‘Sadok Nonga’ dan ‘Leon Tenada’ Ramaikan Pembukaan Festival Lamaholot

Larantuka, Ekorantt.com – Pembukaan Festival Lamaholot yang diselenggarakan Pemkab Flores Timur berlangsung meriah di Lapangan Desa Bantala, Kecamatan Lewolema, dua hari berturut-turut (11-12 September 2019).

Komunitas masyarakat adat dari persekutuan 5 kampung di Kecamatan Lewolema mempersembahakan atraksi Sadok Nonga atau tinju adat dan atraksi Leon Tenada atau lomba memanah.

Dua atraksi ini berhasil mengundang decak kagum wisatawan dan tamu yang hadir.

Atraksi Sadok Nonga itu sendiri merupakan tinju adat yang berasal dari budaya masyarakat Desa Bantala. Tradisi ini sedari dulu dilakukan pada masa-masa akhir panen sebagai bentuk syukur atas hasil panen.

Sadok Nonga berasal dari kata Sadok dan Nonga. Dalam bahasa setempat (Lamaholot Dialeg Lewolema) Sadok berarti tinju dan Nonga berarti bakul tempat menampung padi yang terbuat dari anyaman daun lontar.

iklan

Penamaan Sadok Nonga ini merujuk pada tindakan meninju yakni Sadok dan media yang digunakan sebagai sasaran meninju yakni Nonga.

Nonga atau wadah yang terbuat dari anyaman lontar ini diisi daun jerami dan dibawa oleh para pria di sekitar Mera atau mesbah batu persembahan yang berada di tengah-tengah kebun menuju ke Ori atau pondok tempat penyimpanan padi.

Para pria yang membawakan Nonga memanggil pria-pria di seputaran pondok untuk meninju Nonga dengan sekuat tenaga hingga Nonga  tersobek.

Tradisi ini masih terawat hingga sekarang. Ini adalah bentuk ekspresi suka cita dan kegembiraan atas hasil panen. Sadok Nonga juga dilakukan sebagai simbol semangat keksatriaan pria Desa Bantala.

SementaraLeon Tenada adalah lomba memanah tradisional yang dilakukan oleh komunitas adat Lewolema dalam rangkaian kegiatan Hone Koko atau membangun rumah adat.

Tradisi ini biasanya dilakukan sebagai salah satu bentuk syukuran atas rampungnya pembangunan rumah adat.

Tradisi Leon Tenada ini masih dipertahankan hingga saat ini, bahkan menjadi salah satu rangkaian kegiatan yang dinanti-nanti para pria Lewolema saat membangun rumah adat.

Dalam pembukaan Festival Lamaholot tahun 2019 ini, lomba memanah dibawakan dua kali. Pertama, dibawakan oleh   komunitas adat Desa Painapang. Kedua, melibatkan seluruh peserta festival.

Setiap peserta manarik busur dan melayangkan anak panah untuk mengenai target yang ditentukan yakni padu, sejenis pohon yang bergetah putih. Perlombaan dihentikan jika salah satu peserta mengenai Padu.

Selain Sadok Nonga dan Leon Tenada, pembukaan Festival Lamaholot diramaikan juga pameran tenun ikat ibu-ibu Lewolema, atraksi drum band tradisional oleh siswa SD se-Lewolema, lomba permainan gasing (kote) oleh anak-anak SD se-Lewolema, dan paduan suara SMAK Frateran Podor Larantuka.

Tarian massal Sason yang melibatkan seribu anak SD Se-Kecamatan Ile Mandiri dan Komunitas masyarakat adat Ilemadiri dan Lewolema ikut meramaikan pembukaan festival.

Acara ini dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur, Antonius Hubertus G. Hadjon dan Agustinus Payong Boli beserta rombongan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA