Maumere, Ekorantt.com – Aplikasi TikTok merupakan salah satu jaringan media sosial yang banyak digandrungi masyarakat, terutama kalangan remaja. Belakangan, platform media sosial itu menjadi paling tren.
Di balik pengaruh buruk terhadap pergeseran budaya daerah, ternyata aplikasi buatan perusahan startup China memiliki nilai positif jika dimanfaatkan sebaik mungkin.
Hal ini yang dilakukan Marlin Lering, guru honorer mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada SMAN 1 Maumere. Ia memanfaatkan aplikasi TikTok sebagai media pempelajaran di sekolah.
“Saya pernah belajar bagaimana menggunakan aplikasi Canva, Kinemaster agar bisa membuat video pembelajaran yang menarik bagi siswa. Untuk kali ini saya mencoba menggunakan aplikasi TikTok,” ujar Marlin kepada Ekora NTT pada Jumat, [19/11/2021] di Maumere.
Marlin mengatakan bahwa TikTok menjadi salah satu aplikasi yang digemari oleh anak muda yang notabene untuk kesenangan diri seperti menari atau sekadar menontonnya.
Secara teknis, terang dia, proses pembelajaran di kelas sama halnya seperti jaringan media sosial lainnya yang ia terapkan selama ini kepada para siswa.
“Untuk pembelajaran menggunakan media TikTok tidak hanya sebatas memberikan mereka [siswa] tugas. Ada beberapa tugas seperti menuliskan aspek kebahasaan dalam teks anekdot hingga melakonkan teks anekdot yang disediakan,” terangnya.
Untuk diketahui, guru honorer itu telah mengabdi kurang lebih 10 tahun di SMAN 1 Maumere. Ia dikenal sebagai guru yang kreatif dan selalu memotivasi peserta didiknya melalui karya-karya.
“Saya suka menulis puisi, juga karya fiksi lainnya. Dari hobi itu akhirnya saya secara pribadi pun mencoba untuk membukukan tulisan saya, dan berhasil,” ujar Marlin.
Dalam proses pembelajaran di kelas, ia pun selalu memanfaatkan teknologi sebagai salah satu media pembelajaran kepada siswa. Ia memulainya dari proses belajar secara mandiri pada youtube, dan mengikuti webinar online guna menambah pengetahuannya dalam merancang hingga mengaplikasikan pengetahuan yang ia terima dalam pembelajaran di kelas.
Menurut Merlin, sistem pembelajaran yang diterapkan kepada siswa saat ini harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun begitu, tidak berarti mengesampingkan nilai-nilai budaya daerah.
“Harus ambil sisi positif dari aplikasi media sosial, lalu terapkan kepada siswa,” katanya.
Maria Ana Pere, siswa kelas X IIS mengaku senang mengerjakan tugas melalui aplikasi TikTok karena dianggap lebih modern. Selain untuk mendapatkan nilai, mengerjakan tugas lewat TikTok dapat membagi ilmu untuk sesama.
Hal serupa juga diungkapkan Gilbert, siswa kelas X IIS yang menyebutkan aplikasi TikTok dapat membantunya lebih memahami tugas materi sebab sesungguhnya aplikasi TikTok juga bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran.
Yuven Fernandez