Jejak NTA di Nian Sikka: Dari Pendidikan Sampai Air Bersih Pertanian

Maumere, Ekorantt.com – Meski Pendemi Covid – 19 mengancam nyawa, semangat dan komitmen kuat lembaga intenasional yang menjalani misi kemanusiaan di bumi nian Sikka itu pantang surut. Terhitung sejak 2 hingga 7 Agustus 2020, Don Bosko Meke, Direktur Nusa Tenggara Asociation (NTA) Indonesia bersama Frans Wayan yang membidangi pendidikan mengunjungi sejumlah lokasi yang menjadi sasaran penerima bantuan.

Sabtu, 7 Agustus 2020,  Ekora NTT ikut dalam kunjungan terakhirnya di wilayah Kecamatan Kangae, Kecamatan Nita, Kecamatan Kewapante serta Kecamatan Hewokloang. Empat kecamatan itu merupakan lokasi sasaran NTA  Indonesia di Kabupaten Sikka, selain di daratan Timor tepatnya Kupang dan Semau.

Salah satu skolah dasar yang dikunjungi adalah SDK Watu Kobu, Desa Kopong, Kecamatan Kewapante. Di sekolah ini, Tim ATN diterima dengan acara seremoni adat Sikka Hular Wair dan pengalungan selendang setra tarian oleh para siswa dan siswi sekolah itu.

Di sekolah itu, Tim NTA bertemu dengan para guru dan siswa untuk memastikan paket bantuan yang diberikan diterima dan digunakan secara baik atau tidak.

Dari catatan pihak sekolah, diperoleh informasi bahwa sekolah ini menerima 5 paket bantuan meliputi pembangunan pagar lingkungan sekolah, bantuan ruang perpustakaan beserta isinya, bangku, dan meja murid. Dan yang teranyar adalah tong penampung air untuk cuci tangan, bagi-bagi masker buat siswa dan guru serta poster kampanye menghindari diri dari Covid 19.

iklan

Kepada Direktur NTA Indonesia, Wilhelmina Rote, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDK Watu Kobu menyampaikan terima kasih banyak karena NTA telah dengan senang hati memberikn paket bantuan kepada sekolahnya.

“Sungguh dari hati yang tulus, kami sampaikan terima kasih kepada pimpinan NTA baik yang ada di Australia maupun di Indonesia,” ujar Wilhelmina Rote menjawab Ekora.

Dikatakannya, yang menarik dari pemberian bantuan itu bukan saja aspek pemanfaatan paket yang diberikan, tetapi lebih dari itu pihak sekolah belajar bagaimana menggunakan modal secara bertanggung jawab agar bantuan yang diberikan sungguh-sungguh dimanfaatkan secara baik dan berkelanjutan. Tidak ada penyalahgunaan atau penyimpangan semua sesuai dengan petunjuk yang diberikan pihak lembaga donor.

Fran Wayan, Staf NTA Indonesia yang  memiliki tugas khusus di bidang pendidikan, memuji pihak sekolah yang sungguh mengelola seluruh paket bantuan pendidikan secara baik dan bertanggung jawab. Hal itu dibuktikan dengan semua sarana yang terpelihara secara baik.

Meski demikian, Frans Wayan berpesan melalui kepala sekolah agar turus memotivasi anak didik untuk menggunakan perpustakaan sebagai tempat menambah wawasan siswa serta mengenal literasi secara baik, karena buku adalah jendela dunia.

Pertanian Berkelanjutan

Setalah meninjau sekolah, Tim melanjutkan kunjungan di bidang pertanian dan pariwisata. Menjadi sasaran kunjungan tim adalah Kelompok Sinar Baru di Desa Kajowair, Kecamatan Hewokloang. Di sini, Tim menjumpai pengurus dan anggota kelompok tani yang mengelola pertanian berkelanjutan dengan mengembangkan tanaman kakao/coklat.

Menjawab pertanyaan mengapa memilih tanaman kakao bukan tanaman lain, Matias Meki sebagai Pendamping NTA Lokal mengatakan, semenjak tahun 2007, wilayah Desa Kajowair dan desa sekitarnya terkenal dengan hutan kakao. Namun, sayang nama besar hutan kakao tidak diikuti dengan produksi hasil panen yang melimpah.

“Harga pasaran sangat baik, tetapi hasil biji kakao sangat sedikit, karena pohon kakaonya sudah tua sehingga tidak bisa berbuah banyak lagi,” jelas Melki.

Menurut Melki, alasan itulah yeng telah mendorong NTA Indonesia untuk menolong petani melalui program peremajaan dan pemberikan bibit kakao unggul yang didatangkan dari Jember – Jawa Timur.

Hal ini dibenarkan oleh Ketua Kelompok Sinar Baru Matias Abdon.

Menurut Matias Abdon, NTA Indonesia tidak saja memberikan bibit unggul, tetapi juga memberikan pelatihan bagi petani untuk membudidayakan kakao melalui sambung pucuk dan sambung samping. Di samping itu, dilatih pula cara membuat pupuk kompos serta diberikan bibit dari klon MCC 01 dan MCC 06. Keduanya adalah jenis bibit dengan tingkat hasil produksi tertinggi.

Selain pertanian di bidang tanaman perkebunan, juga diberikan paket bantuan ternak babi. Karena melihat daerah dataran tinggi itu memiliki potensi tanaman singkong dan pisang, maka kepada petani yang memelihara babi diberikan kandang babi dua kotak serta 2 ekor  anak babi untuk dipelihara.

Untuk kebutuhan minum ternak dan keluarga, NTA memberikan bantuan bak penampung air hujan (PAH) bagi warga yang belum memiliki bak sendiri. Menurut data yang dirilis oleh Direktur NTA Indonesia, terdapat 1.150 buah bak PAH dan 450 buah MCK telah rampung dikerjakan dan digunakan oleh anggota kelompok.

Kelompok Sinar Baru dengan hasil tenunannya. Foto/Ekora/Lukas R.Lado

Sementara untuk mendukung pengembangan pariwisata Kabupaten Sikka, NTA memberikan pelatihan untuk ibu-ibu penenun yang tergabung dalam kelompok Akasia. Kelompok yang beranggotakan 25 orang itu dikomandoi oleh ibu Ludgardis Bunga Eldis sebagai ketua kelompok.

“Kami berterima kasih kepada NTA karena telah memberikan pelatihan bagi kami tentang bagaimana bertenun dengan menggunakan pewarna dari bahan alami dari kulit pohon nila, mangkudu, mahoni, dan mangga,” ujar Ludgardis Bunga.

NTA  lahir di Australia pada tahun  1992  dan telah  berkarya Nusa Tenggara Timur hampir 20 tahun. NGO itu mengusung visi “Bersama masyarakat mampu memberantas  kemiskinan dan kebodohan melalui pembangunan pertisipatis berkelanjutan.”

TERKINI
BACA JUGA