Indeks Resiko Bencana Tertinggi di NTT, Daeng Bakir Paparkan Pontesi Bencana di Sikka

Maumere, Ekorantt.com – Indeks resiko bencana di Kabupaten Sikka jadi yang tertinggi di Provinsi NTT dan menempati peringkat 59 dari 479 kabupaten /kota di Indonesia. Kepala BPBD Sikka, Muhammad Daeng Bakir membenarkan hal demikian.

Ditemui di ruang kerjanya, Rabu (9/9/2020), Bakir menuturkan sejumlah potensi bencana yang di Kabupaten Sikka, yakni; abrasi, longsor, banjir, badai, dan kebakaran baik rumah maupun hutan.

“Indeks bencana kita mencapai skor 201. Artinya kondisi daerah kita berada dalam ancaman sangat tinggi. Ancaman bencana tinggi dikarenakan di Sikka ini berada di lintasan patahan kerak bumi,” kata Bakir.

Bakir menguraikan bahwa potensi bencana terjadi karena Sikka memiliki dua gunung berapi yakni Gunung Egon dan Gunung Rokatenda. Tak hanya itu, abrasi juga seringkali terjadi karena letak wilayah di pesisir.

Fenomena monsoon juga membuat wilayah Kabupaten Sikka dan sebagian besar kabupaten di NTT merasakan kekeringan setiap tahun. Tambahan, fenomena bukit gundul akibat kebakaran hutan menyebabkan cadangan air menipis.

iklan

“Stok air tanah kita lama kelamaan akan habis katena potensi pengambilan air tanah kita sangat tinggi. Sumur bor, apalagi sawah-sawah kita menggunakan sumur bor. Itu berpotensi menyebakan reduksi air laut. Permukaan air tanah menurun. Permukaan air laut tinggi, air masuk lewat pori-pori,” jelas Bakir.

Tak heran, tahun 2017 lalu, Bupati Sikka menyatakan rawan pangan akibat bencana kekeringan di puluhan desa di Kabupaten Sikka.

Pada tahun 2019, BMKG Stasiun Klimatologi Kupang menyatakan bahwa 9 kabupaten mengalami kekeringan ekstrim termasuk Kabupaten Sikka. bahkan, Kecamatan Magepanda mengalami hari tanpa hujan (HTH) dengan kategori kekeringan ekstrim.

Kerena itu Bakir memberikan masukan yakni reboisasi, kurangi penggunaan air tanah, penghematan air dan menormalisasikan kali-kali yang di sekitar wilayah perkotaan.

Tidak hanya kekeringan, Kabupaten Sikka rawan DBD. Hal ini dirasakan setiap tahun. Awal tahun 2020 ini mengalami kejadian luar biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD), per tanggal 16 Maret 2020 dengan angka 1.292 kasus atau 38% di seluruh NTT dan 5% nasional.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA