Siapakah Sariamin Ismail dalam Google Doodle Hari Ini?

Maumere, Ekorantt.com – Sosok penulis perempuan nusantara sebenarnya sudah cukup mulai berperan pada masa-masa awal karyanya. Salah satu sosok yang layak disebutkan adalah Sariamin Ismail.

Hari ini, 31 Juli 2021, Google Doodle menampilkan sosoknya Sariamin Ismail. Tampilan ini jelas sebuah penghormatan bagi  Sariamin yang juga menuliskan banyak karya sebagai penghormatan bagi kaum perempuan. Ia  lahir pada 31 Juli 1909, di Talu, Pasaman, Sumatera Barat.

Pada dunia kepenulisan, Sariamin biasanya menggunakan nama samaran Selasih dan Seleguri. Kadang ia menggunakan nama itu sekaligus, Selasih Seleguri.

Sariamin mulai menulis karya sastra saat dirinya masih berstatus sebagai murid Meijes Normaal School. Di sekolah dirinya kerap diejek. Terhadap sikap kawan-kawannya ia lalu mencurahkan segala isi hatinya dalam sebuah puisi. Bakat menulisnya sebetulnya tumbuh dari kesetiaan mendengarkan dongeng dari neneknya.

Pada buku Biografi ‘Selasih dan Karyanya’ yang diterbitkan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Penddikan dan Kebudayaan pada 1995, karya puisinya yang membuatnya terkenal adalah Orang Laut.

iklan

Saat Sariamin berusia 16 tahun dan bekerja sebagai guru, ia menulis sejumlah artikel yang berkaitan dengan dunia wanita. Sariamin tertantang untuk menulis karena melihat banyak hal yang harus dibenahi dalam kehidupan wanita.

Ia selalu berpikir bahwa gadis nusantara tak seharusnya selalu di rumah. Perempuan-perempuan nusantara perlu mencari pengetahuan untuk bekal hidup masing-masing.

Sariamin kemudian membuat tulisan berjudul ‘Betapa Pentingnya Anak Perempuan Bersekolah’, dan dimuat dalam majalah Asjsjaraq pada 1926.

Pada awalnya Sariamin memang fokus menulis tentang dunia perempuan, namun ia kemudian menulis tentang kondisi sosial yang ada di masa itu. Sariamin tak takut mengkritik kebijakan pemerintah kolonial.

Setelah menulis banyak puisi dan karya sastra lain, Sariamin mulai memberanikan diri menulis sebuah novel.

Novel pertamanya berjudul ‘Kalau Tak Untung’ dikirim ke redaksi Balai Pustaka pada 1932, dan terbit pada 1933. Sariamin meninggal di Pekanbaru pada 15 Desember 1995.

TERKINI
BACA JUGA