Yang Tersisa dari Perayaan Kemerdekaan di Larantuka

Larantuka, Ekorantt.com – Merayakan HUT Proklamasi NKRI dengan beragam kegiatan sudah menjadi kebiasaan. Bahkan, hal ini telah menjadi semacam tradisi, terwariskan dan diterima begitu saja.

Tentu kita tidak memaknai sampai pada rutinitasnya saja. Bukan juga untuk memeriahkan suasana. Adalah lebih penting kalau acara-acara yang digelar memberikan dampak positif, terutama bagi anak-anak pemilik masa depan negeri ini.

Kegiatan positif bagi anak-anak itulah yang digagas SimpaSio Institute. SimpaSio Institute merupakan lembaga arsip dan kajian sosial-budaya Flores Timur yang berkedudukan di Kota Larantuka.

Bersama Pemerintahan Kelurahan Sarotari Tengah, SimpaSio Institute membangun Kampung Literasi Kosaro dan terlibat dalam rangkaian kegiatan HUT NKRI ke-74 di bersama anak-anak.

Kegiatan paling pertama yakni lomba mewarnai gambar dengan tema laut. Sebanyak 50 anak mengikuti lomba tersebut.

iklan

Bukan tanpa tujuan, lomba sederhana ini mengusung misi kelautan yakni menanamkan kecintaan pada tanah air. Diakui bahwa negara Indonesia memiliki laut yang lebih luas daripada darat. Karena itu, aset laut harus dijaga dengan baik.

Pada hari berikutnya, anak-anak dibekali pelajaran tentang pengolahan sampah menjadi kerajinan tangan yang bernilai ekonomis. Sampah-sampah dari botol bekas kemasan air mineral diolah menjadi pot bunga dan tempat menyimpan pensil.

Bertempat di Pojok Baca I, pelajaran pengolahan didampingi Frangko Nalele dari Tim Kreatif SimpaSio Institute.

Masih soal sampah, bersama Misool Baseftin, anak-anak juga belajar tentang jenis-jenis sampah dan dampaknya terhadap lingkungan.

Kegiatan berlanjut pada 12 Agustus 2019. Peserta kegiatan diajak mengumpulkan sampah yang ada di pesisir pantai. Anak-anak sangat antusias dan dengan senang hati memungut sampah sebagai bagian dari komitmen untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Untuk menanamkan nilai-nilai ekologis, pada tanggal 13 Agustus 2019, digelar pula kegiatan meringkas cerita atau membuat sinopsis sederhana teks cerita-cerita ekologis.

Teks-teks cerita ini mengantar anak-anak pada pemahaman yang utuh tentang lingkungan hidup. Tidak hanya dibekali praktek, anak-anak juga diperkenalkan dengan gagasan-gagasan yang positif seputar isu lingkungan hidup.

Kegiatan kembali dilanjutkan dengan lomba baca puisi pada tanggal 15 Agustus 2019. Puisi karya Chairil Anwar, “Dipenegoro” dan “Karawang-Bekasi” dijadikan materi lomba.

Dan pada puncak hari kemerdekaan pada 17 Agustus 2019, SimpaSio Institute menggelar lokakarya dan pameran pangan lokal setelah upacara bendera.

Diyakini, rangkaian kegiatan itu sejalan dengan semengat kemerdekaan, selain kegiatan karnaval yang ramai, melelahkan, menyisahkan sampah, dan tidak sedikit merogoh kantong orang tua.

Eda Tukan

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA