Bangga! Terobosan Kopdit Pintu Air Bangkitkan Petani Garam Lokal

Sikka, Ekorantt.com – Koperasi bertumbuh dan berkembang diseluruh dunia karena adanya anggota, usaha, dimodali dan karena dikelola dengan curahan pemikiran dan penuh dedikasi, usaha dan tanggungjawab.

Selama ini koperasi hanya berkutat pada sektor usaha simpan pinjam saja. Tetapi beda dengan Koperasi Kredit (Kopdit) Pintu Air Rotat, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT.

Dibawah kepemimpinan Yakobus Jano, Kopdit Pintu Air berani melakukan sebuah terobosan program spin of sebagai pengembangan sektor ril untuk meningkatkan ekonomi lokal anggota koperasinya.

Salah satu sektor ril yang digarap oleh Kopdit Pintu Air adalah memproduksi garam yodium cap Pintu Air. Ini adalah upaya Pintu Air sebagai terobosan untuk membangkitkan para petani garam lokal menuju sejahtera.

Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga pada acara peluncuran garam komsumsi beryodium cap Pintu Air di Auditorium Kantor Kopdit Pintu Air Rotat mengatakan koperasi banyak bertumbuh dan berkembang di seluruh dunia.

“Selama ini orang mendengar bahwa koperasi itu hanya sebagai entitas bisnis kecil-kecilan seperti simpan pinjam skala kecil, skala mikro dan skala besar,”ujarnya.

Menurut Romanus, persepsinya bahwa koperasi itu hanya bisnis kecil-kecilan. Adakala juga orang menganggap bisnis koperasi itu kurang menarik dan bahkan terkesan kuno.

Konsep bahwa koperasi sebagai market bisnis tidak terlihat dalam praktek dan banyak orang pada akhirnya menyaksikan bahwa koperasi itu dapat menjadi perusahaan konglomerasi dan menjadi pemimpin pasar.

“Kita lihat koperasi sudah menjadi perusahan konglemerasi sehingga bisa merubah pikiran orang bahwa koperasi yang bisnis keci-kecil sekarang sudah naik,”tutur Wabup Romanus.

“Kita lihat misalnya Kopdit Obor Mas yang juga miliki perusahan PT KOM yang saat ini sedang membangun kembali perumahan. Kopdit Pintu Air yang hari ini juga melaunching produk baru lagi yakni garam konsumsi beryodium cap Pintu Air,”tambahnya.

Manajer Garam PT Pintar Asia, Ifan Parera mengatakan, Kabupaten Sikka memiliki potensi daerah pesisir yang bisa dikelola untuk pembuatan garam.

“Bahan baku garam sangat banyak karena laut kita sangat bersih dan jauh dari pencemaran,”kata Ifan.

Ifan berkata, untuk pengelolaan pihaknya menggunakan standar SNI dan pengawasan BPOM dan Halal. Dan perusahan tersebut berkomitmen melakukan secara konsisten karena sudah disurvei segala ijin oleh Disperindag.

Menurut Ifan, untuk produksi awal sebanyak 4 ton dalam kemasan 300 dos. Untuk harga yang dijual dalam kemasan 20 gram dengan harga Rp 875. Sementara untuk target pemasarannya masih sekitar wilayah Kabupaten Sikka.

Pihaknya juga meminta dukungan dari pemerintah kepada kelompok bukan kepada pintu air karena secara modal pintu air bisa menyediakan alat produksi teknologi untuk membuat produksi barang jadi.

“Kita juga minta kepada pemerintah adalah fasilitasi kebutuhan untuk pengelolaan lahan ditingkat kelompok desa pesisir sehingga mereka mampu menghasilkan garam bahan baku yang akan dibeli oleh pintu air,”tutur Ifan.

Petrus Yons Popi

 

spot_img
TERKINI
BACA JUGA