Cerita Nikolaus yang ‘Jatuh Bangun’ Dirikan SMA Negeri Magepanda

Maumere, Ekorantt.com – Kepala SMA Negeri Magepanda [Smapan] purna tugas Nikolaus Nau mengatakan membangun SMA Negeri Magepanda mulai nol tidaklah mudah.

Menyulap kubangan untuk bangun sekolah hingga tanah sekolah bersertifikat, kata Nikolaus, bukanlah perkara mudah. Semua ini karena perjuangan para guru, orang tua, tokoh masyarakat, pemerintah dan gereja serta niat baik dari semua pihak untuk membangun lembaga pendidikan dibawah kaki bukit Kajuwulu ini.

“Kalau Smapan semakin baik walau sudah pensiun usia saya akan bertambah muda. Sebaliknya jika mengalami kemunduran saya akan stres berat,” ujar Nikolaus pada acara perpisahan dengan para guru Smapan usai serah terima kepala sekolah yang lama memasuki purna tugas kepada Pelaksana tugas [Plt] Kepala Sekolah SMA Negeri Magepanda Yustina Anasvesari Yuliawati di Aula SMA Negeri Magepanda Rabu, [27/10/2021].

Seperti disaksikan Ekora NTT pada saat penyematan cincin kepada Niko dari perwakilan guru, air mata Nikolaus mengundang para guru larut dalam kesedihan. Isak tangis tak terbendung saat momentum itu.

“Selama kurang lebih tujuh tahun sebagai kepala sekolah sekaligus sebagai bapak mungkin ada kata-kata keras yang saya lakukan terhadap bapak ibu saya mohon maaf. Semua ini karena tugas. Mari kita saling memaafkan,” katanya terbata-bata.

iklan

Mantan guru SMAK Sint Gabriel Maumere mengilasbalik ketika dipercayakan menakhodai sekolah ini tahun 2015 punya tantangan tersendiri. Tapi satu hal yang dilakukan adalah membangun kerjasama dengan semua pihak.

“Saya bukanlah seorang single fighter [berjuang sendiri] tetapi bangun komunikasi dengan mengundang semua pihak baik orang tua, komite, masyarakat dan gereja. Dengan duduk bersama dan mencari jalan keluar bersama itu yang saya terapkan selama masa kepemimpinanku,” ujar Niko.

Ia menambahkan ketika memimpin SMA satu-satunya di Kecamatan Magepanda ini peserta didik pada saat itu berjumlah 92 orang. Strategi ialah membangun relasi baik dengan tiga SMP penunjang yakni SMPK Maria Imaculata Magepanda, SMP Negeri Reroroja dan SMP Negeri Satap Kolisia.

Alhasil, tahun 2020 lalu jumlah peserta merangkak naik hingga 360 peserta didik. Begitu juga dukungan fasilitas dimana hingga saat ini Smapan memiliki 4 ruang kelas, 1 laboratorium, 1 ruang guru, 1 perpustakaan dan 1 rumah dinas.

“Tahun ajaran 2021/2022 ini tercatat 338 peserta didik yang mengenyam pendidikan di Smapan,” tandasnya.

Sementara Laurensia mewakili komite menyatakan perjuangan untuk membangun sekolah ini pada awalnya terbentur lahan untuk lokasi gedung.

“Kami berjuang keras untuk mencari lokasi yang tepat. Perjuangan kami tidak kendur. Karena jika lokasi tidak disiapkan jelas akan dibangun SMA ini di kecamatan lain. Dan peluang ini kami tangkap,” ujar pensiunan guru SDK Magepanda ini.

Ibu yang menjadi pejuang pembangunan gedung Smapan ini mengakui tanggapan masyarakat sangat positif pada waktu itu karena anak-anak memanfaatkan sekolah yang dekat dengan orang tua dan tidak ke Kota Maumere.

“Saya gugurkan air mata karena perjuangan awal membangun sekolah ini tidak mudah. Tapi sekolah, komite, orang tua tidak pernah patah semangat dan akhirnya membuahkan hasil,” katanya.

Pelaksana tugas [Plt] Kepsek SMA Magepanda Yustina Anasvesari Yuliawati berjanji akan meneruskan hal positif yang telah dibangun pemimpin dahulu. Ia mengajak para guru untuk saling kerjasama.

“Semua persoalan yang dihadapi akan diselesaikan dengan baik  jika kita mengedepankan hati yang dingin dan bukan kepala yang panas. Mari kita bangun Smapan lebih baik lagi,” pinta Nelvi Karwayu, demikian Yustinas biasa disapa.

Untuk diketahui Kepala SMA Negeri Magepanda Nikolaus Nau memasuki masa pensiun sebagai ASN pada 1 November 2021. Oleh karenanya serah terima jabatan tersebut berdasarkan SK Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 879/3722/PK/ 2021 tanggal 18 Oktober 2021.

Penyerahan SK oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT diwakili oleh Korwas Dikmen Kabupaten Sikka, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mikael Maran.

Turut hadir pada kesempatan itu Pengawas Pembina SMA Negeri Magepanda Murtiawati, Camat Magepanda Yosephus Desidarius Parera, Kepala SMP Maria Imaculata Magepanda Stefanus Sira, Komite Mama Laurensia, tokoh masyarakat Haji Suardi.

Yuven Fernandez

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA