktus memberi Yan modal dan mobil pick up untuk membeli barang rongsokan.

Ia juga memberi uang rokok dan uang bensin setiap hari.

Setiap hari, barang rongsokan yang ia turunkan di gudang lumayan banyak.

“Barang rongsokan itu nanti kami pilah-pilah. Kumpulkan sampai banyak kemudian setiap hari Sabtu, kami jual ke Sinar Agung,” jelas suami dari Agustina Angoline Hale, Perawat di RSUD TC. Hillers Maumere ini.

Selain membeli barang-barang rongsokan dengan uang, Bripka Benediktus juga menukarkannya dengan bahan sembako yang sudah ia sediakan di mobil pick up.

Pelanggan di kampung-kampung senang dengan sistem barter.

“Biasanya mereka tukar besi tua dengan gula pasir atau kopi,” kata mantan Kanit Binmas Polsek Nele ini.

Menurut Ben, demikian ia biasa disapa, usaha sampingan ini sangat menguntungkan apabila kita mau menjalaninya dengan tekun.

Menurutnya, semua sudah disiapkan oleh Tuhan.

Sekarang tinggal bagaimana kita mau berusaha, berinovasi, dan mengembangkan kreativitas.

Semua ini adalah pemberian Tuhan sehingga kita harus mensyukurinya setiap saat.

“Setiap hari, saya berdoa agar usaha ini berjalan terus. Karena selain untuk menambah pendapatan saya dan istri, saya juga bisa membantu pekerja-pekerja saya agar mereka mendapatkan penghasilan dari tempat usaha ini untuk membantu kehidupan ekonomi keluarga mereka. Karena pekerja-pekerja di tempat usaha saya ini sudah berkeluarga semuanya,” ungkap mantan Anggota Sabhara Polres Atambua ini.

Usaha Batako

Selain melakoni usaha jual beli barang rongsokan, pria yang berasal dari Maget Legar, Kecamatan Doreng ini menggeluti usaha batako sejak tahun 2006.

Usaha batako ini menambah pendapatannya.

Di lokasi usaha batako, ada tiga orang pekerja tetap. Kalau pesanan ramai, ia akan tambah tenaga lepas.

“Para pekerja ini sudah menjadi bagian dari keluarga kami. Mereka bukan pekerja, tetapi saudara-saudara saya. Selain untuk menambah pendapatan keluarga, usaha ini untuk membuka lapangan pekerjaan bagi sesama kita. Saya dengan istri sudah memiliki pekerjaan, tetapi masih banyak sesama kita yang belum memiliki pekerjaan. Rencana ke depan, saya mau jualan bakso. Saya bisa buat pentolan bakso. Biasanya mau manjakan istri anak saya yang meracik sendiri baksonya,” pungkas anggota ERSHI ini.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA