Ekorantt.com
No Result
View All Result
Minggu, 17 Januari 2021
  • Gerak
    • All
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Politik
    Diduga Pukul Wartawan Teras-ntt, Kontraktor dan Pekerja di Flotim Harus Diproses Hukum

    Diduga Pukul Wartawan Teras-ntt, Kontraktor dan Pekerja di Flotim Harus Diproses Hukum

    Proyek SPAM IKK Ile Boleng Mangkrak, AMPERA: 1 Miliar Rupiah Lebih Mengalir Kemana?

    Proyek SPAM IKK Ile Boleng Mangkrak, AMPERA: 1 Miliar Rupiah Lebih Mengalir Kemana?

    Sandar Perdana di Wulandoni-Lembata, KM. Sabuk Nusantara 43 Siap Gairahkan Ekonomi

    Sandar Perdana di Wulandoni-Lembata, KM. Sabuk Nusantara 43 Siap Gairahkan Ekonomi

    Karir Politik Dula Berakhir di Balik Jeruji Besi

    Karir Politik Dula Berakhir di Balik Jeruji Besi

    Yosef Marung Sulap Pekarangan Rumah Jadi Kebun Vanili

    Yosef Marung Sulap Pekarangan Rumah Jadi Kebun Vanili

    Nama Dua Kecamatan di Matim Diubah

    Nama Dua Kecamatan di Matim Diubah

    Isu Ikan Beracun Beredar di Masyarakat, Ini Penjelasan DKPKP Manggarai

    Isu Ikan Beracun Beredar di Masyarakat, Ini Penjelasan DKPKP Manggarai

    Tiga Kelompok Tani di Rana Loba, Matim Dapat Bantuan Program KUBE

    Tiga Kelompok Tani di Rana Loba, Matim Dapat Bantuan Program KUBE

    Ratusan Ekor Babi di Manggarai Mati Mendadak, Kecamatan Wae Ri’i Terbanyak

    Ratusan Ekor Babi di Manggarai Mati Mendadak, Kecamatan Wae Ri’i Terbanyak

    • Ekonomi
    • Hukum
    • Politik
  • Jejak
    • All
    • Budaya
    • Mo'ang Bura
    • Pariwisata
    HPI Manggarai Minta Pemerintah Usut Wisatawan yang Gunakan Helikopter ke Wae Rebo

    HPI Manggarai Minta Pemerintah Usut Wisatawan yang Gunakan Helikopter ke Wae Rebo

    Jalan Erwin Yuan Melestarikan Tenun NTT

    Jalan Erwin Yuan Melestarikan Tenun NTT

    Sektor Pariwisata Sumbang Rp175 Juta untuk PAD Manggarai

    Soal Kunjungan Wisata ke Wae Rebo Pakai Helikopter, Dinas Pariwisata Manggarai Kesal

    ‘Check Out’ dari Homestay Pantai Paris, Tamu Wajib Tanam Kelor

    ‘Check Out’ dari Homestay Pantai Paris, Tamu Wajib Tanam Kelor

    Malam Natal, Siswa SMPN 6 Boawae Bawakan Fragmen Kelahiran Yesus

    Malam Natal, Siswa SMPN 6 Boawae Bawakan Fragmen Kelahiran Yesus

    Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Sedu Imbau Umat Kristiani Ampuni Ustad Abdul Somad

    Mgr Edwaldus: Tuhan Yesus Adalah Terang dalam Keluarga

    Pelindo Ende Beri Bingkisan Natal Untuk Umat Kristiani Kota Ende

    Pelindo Ende Beri Bingkisan Natal Untuk Umat Kristiani Kota Ende

    Partai Koalisi Melempem Soal Lowongan Wakil Bupati Ende, Bupati Djafar: Saya Butuh Dua Nama

    Lomba Dekorasi Natal Meriahkan Perayaan Natal Tahun 2020 di Ende

    Surat Gembala Uskup Maumere: Menggereja Secara Baru di Tengah Pandemi Covid-19

    Surat Gembala Uskup Maumere: Menggereja Secara Baru di Tengah Pandemi Covid-19

    • Budaya
    • Pariwisata
    • Mo’ang Bura
  • Kocak
    • All
    • Inspirasi
    • Rakat
    Perjuangan Penyuluh KB Tanawawo, Melintasi Medan Ekstrim Demi Keluarga di Daerah Terpencil

    Perjuangan Penyuluh KB Tanawawo, Melintasi Medan Ekstrim Demi Keluarga di Daerah Terpencil

    Nikmati Racikan Kopi Dua Pemuda Maumere di Kedai Kopi Lamaffa

    Nikmati Racikan Kopi Dua Pemuda Maumere di Kedai Kopi Lamaffa

    Kisah Pasutri Disabilitas di Sikka, Pendidikan Anak Jadi Nomor Satu

    Kisah Pasutri Disabilitas di Sikka, Pendidikan Anak Jadi Nomor Satu

    FPB Kabupaten Ende Salurkan Bantuan Bagi Korban Erupsi Ile Lewotolok

    FPB Kabupaten Ende Salurkan Bantuan Bagi Korban Erupsi Ile Lewotolok

    STFK Ledalero Peduli Korban Erupsi Ile Lewotolok

    STFK Ledalero Peduli Korban Erupsi Ile Lewotolok

    Tiga Mahasiswa Unipa Indonesia Menangi Frans Seda Award 2020

    Tiga Mahasiswa Unipa Indonesia Menangi Frans Seda Award 2020

    Tiga Musisi Asal NTT Sabet Penghargaan AMI Awards 2020

    Tiga Musisi Asal NTT Sabet Penghargaan AMI Awards 2020

    Kisah Khamdan, Guru SMPN 5 Sambi Rampas yang Terpilih Jadi Guru Inspiratif Nasional

    Kisah Khamdan, Guru SMPN 5 Sambi Rampas yang Terpilih Jadi Guru Inspiratif Nasional

    Mahasiswi di Maumere Biayai Kuliah dari Ojek, Cuci Pakaian, Jualan Nasi dan Kue

    Mahasiswi di Maumere Biayai Kuliah dari Ojek, Cuci Pakaian, Jualan Nasi dan Kue

    • Rakat
    • Inspirasi
  • Lacak
    • All
    • Gagasan
    • Tajuk
    Pesan di Balik Kunjungan Salah Seorang ODGJ ke Rumah Polisi Arsy Lentar

    Pesan di Balik Kunjungan Salah Seorang ODGJ ke Rumah Polisi Arsy Lentar

    Dipanggil untuk “Menjadi” (Refleksi Usai Pilkada Serentak 2020)

    Dipanggil untuk “Menjadi” (Refleksi Usai Pilkada Serentak 2020)

    ASEAN: Sinergi Perangi Covid-19

    ASEAN: Sinergi Perangi Covid-19

    Koperasi Gagal Bayar dan Abainya Pemerintah

    Pandemi, Koperasi dan Agenda Demokratisasi Ekonomi

    Bahasa Indonesia Belum Merdeka

    Bersahabat dengan Anak

    Bahasa Indonesia Belum Merdeka

    Bahasa Indonesia Belum Merdeka

    Plus-Minus Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi

    Demi ‘Anandao’ yang Cerdas dan Berkarakter (Refleksi Hari Jadi SMPK Frateran Ndao ke-72)

    Ketundukan Historis Kaum Perempuan  (Di Rumah Bersama Friedrich Engels)

    Urgensi GDN di Tengah Wabah Covid-19

    Koperasi Gagal Bayar dan Abainya Pemerintah

    Koperasi Gagal Bayar dan Abainya Pemerintah

    • Gagasan
    • Tajuk
  • Sentak
    • All
    • iDesa
    • Kesehatan
    • Koperasi
    • Lingkungan Hidup
    • Olahraga
    • Pendidikan
    Pembangunan Infrastruktur Vital Iringi Rencana Pendirian Stadion di Matim

    Bupati Agas Positif Rapid Test Antigen

    Seorang Anggota Satgas Covid-19 dengan Status Probable di Nagekeo Meninggal Dunia

    Seorang Anggota Satgas Covid-19 dengan Status Probable di Nagekeo Meninggal Dunia

    Keluarga PDP yang Meninggal di Manggarai: Jasad Kami Hidup Tapi Jiwa Kami Sudah Mati

    Stok Catridge TCM Covid-19 di RSUD Ende Habis

    Pasien Probable yang Meninggal di Ende Dikuburkan dengan Prokes

    Pasien Probable yang Meninggal di Ende Dikuburkan dengan Prokes

    Empat SMA di Matim Dapat DAK 2021 dari Pemprov NTT

    Empat SMA di Matim Dapat DAK 2021 dari Pemprov NTT

    Tambah Satu, Total Tiga Pasien COVID-19 di Manggarai Meninggal Dunia 

    Tambah Satu, Total Tiga Pasien COVID-19 di Manggarai Meninggal Dunia 

    Vaksinasi COVID-19 di Matim Prioritas Nakes dan Pejabat Publik

    Vaksinasi COVID-19 di Matim Prioritas Nakes dan Pejabat Publik

    Di Manggarai, 1 PDP dan 6 ODP Covid-19

    Terkonfirmasi Positif, Dirut RSUD Ben Mboi Ruteng Jalani Karantina Mandiri

    Kasus Meningkat, DPRD Minta Pemda Manggarai Terapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

    Kasus Meningkat, DPRD Minta Pemda Manggarai Terapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

    • iDesa
    • Koperasi
    • Pendidikan
  • Gerak
    • All
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Politik
    Diduga Pukul Wartawan Teras-ntt, Kontraktor dan Pekerja di Flotim Harus Diproses Hukum

    Diduga Pukul Wartawan Teras-ntt, Kontraktor dan Pekerja di Flotim Harus Diproses Hukum

    Proyek SPAM IKK Ile Boleng Mangkrak, AMPERA: 1 Miliar Rupiah Lebih Mengalir Kemana?

    Proyek SPAM IKK Ile Boleng Mangkrak, AMPERA: 1 Miliar Rupiah Lebih Mengalir Kemana?

    Sandar Perdana di Wulandoni-Lembata, KM. Sabuk Nusantara 43 Siap Gairahkan Ekonomi

    Sandar Perdana di Wulandoni-Lembata, KM. Sabuk Nusantara 43 Siap Gairahkan Ekonomi

    Karir Politik Dula Berakhir di Balik Jeruji Besi

    Karir Politik Dula Berakhir di Balik Jeruji Besi

    Yosef Marung Sulap Pekarangan Rumah Jadi Kebun Vanili

    Yosef Marung Sulap Pekarangan Rumah Jadi Kebun Vanili

    Nama Dua Kecamatan di Matim Diubah

    Nama Dua Kecamatan di Matim Diubah

    Isu Ikan Beracun Beredar di Masyarakat, Ini Penjelasan DKPKP Manggarai

    Isu Ikan Beracun Beredar di Masyarakat, Ini Penjelasan DKPKP Manggarai

    Tiga Kelompok Tani di Rana Loba, Matim Dapat Bantuan Program KUBE

    Tiga Kelompok Tani di Rana Loba, Matim Dapat Bantuan Program KUBE

    Ratusan Ekor Babi di Manggarai Mati Mendadak, Kecamatan Wae Ri’i Terbanyak

    Ratusan Ekor Babi di Manggarai Mati Mendadak, Kecamatan Wae Ri’i Terbanyak

    • Ekonomi
    • Hukum
    • Politik
  • Jejak
    • All
    • Budaya
    • Mo'ang Bura
    • Pariwisata
    HPI Manggarai Minta Pemerintah Usut Wisatawan yang Gunakan Helikopter ke Wae Rebo

    HPI Manggarai Minta Pemerintah Usut Wisatawan yang Gunakan Helikopter ke Wae Rebo

    Jalan Erwin Yuan Melestarikan Tenun NTT

    Jalan Erwin Yuan Melestarikan Tenun NTT

    Sektor Pariwisata Sumbang Rp175 Juta untuk PAD Manggarai

    Soal Kunjungan Wisata ke Wae Rebo Pakai Helikopter, Dinas Pariwisata Manggarai Kesal

    ‘Check Out’ dari Homestay Pantai Paris, Tamu Wajib Tanam Kelor

    ‘Check Out’ dari Homestay Pantai Paris, Tamu Wajib Tanam Kelor

    Malam Natal, Siswa SMPN 6 Boawae Bawakan Fragmen Kelahiran Yesus

    Malam Natal, Siswa SMPN 6 Boawae Bawakan Fragmen Kelahiran Yesus

    Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Sedu Imbau Umat Kristiani Ampuni Ustad Abdul Somad

    Mgr Edwaldus: Tuhan Yesus Adalah Terang dalam Keluarga

    Pelindo Ende Beri Bingkisan Natal Untuk Umat Kristiani Kota Ende

    Pelindo Ende Beri Bingkisan Natal Untuk Umat Kristiani Kota Ende

    Partai Koalisi Melempem Soal Lowongan Wakil Bupati Ende, Bupati Djafar: Saya Butuh Dua Nama

    Lomba Dekorasi Natal Meriahkan Perayaan Natal Tahun 2020 di Ende

    Surat Gembala Uskup Maumere: Menggereja Secara Baru di Tengah Pandemi Covid-19

    Surat Gembala Uskup Maumere: Menggereja Secara Baru di Tengah Pandemi Covid-19

    • Budaya
    • Pariwisata
    • Mo’ang Bura
  • Kocak
    • All
    • Inspirasi
    • Rakat
    Perjuangan Penyuluh KB Tanawawo, Melintasi Medan Ekstrim Demi Keluarga di Daerah Terpencil

    Perjuangan Penyuluh KB Tanawawo, Melintasi Medan Ekstrim Demi Keluarga di Daerah Terpencil

    Nikmati Racikan Kopi Dua Pemuda Maumere di Kedai Kopi Lamaffa

    Nikmati Racikan Kopi Dua Pemuda Maumere di Kedai Kopi Lamaffa

    Kisah Pasutri Disabilitas di Sikka, Pendidikan Anak Jadi Nomor Satu

    Kisah Pasutri Disabilitas di Sikka, Pendidikan Anak Jadi Nomor Satu

    FPB Kabupaten Ende Salurkan Bantuan Bagi Korban Erupsi Ile Lewotolok

    FPB Kabupaten Ende Salurkan Bantuan Bagi Korban Erupsi Ile Lewotolok

    STFK Ledalero Peduli Korban Erupsi Ile Lewotolok

    STFK Ledalero Peduli Korban Erupsi Ile Lewotolok

    Tiga Mahasiswa Unipa Indonesia Menangi Frans Seda Award 2020

    Tiga Mahasiswa Unipa Indonesia Menangi Frans Seda Award 2020

    Tiga Musisi Asal NTT Sabet Penghargaan AMI Awards 2020

    Tiga Musisi Asal NTT Sabet Penghargaan AMI Awards 2020

    Kisah Khamdan, Guru SMPN 5 Sambi Rampas yang Terpilih Jadi Guru Inspiratif Nasional

    Kisah Khamdan, Guru SMPN 5 Sambi Rampas yang Terpilih Jadi Guru Inspiratif Nasional

    Mahasiswi di Maumere Biayai Kuliah dari Ojek, Cuci Pakaian, Jualan Nasi dan Kue

    Mahasiswi di Maumere Biayai Kuliah dari Ojek, Cuci Pakaian, Jualan Nasi dan Kue

    • Rakat
    • Inspirasi
  • Lacak
    • All
    • Gagasan
    • Tajuk
    Pesan di Balik Kunjungan Salah Seorang ODGJ ke Rumah Polisi Arsy Lentar

    Pesan di Balik Kunjungan Salah Seorang ODGJ ke Rumah Polisi Arsy Lentar

    Dipanggil untuk “Menjadi” (Refleksi Usai Pilkada Serentak 2020)

    Dipanggil untuk “Menjadi” (Refleksi Usai Pilkada Serentak 2020)

    ASEAN: Sinergi Perangi Covid-19

    ASEAN: Sinergi Perangi Covid-19

    Koperasi Gagal Bayar dan Abainya Pemerintah

    Pandemi, Koperasi dan Agenda Demokratisasi Ekonomi

    Bahasa Indonesia Belum Merdeka

    Bersahabat dengan Anak

    Bahasa Indonesia Belum Merdeka

    Bahasa Indonesia Belum Merdeka

    Plus-Minus Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi

    Demi ‘Anandao’ yang Cerdas dan Berkarakter (Refleksi Hari Jadi SMPK Frateran Ndao ke-72)

    Ketundukan Historis Kaum Perempuan  (Di Rumah Bersama Friedrich Engels)

    Urgensi GDN di Tengah Wabah Covid-19

    Koperasi Gagal Bayar dan Abainya Pemerintah

    Koperasi Gagal Bayar dan Abainya Pemerintah

    • Gagasan
    • Tajuk
  • Sentak
    • All
    • iDesa
    • Kesehatan
    • Koperasi
    • Lingkungan Hidup
    • Olahraga
    • Pendidikan
    Pembangunan Infrastruktur Vital Iringi Rencana Pendirian Stadion di Matim

    Bupati Agas Positif Rapid Test Antigen

    Seorang Anggota Satgas Covid-19 dengan Status Probable di Nagekeo Meninggal Dunia

    Seorang Anggota Satgas Covid-19 dengan Status Probable di Nagekeo Meninggal Dunia

    Keluarga PDP yang Meninggal di Manggarai: Jasad Kami Hidup Tapi Jiwa Kami Sudah Mati

    Stok Catridge TCM Covid-19 di RSUD Ende Habis

    Pasien Probable yang Meninggal di Ende Dikuburkan dengan Prokes

    Pasien Probable yang Meninggal di Ende Dikuburkan dengan Prokes

    Empat SMA di Matim Dapat DAK 2021 dari Pemprov NTT

    Empat SMA di Matim Dapat DAK 2021 dari Pemprov NTT

    Tambah Satu, Total Tiga Pasien COVID-19 di Manggarai Meninggal Dunia 

    Tambah Satu, Total Tiga Pasien COVID-19 di Manggarai Meninggal Dunia 

    Vaksinasi COVID-19 di Matim Prioritas Nakes dan Pejabat Publik

    Vaksinasi COVID-19 di Matim Prioritas Nakes dan Pejabat Publik

    Di Manggarai, 1 PDP dan 6 ODP Covid-19

    Terkonfirmasi Positif, Dirut RSUD Ben Mboi Ruteng Jalani Karantina Mandiri

    Kasus Meningkat, DPRD Minta Pemda Manggarai Terapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

    Kasus Meningkat, DPRD Minta Pemda Manggarai Terapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

    • iDesa
    • Koperasi
    • Pendidikan
No Result
View All Result
Ekorantt.com
No Result
View All Result
Home Jejak Pariwisata

Tumbal-tumbal Pembangunan: Kontroversi Pariwisata Super Premium Labuan Bajo

Dunia mulai mengenal Labuan Bajo sejak terbentuknya Taman Nasional Komodo (TNK) pada 1980. TNK adalah habitat bagi hewan langka Komodo (Varanus Komodoensis) dan aneka biota laut. Kini, TNK menjadi target destinasi pariwisata dunia, tidak hanya untuk melihat komodo, tetapi juga untuk kegiatan wisata seperti snorkeling, diving, dan trekking. Dampaknya, usaha pariwisata di Ibukota Manggarai Barat sebagai gerbang masuk menuju TNK, kini menjamur. Akan tetapi, ironisnya, menjamurnya usaha-usaha pariwisata justru tidak meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, terutama kelas bawah. Oleh karena itu, perspektif Gereja Katolik sebagai salah satu institusi berpengaruh di Flores, para peneliti, dan penggiat pariwisata di Flores patut dikemukakan untuk menimbang untung rugi pariwisata super premium Labuan Bajo.

Redaksi Ekorantt.com by Redaksi Ekorantt.com
3 Oktober 2020
in Pariwisata
0
3.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Kampung ujung Labuan Bajo, Manggara Barat. Foto/Dinas Pariwisata Manggarai Barat
Kampung ujung Labuan Bajo, Manggara Barat. Foto/Dinas Pariwisata Manggarai Barat

Oleh Adeputra Moses

Jurnalis EKORA NTT 

Kata Kunci: Pariwisata Super Premium Labuan Bajo, Gereja Katolik, korporasi, perampasan tanah, pariwisata berbasis komunitas

Ekorantt.com – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Manggarai Barat, selama kurun waktu 2014 – 2018, jumlah usaha jasa akomodasi atau hotel di Labuan Bajo mengalami kenaikan setiap tahun. Pada 2014, hotel di Labuan Bajo sebanyak 56, dengan rincian 6 hotel bintang dan 50 hotel non bintang. Dibandingkan 2014, usaha hotel di Labuan Bajo mengalami kenaikan 57,14% pada 2018. Pada 2018, hotel di Labuan Bajo berjumlah 98, yakni 7 hotel bintang dan 91 hotel non bintang.

Selain usaha jasa akomodasi, berdasarkan data yang dirilis Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat (2018), di Labuan Bajo, terdapat 59 biro perjalanan, 16 travel agen, dan 7 informasi pariwisata yang menjual paket perjalanan wisata menuju Taman Nasional Komodo. Perjalanan wisata ke TNK juga menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 100 orang pemandu wisata.

BacaJuga

HPI Manggarai Minta Pemerintah Usut Wisatawan yang Gunakan Helikopter ke Wae Rebo

Soal Kunjungan Wisata ke Wae Rebo Pakai Helikopter, Dinas Pariwisata Manggarai Kesal

‘Check Out’ dari Homestay Pantai Paris, Tamu Wajib Tanam Kelor

Dukung Pariwisata, BI NTT Bantu Pembangunan Dua Cottage

Sementara itu, dari segi aksesibilitas, wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo juga memanfaatkan jasa dari kurang lebih 300 taksi bandara. Perjalanan wisata ke TNK telah membuka kesempatan kerja bagi lebih dari 300 kapal wisata yang memperkerjakan kurang lebih 3.000 karyawan.

Di Kampung Komodo, terdapat 144 orang penjual souvenir, 65 orang pengrajin patung, 26 orang naturalist guide, dan 13 orang yang membuka jasa homestay. Belum terhitung masyarakat yang membuka usaha warung yang banyak terpusat di Kampung Komodo.

Pertumbuhan usaha wisata ini berbanding lurus dengan kunjungan wisatawan di Labuan Bajo. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo yang terus meningkat signifikan setiap tahun. Menurut data BPS Mabar, kunjungan wisatawan ke TNK pada 2019 mencapai 221.703 orang. Dari jumlah itu, wisatawan asing mendominasi, yakni 144.068 orang, sedangkan wisatawan nusantara hanya 77.635 orang.

Pada 2018, jumlah wisatawan yang berkunjung ke TNK berjumlah 179.081 orang; 2017 berjumlah 142.905 orang; 2016 berjumlah 107.711 orang; dan 2015 berjumlah 95.410 orang. Peningkatan jumlah kunjungan menunjukkan, Kabupaten Manggarai Barat semakin diminati para wisatawan sebagai salah satu tujuan wisata, terutama dengan adanya satwa Komodo (Veranus Komodoensis) yang telah ditetapkan sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia.

Destinasi Wisata Premium

Presiden Jokowi pun berkomitmen menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium. Menurut Jokowi, konsep pengembangan wisata super premium berbeda dengan konsep wisata biasa. Jokowi menjelaskan, ketika Labuan Bajo jadi destinasi super premium, maka wisatawan yang mengunjungi Labuan Bajo adalah wisatawan kelas atas yang punya banyak uang.

“Kita harapkan di sini belanjanya lebih besar, tinggalnya lebih lama, kita harapkan itu. Artinya bukan jumlah turisnya, tapi spending (pengeluaran)-nya, belanjanya yang lebih banyak,” kata Jokowi saat berkunjung ke Labuan Bajo, Senin (20/1/2020).

Untuk mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi super premium, pemerintah pusat mulai menggenjot pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata di wilayah ini, seperti memperpanjang landasan pacu, memperlebar terminal di Bandara Internasional Komodo, dan menata beberapa zona yang diklaim sebagai ruang publik. Sementara itu, berkaitan dengan Sumber Daya Manusia, Jokowi menginginkan agar keahlian dan kompetensi masyarakat lokal yang sesuai dengan kebutuhan industri pariwisata harus ditingkatkan.

“Kita harapkan nantinya tenun, kopi, kerajinan, makanan khas betul-betul bisa tumbuh. Dan seiring dengan itu juga atraksi budaya lokal, kesenian daerah juga harus semakin hidup dan menghidupkan area yang ada di Labuan Bajo,” kata Jokowi.

Hilir – Hulu Pariwisata Super Premium Labuan Bajo

Direktur JPIC SVD Ruteng Pater Simon Suban Tukan mengatakan, ada dua aspek yang disoroti terkait wisata super premium Labuan Bajo. Pertama, dari sisi kebijakan dan peran pemerintah (pusat). Menurutnya, kebijakan ini baik, karena pemerintah mau menggerakkan pembangunan di Labuan Bajo khususnya dan Flores umumnya, agar terjadi percepatan pemerataan pembangunan, dengan harapan terjadi juga pemerataan kesejahteraan.

“Menjadikan Labuan Bajo sebagai tujuan wisata super premium berarti pemerintah mau mengembangkan pusat pembangunan baru, pusat eknomi baru di Indonesia, yang selama ini terkesan sangat sentralistik,” katanya.

Menurutnya, dengan menjadikan Labuan Bajo sebagai tujuan wisata super premium, pemerintah menaikkan tidak hanya status, tetapi juga kualitas pelayanan kepada wisatawan.

“Itu berarti, fasilitas dan manusia pramuwisata harus berkualitas super. Dengan demikian, biaya wisata atau retribusi menjadi lebih mahal dan mutatis mutandis meningkatkan pendapatan Negara dan daerah. Pendapatan yang meningkat diharapkan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Ia mengatakan, penyediaan fasilitas dan pramuwisata yang super premium membutuhkan dana yang sangat banyak. Negara tentu tidak dapat melakukannya sendiri. Karena itu, Negara membutuhkan pihak swasta atau investor pengembang untuk menyediakan segala sesuatu yang diperlukan bagi suatu wisata super premium.

Akan tetapi, kedua, kata Pater Simon, untuk menjadikan Labuan Bajo dan Flores sebagai tujuan wisata super premium, Negara dalam hal ini pemerintah membutuhkan investasi yang besar dan menggandeng pihak swasta atau investor pengembang untuk melaksanakan kebijakannya. Dalam konteks ini, lanjutnya, benturan di masyarakat sering tidak bisa dihindari. Sebab, penyediaan fasilitas yang super premium untuk wisatawan, tidak terjadi di ruang kosong, tetapi membutuhkan lahan bagi penyediaan fasilitas.

“Benturan yang bisa langsung terjadi adalah persoalan mengenai hak atas tanah. Flores ini kecil saja, maka tidak ada lagi lahan yang tidak bertuan. Semua sudah dimiliki entah secara komunal sebagai suatu ulayat, entah secara pribadi. Kami mengamati situasi di lapangan yang menunjukkan, dengan menjadikan Labuan Bajo dan Flores sebagai satu tujuan wisata dunia sejak tahun 2013, konversi bahkan terjadi perampasan lahan dalam jumlah besar mulai terjadi,” ujarnya.

Tidak Berdampak Signifikan

Sementara itu, Dosen Universitas Katolik Ruteng RD Benny Denar berpendapat, label wisata super premium Labuan Bajo hanya memberikan kesan kemajuan bagi Labuan Bajo atau Manggarai Barat, tetapi tidak berdampak signifikan bagi peningkatan hajat hidup masyarakat lokal.

“Pariwisata super premium itu kan berarti konsep pariwisata untuk golongan terbatas, oleh golongan elite. Maka, mau tidak mau, yang terlibat dalam usaha wisata itu hanyalah korporasi-korporasi kelas super premium juga,” katanya.

Penulis buku “Mengapa Gereja (Harus) Tolak Tambang” ini, pemerintah hanya memberikan karpet merah bagi korporasi-korporasi raksasa untuk melebarkan sayap usahanya ke Labuan Bajo.

“Dengan demikian, nanti kelihatan wisata itu megah-megah dan maju (super premium), namun justru mencampakkan masyarakat pada pemiskinan sistemik,” ujarnya.

Menurut RD Benny, ada tiga alasan mengapa masyarakat lokal tidak bisa bersaing dalam industri pariwisata super premium Labuan Bajo. Pertama, konsep pariwisata yang dikembangkan tidak disertai oleh penguatan sumber daya masyarakat lokal.

Kedua, dari prespektif tata kelola ekonomi, konsep pengembangan pariwisata super premium tersebut sungguh kapitalistik-neoliberal. Dalam tata kelola seperti ini, kata dia, pasti yang kuat amat potensial memangsa yang lemah dan terpinggirkan, terutama masyarakat lokal.

Ketiga, secara sosial politik, masalah ketidakadilan dalam pengembangan pariwisata super premium Labuan Bajo dipicu oleh kebiasaan penguasa lebih memihak pemilik modal daripada masyarakat lokal. Masyarakat lokal kurang dilindungi oleh regulasi yang dapat memproteksi kepentingan mereka, baik secara ekonomi maupun budaya.

Menurutnya, Gereja perlu terlibat memperjuangkan agar kebudayaan daerah dengan segala kekhasannya sungguh mendapat tempat istimewa dalam pengembangan pariwisata yang ada.

“Itulah yang menurut saya fokus perjuangan pastoral pariwisata ke depan. Gereja perlu terlibat mengusahakan agar tata kelola pariwisata tidak sampai meminggirkan masyarakat lokal,” katanya.

Melawan Invasi Investasi Korporasi Kapitalistik

Peneliti pada Sunspirit and Justice Venan Harianto me­ngatakan, Gereja Keuskupan Ruteng, di bawah pimpinan Uskup yang baru, secara insti­tusional mesti secara serius me­mikirkan serta merancang agen­da konkret untuk merespons dampak negatif yang ditim­bulkan oleh invasi investasi pariwisata premium di Labuan Bajo yang merupakan sebagian wilayah Keuskupan Ruteng.

Menurut Venan, ada dua poin utama yang harus menjadi perhatian utama Gereja institu­sional Keuskupan Ruteng.

Pertama, master pariwisata super premium yang berpo­tensi menyebabkan bencana ekologi pada sebagian wilayah Keuskupan Ruteng. Ada pen­galihan fungsi kawasan hutan beratus-ratus hektar (hutan produksi Bowosie-400 hektar) di sekitar kota Labuan Bajo untuk tujuan bisnis pariwisata; konservasi di Taman Nasional Komodo yang sedang dalam an­caman investasi, serta pemban­gunan infrastruktur pendukung investasi wisata super premium yang menganggu ruang-ruang hidup warga di kampung-kam­pung. Salah satunya warga di Desa Wae Sano yang ruang hidupnya terancam akibat ren­cana pembangunan geothermal di kampung itu.

Kedua, pariwisata super pre­mium juga menghadirkan corak pariwisata yang sangat berbasis industri yang sangat berpotensi besar meminggirkan masyara­kat setempat. Pariwisata berba­sis industri ini bekerja dengan jalan penguasaan lahan-lahan strategis dalam jumlah yang besar. Akibatnya, masyarakat akan kehilangan hak milik atas lahan, akses, serta manfaat dari lahan-lahan tersebut.

“Masyarakat Golo Mori dan sekitarnya otomatis terp­inggirkan jika lahan seluas 300 hektar di wilayah itu akan diba­ngun apa yang disebut dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),” katanya.

Atas dua hal di atas, kata dia, Gereja harus mampu memberi­kan suara kritis, dengan berpi­hak pada mereka (umatnya) yang menjadi korban.

“Gereja Keuskupan Ruteng juga harus teribat untuk ber­jejaring dengan organisasi, komunitas pegiat konserva­si, dan pendukung pariwisata berkeadilan,” sebutnya.

Selain itu, kata dia, Gereja Keuskupan Ruteng juga per­lu secara serius memikirkan dan merancang model-model pembangunan alternatif untuk menangkal model-model pem­bangunan berbasis investasi yang ditawarkan melalui wisata super premium.

Pesismime dan Saran

Pemerhati dan Praktisi Pari­wisata Arnoldus Wea berpendapat, penetapan kawasan Labuan Bajo menjadi tempat wisata premium tentu menguntung­kan dari segi investasi. Sebab, ada ceruk bagi kapitalisasi mo­dal di situ. Jika dikelola dengan benar, bukan tidak mungkin Labuan Bajo, yang didaulat sebagai “Bali Baru itu”, akan menyemburkan banyak rupiah ke kas APBD hingga mengalir ke kantong devisa Negara.

Namun, menurut Arnoldus, sebelum pergi ke tujuan yang baik dan sering digelorakan oleh media, perlu dipertanyakan, apa benar pariwisata Labuan Bajo mampu menghadirkan keun­tungan bagi Negara, termasuk di dalamnya ada masyarakat ke­cil sebagai pemilik?

“Saya pribadi merasa sangat pesimis. Pola pengembangan pariwisata di Labuan Bajo yang dikendalikan oleh kelompok investor besar akan sulit meng­hadirkan efek ekonomi kepada masyarakat local,” kata Arnol­dus.

Pesimisme Arnoldus berto­lak dari beberapa argumen beri­kut. Pertama, pariwisata Labuan Bajo sudah lama terlepas dari masyarakat pemiliknya.

“Silahkan bandingkan pro­porsi pemilik lahan usaha antara masyarakat lokal dan investor di seluruh destinasi Labuan Bajo. Ada ketimpangan di situ. Kasus Pantai Pede tempo hari menun­jukkan persoalan penguasaan lahan secara gamblang antara masyarakat lokal versus inves­tor. Privatisasi dalam rangka mengakumulasi modal pribadi berhasil menendang masyarakat keluar dari gelanggang usaha pariwisata. Ini sungguh berba­haya,” tandas Arnoldus.

Kedua, dalam banyak studi, penggunaan area sub-urban se­bagai destinasti wisata membu­tuhkan waktu dan proses yang lama.

“Kita bisa belajar dari Bali soal ini, terutama dalam hal edukasi untuk membudayakan pariwisata sebagai bagian hid­up masyarakat. Hal ini dinilai penting, mengingat langkah ini bisa mengurai dampak gesekan sosial karena perubahan. Tapi, tampaknya pemerintah tidak cukup jeli. Rezim yang gemar investasi sangat sukar berpikir dua kali tentang masalah sema­cam ini. Regulasi perlu dia­baikan, asal investasi masuk,” kritik Arnoldus.

Ketiga, pendekatan pari­wisata berbasis komunitas atau community based tourism yang mampu merekatkan hubungan antara pemilik dan investor per­lu diproposalkan.

“Masing-masing orang baik sebagai investor maupun se­bagai pemiliki akan diikat oleh satu aturan yang sama sehing­ga keuntungan bisa dinikma­ti secara adil dan kontrol atas dampak buruk bisa dilakukan bersama-sama. Dalam konteks yang lebih luas, pariwisata dapat hidup sebagai industri berkelan­jutan karena sama-sama dijaga,” kata Arnoldus.

Keempat, kalaupun ada ma­syarakat yang terlibat dalam industri pariwisata ini, mereka akan sulit berkembang. Cepat atau lambat, mereka akan ter­hempas ke luar dari persaingan. Alasannya jelas: sumber modal terbatas.

“Untuk kasus Flores, hemat saya, kredit bagi UKM yang dialirkan Bank jumlahnya kecil dengan bunga yang mecekik le­her. Ketika ada alternatif sema­cam koperasi, koperasi kita ha­nya mampu mengalirkan dana dalam jumlah kecil. Ini jadi persoalan serius,” ungkap Ar­noldus.

Keenam, alih-alih diberikan kepada investor demi mewu­judkan wisata premium, peme­rintah bisa berikan pengelolaan pariwisata di Labuan Bajo ke masyarakat melalui pengem­bangan pariwisata berbasis ko­munitas.

“Ada ruang di situ, pemerin­tah bisa melibatkan organisasi masyarakat, adat, dan agama. Lebih-lebih pengaruh Gereja yang masih dominan, hadirnya Uskup Baru bisa dilihat sebagai momentum penting. Bahwa hal semacam ini akan berjalan lam­bat bukan soal. Bahwa ini akan mengabaikan investor malah lebih baik. Sebab, sedari awal, bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai Negara untuk kemak­muran rakyat, bukan kemak­muran investor,” pungkas Ar­noldus.

Editor: Silvano Keo Bhaghi

 

ShareTweetShare
Previous Post

Kelompok Pemuda di Ruteng Galang Dana untuk Biaya Perawatan Dua Balita Pasien Luka Bakar Asal Mabar

Next Post

‘Berkelit’ di Balik Salah Edit

Next Post
‘Berkelit’ di Balik Salah Edit

‘Berkelit’ di Balik Salah Edit

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkini

Hukum

Diduga Pukul Wartawan Teras-ntt, Kontraktor dan Pekerja di Flotim Harus Diproses Hukum

17 Januari 2021
Headline

Bupati Agas Positif Rapid Test Antigen

17 Januari 2021
Kesehatan

Seorang Anggota Satgas Covid-19 dengan Status Probable di Nagekeo Meninggal Dunia

16 Januari 2021
Hukum

Proyek SPAM IKK Ile Boleng Mangkrak, AMPERA: 1 Miliar Rupiah Lebih Mengalir Kemana?

16 Januari 2021
Ekonomi

Sandar Perdana di Wulandoni-Lembata, KM. Sabuk Nusantara 43 Siap Gairahkan Ekonomi

16 Januari 2021
Tentang Kami - Redaksi - Pedomaan Media Siber - Kontak
@Copyright - PT Pintu Air Asia
No Result
View All Result
  • Gerak
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Politik
  • Jejak
    • Budaya
    • Pariwisata
    • Mo’ang Bura
  • Kocak
    • Rakat
    • Inspirasi
  • Lacak
    • Gagasan
    • Tajuk
  • Sentak
    • iDesa
    • Koperasi
    • Pendidikan

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.