Ende, Ekorantt.com – Kawasan Wisata Danau Kelimutu telah menjadi spot wisata dunia. Namanya sudah familiar. Puluhan ribu wisatawan, baik tamu mancanegara ataupun tamu domestik, berkunjung ke sana setiap tahunnya.
Tidak hanya daya magis tiga kawah danaunya, Kawasan Wisata Danau Kelimutu juga menawarkan sejumlah spot wisata yang sayang kalau dilewatkan. Bagi Anda yang berkunjung ke sana, satu lagi spot wisata peninggalan Pemerintahan Belanda yang wajib disambangi yaitu Pesanggrahan Belanda.
Pesanggrahan Belanda merupakan sebuah bangunan yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. Bangunan ini merupakan tempat peristirahatan dan persinggahan pegawai Pemerintah Hindia Belanda saat berkunjung ke Danau Kelimutu atau transit ketika bepergian dari atau ke Kota Ende, sebelum ada jaringan jalan raya.
Gaya arsitekturnya khas, yang merupakan gabungan antara arsitektur Belanda dan arsitektur Lio, salah suku di Pulau Flores. Arsitektur Belanda nampak pada material semen sebagai fundasi dinding setengah tembok. Sementara, material kayu dan alang-alang sebagai penutup atap bangunan sangat kental dengan model bangunan suku Lio.
Bangunan ini memiliki dua lantai. Pada lantai pertama terdapat kamar tidur, ruang perapian, dapur, toilet, dan kamar mandi. Sedangkan di lantai kedua terdapat ruangan tanpa sekat yang didigunakan selain untuk tidur juga menyimpan bahan makanan dan barang-barang penting. Kedua lantai ini dihubungkan oleh tangga kayu yang diletakkan di samping perapian.
Setelah kemerdekaan, bangunan ini digunakan sebagai pos pengamatan gunung api oleh pemerintah Indonesia. Karena bertambahnya usia bangunan dan minimnya pemeliharan, rumah persanggrahan itu tidak dapat dipakai lagi. Tersisa puing-puing tembok yang masih berdiri sampai saat ini.
Beberapa waktu belakangan, pengelola Taman Nasional Kelimutu membenahinya untuk dijadikan salah satu spot wisata pendukung, khususnya wisata sejarah. Pesanggrahan Belanda juga dimanfaatkan oleh pengelola sebagai lokasi beberapa acara penting, salah satunya acara workshop Elang Flores yang diselenggarakan pada tahun 2019.
Pengelola Taman Nasional Kelimutu berusaha untuk mengalihkan pengunjung untuk tidak menumpuk di atas tugu puncak.
Anjungan Persanggrahan
Sejak dibukanya kembali Taman Nasional Kelimutu pada masa adaptasi kebiasaan baru beberapa waktu lalu, ada satu fasilitas yang mendapat perhatian pengujung. Namanya Anjungan Persanggrahan.
Anjungan Persanggrahan berlokasi tepat di samping areal parkir, dekat dengan jalan ke objek wisata sejarah pesanggarahan tepatnya di areal Kelimutu Market yang telah diresmikan Bupati Ende, Achmad H. Djafar saat pembukaan kembali Taman Nasional Kelimutu.
Dulunya, tempat ini tidak terlalu diperhatikan karena penuh dengan semak-semak kirinyuh yang tertutup alang-alang dari pinggir parkiran. Dalam perencanaan penataan pedagang Taman Nasional Kelimutu, lokasi ini kemudian ditata menjadi anjungan sebagai tempat duduk di area pedagang kuliner/food court.
Sejak dibuka, Anjungan Persanggrahan disukai para pengunjung. Pepohonan hutan tua dengan paku-pakuan di sekitar anjungan bikin suasana teduh. Tidak hanya sebagai tempat makan sambil bersantai, anjungan ini dijadikan tempat befoto ria oleh sejumlah pengunjung. Pemandangannya sangat instagramable.
Keberadaan Anjungan Pesanggrahan sejauh ini telah membagi konsentrasi pengunjung di Taman Nasional Kelimutu. Sasaran pengunjung tidak hanya di Tugu Puncak tetapi juga di area Kelimutu Market.
Balai Taman Nasional Kelimutu menyadari masih banyak yang perlu dibenahi, khususnya di area Kelimutu Market dan Anjungan Pesanggrahan. Pengelola berharap kesadaran para pengunjung dan dukungan dari banyak pihak terkait peningkatan produk dagangan di Kelimutu Market. Pengelola mengingatkan pengunjung agar biasakan diri membawa tumbler saat berkunjung ke Kelimutu.