Guru Agama Harus Perkuat Pendidikan Moral dan Karakter

Ende, Ekorantt.com – Merebaknya paham radikalisme akhir-akhir ini sangat sangat mencemaskan. Parahnya, paham radikalisme bertentangan dengannilai-nilai agama dan pancasila.

Hal ini berbuntut pada muncunya bibit-bibit intolerasi yang mengganggu kebersamaan yang telah dirajut sejak lama.

Persoalan ini, jelas Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Ende, Wilhelmus Yohanes Ndoa menuntut semua pihak terutama guru-guru agama untuk memperkuat pendididikan karakter dan moral anak didik.

“Kita jaga bersama kerukunan yang ada dan saya harap guru-guru agama di sekolah untuk perkuat pendidikan moral dan nilai-nilai pancasila. Pluralisme harus diliat sebagai kekayaan bukan untuk memecah belah,” ungkap Wilhelmus kepada Ekora NTT di ruang kerjanya, Senin (19/08/2019).

Menurutnya, peserta didik harus belajar tentang pendidikan nilai dan karakter. Hal ini akan membantu mereka yang nantinya menjadi penerus bangsa  sehingga memahami bagaimana menghormati keberagaman dan pluralisme dalam bingkai Pancasila.

iklan

Untuk itu, Wilhelmus meminta guru-guru agama yang bernaung di bawah yayasan Katolik, Islam dan juga sekolah-sekolah negeri untuk bergandeng tangan menanamkan nilai moral, akhlak dan rasa saling menghargai perbedaan agama, suku, ras dan golongan.

Dirinya berjanji untuk terus membangun koordinasi, pengawasan terhadap seluruh aktivitas sekolah dan pesantren agar tidak terpapar paham radikalisme yang memecah belah.

Pencapaian terhadap misi dan semangat membangun toleransi, menurutnya, diperlukan strategi “Moderasi Beragama” dengan menanamkan nilai moderat, membangun persatuan umat melalui dialog dan silaturahmi serta integrasi data untuk mengukur perkembangan data sekolah dan aktivitas lembaga keagamaan.

Sejauh ini di Ende, menurut Wilhelmus, diskusi dan partisipasi umat lintas agama cukup baik melalui Forum Kerukunan Umat Beragama. Diskusi bersama selalu dilakukan antara tokoh-tokoh agama.

TERKINI
BACA JUGA