Ruteng, Ekorantt.com – Dalam rangka menekan angka stunting, Pemerintah Desa Langkas, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia memproduksi susu kedelai.
Sebagaimana diketahui, merebaknya virus corona mempengaruhi ketahanan pangan dan gizi, secara khusus di tingkat desa. Pejabat Sementara Desa Langkas, Fidelis Mansuri mengaku prihatin dengan kondisi pangan di desanya.
“Situasi pangan dan gizi di desa ini sangat prihatin, apalagi di tengah Covid-19. Masyarakat merasa susah untuk memperoleh makanan yang bergizi,” ujar Mansuri di kediamannya, Jumat (15/5/2020).
Mansuri menjelaskan, ekonomi masyarakat desa macet. Penghasilan menurun. Ditambah, hasil panen yang mengecewakan.
Dikatakannya, pemerintah desa telah berupaya memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita yang mengalami stunting.
Mansuri mengatakan, “jumlah stunting di desa ini dengan data pada tahun 2019, ada 27 anak yang mengalami stunting. Ada 13 anak yang pendek dan 14 anak yang sedang”.
Dalam situasi demikian, jelas Mansuri, pemerintah desa memikirkan sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang program hortikultura.
“Upaya yang kami lakukan seperti mengajak masyarakat untuk menanam sayur-sayuran yang bergizi,” ungkapnya.
“Dari desa pernah menyumbangkan bibit sayur-sayuran untuk masyarakat,” tambahnya.
Di samping itu, upaya membasmi stunting di Desa Langkas didukung juga oleh kehadiran kader posyandu desa.
Saverius Gratias, salah satu kader posyandu di Desa Langkas menuturkan, dirinya pernah dilatih oleh Yayasan Ayo Indonesia untuk pembuatan susu kedelai bagi anak-anak yang mengalami stunting.
Apa yang dikatakan oleh Saverius ini merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Puskesmas Beamese dan Yayasan Ayo Indonesia.
Kepala Puskesmas Beamese, Edarsian Jaya Sau menyebutkan, baik Yayasan Ayo Indonesia maupun Puskesmas Beamese punya komitmen yang sama untuk meningkatkan kesehatan ibu dan balita.
“Jadi, ada kelas sendiri. Dia tidak sama dengan posyandu. Kalau posyandu memang rutin. Pengukurannya memang tidak setiap bulan, tetapi per semester,” ujarnya
Sejauh ini, Puskesmas Beamese telah mengadakan program PMT balita sehat dan MP- ASI atau Makanan Pendamping ASI stunting. Program tersebut telah dibantu oleh kementerian dalam bentuk pembagian biskuit
“Yang terbaru kami kerja sama dengan Ayo Indonesia. Banyak sekali yang dibantu mulai dari alat antropometri, pelatihan kader posyandu, dan pembuatan susu kedelai. Kegiatan itu sangat efektif,” pungkasnya.
Adeputra Moses