Keluarga Gelar Aksi 1000 Lilin, Tuntut Transparansi Hasil Swab TLJ

Ruteng, Ekorantt.com – Keluarga TLJ (55), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Pitak yang meninggal di ruang isolasi RSUD Ruteng pada 3 Mei 2020, menggelar aksi 1000 lilin, menuntut Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Manggarai agar transparan soal hasil swab TLJ.

Menenteng poster bertuliskan “Asumsi Telah Membunuh Mama Theresia” dan “Cukup 1 Theresia”, masa aksi yang berjumlah sekitar 50-an orang itu, tampak berjalan kaki dari rumah duka di Pitak, menuju halaman Kantor Bupati Manggarai.

Mereka tiba di depan Kantor Bupati Manggarai sekitar pukul 17.00 Wita.

Di depan kantor itu, massa aksi membakar 1000 lilin dan berorasi menuntut keadilan atas kematian pasien tersebut.

Koordinator aksi tersebut, Gregorius Antonius Bocok mengatakan bahwa, saat TLJ meninggal dunia di ruang isolasi RSUD Ruteng pada 3 Mei 2020, dokter memberikan ruang negosiasi dan kemudian mengizinkan pihak keluarga untuk menguburkan jenazah TLJ.

iklan

“Setelah itu, Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Manggarai mengambil alih, sehingga TLJ dikuburkan berdasarkan Protokol Covid-19,” katanya.

Pada 19 Mei 2020, lanjutnya, pihak keluarga mengajukan surat permohonan kepada  Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Manggarai agar memberitahukan hasil swab test almarhumah TLJ kepada keluarga.

“Jawaban yang didapat oleh pihak keluarga, nihil,” tegasnya.

Menurutnya, keputusan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Manggarai yang memakamkan TLJ sesuai protokol Covid-19, menyebabkan keluarga tercerabut dari kehidupan sosial, kehilangan hak atas adat, dan kehilangan hak atas pelayanan agama.

“Di mana keadilan itu? Bukankah ada Undang-undang yang mengatur bahwa setiap warga negara berhak memperoleh informasi. Jangan berlindung di balik kekuasaan,” ujar dia.

Sementara itu AR, salah satu putra  TLJ, dalam kesempatan itu meminta Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Manggarai agar transparan  menyampaikan hasil swab test dari almarhumah ibunya.

“Selama ini, hasil swab almarhumah tidak pernah disampaikan kepada keluarga,” katanya.

“Cukup hanya Theresia saja yang diperlakukan seperti ini.  Cukup satu Theresia, tidak boleh ada lagi Theresia lain yang dikorbankan ke depannya,” tegasnya.

Aksi tersebut diakhiri dengan pembacaan puisi oleh kedua anak TLJ. Kemudian, massa aksi berdoa bersama.

TLJ awalnya datang berobat di IGD RSUD Ben Mboi Ruteng, Rabu (30/4/2020) dengan keluhan sesak nafas serta penyakit penyerta (komorbid), diabetes.

Pada Sabtu (2/5/2020) TLJ mengalami penurunan kesadaran, sehingga diperiksa dan hasil rontgent thorax terindikasi menderita pneumonia dan infeksi virus.

Meski tidak memiliki riwayat perjalanan dari daerah terpapar, namun karena pernah kontak fisik dengan 2 anaknya yang datang dari Kupang yang merupakan zona merah covid-19, TLJ ditetapkan sebagai PDP. TLJ kemudian langsung diisolasi di ruang isolasi RSUD Ruteng.

TLJ dan kedua anaknya yang datang dari Kupang juga pernah mengikuti rapid test, hasilnya negatif.

Adeputra Moses

TERKINI
BACA JUGA