Sanggar Bu’e Bare SMPS Manungae Ndora Dikukuhkan, Kabid Wilibrodus: Tik Tok Budaya Digemakan

Mbay, Ekorantt.com – Kepala Bidang [Kabid] Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nagekeo, Wilibrodus Lasa meminta pihak sekolah di wilayah itu lebih intens mempopulerkan tradisi dan budaya yang diwariskan para leluhur.

Ia meminta pihak sekolah agar selalu mendorong siswa memanfaatkan jaringan media sosial untuk mempromosikan budaya, salah satu ialah melalui platform Tik Tok.

Menurutnya, kebiasaan daerah luar yang ditunjukkan melalui aplikasi Tik Tok sangat mempengaruhi budaya daerah, bahkan hingga membuat remaja masa kini kecanduan.

“Tik Tok cukup menganggu secara budaya. Budaya barat mempengaruhi budaya kita. Jadi mulai hari ini dan disini, Tik Tok budaya harus digemakan. Tik Tok dengan gong dengan tari-tari daerah,” kata Wilibrodus pada sela-sela acara Pengukuhkan Sanggar Seni Bu’e Bare SMP Swasta Manungae Ndora pada Kamis, (18/11/2021) siang.

Bila perlu, kata dia, sekolah-sekolah dapat membuat event atau festival Tik Tok berbudaya. Hal ini untuk menekan pengaruh budaya dari luar dan lebih mengedepankan budaya daerah sendiri.

iklan

Kabid Kebudayaan Nagekeo Wilibrodus Lasa saat sedang disambut pihak SMPS Manungae Ndora [Foto : Ika Arianty]
“Sekali lagi Tik Tok budaya harus digemakan di SMPS Manungae Ndora. Anak-anak, bisa anda bikin Tik Tok budaya..bisa atau tidak…,” tanya Wilibrodus.

“Bisaaa,” jawab para siswa.

Wilibrodus kembali mengingatkan para siswa agar memanfaatkan media sosial yang lebih berguna. Sebab, pengaruh media sosial yang begitu pesat belakangan ini cukup mengganggu budaya-budaya daerah.

Ia berharap para siswa agar selalu menanamkan nilai-nilai budaya daerah sebagai alur untuk mengatur gaya hidup yang baik dan bermartabat.

Perkuatkan Narasi Budaya

Sebelumnya, Wilibrodus meminta peran sekolah dan para tokoh budaya di Ndora agar fokus memperkuatkan narasi budaya di wilayah itu. Sebab, narasi merupakan kekuatan untuk mempertahankan diri terhadap budaya-budaya asing.

“Seperti nama sanggar ini, Bu’e Bare yang adalah salah seorang tokoh perempuan zaman dulu. Coba narasikan, termasuk tari-tari daerah, tradisi daerah harus dinarasikan dengan baik,” kata Wilibrodus.

“Seperti Iki Mea, Rei Melo, Manungae dan Bu’e Bare. Narasikan dengan baik tentang itu. Memang masyarakat Ndora punya tradisinya, tapi anak sekolah dan generasi butuh narasinya,” tambah dia.

Para siswa sedang menampilkan lagu Mars SMPS Manungae Ndora pada acara Pembentukan dan Pengukuhan Sanggar Seni Bu’e Bare SMPS Manungae Ndora [Foto : Ika Arianty]
Diinformasikan, Pengukuhan Sanggar Seni Bu’e Bare SMPS Manungae Ndora dilakukan oleh Kabid Kebudayaan Wilibrodus Lasa.

Acara itu disaksikan Ketua Komite Frans Julu Laga, para tokoh budaya Ndora, para kepada sekolah di Ndora, tokoh masyarakat dan simpatisan pendidikan, Kepala Desa Ulupulu 1 Emilianus Meze, Kepala SMPS Manungae Ndora Yanuarius Ngoba Nago serta para guru di sekolah tersebut.

Kepsek SMPS Manungae-Ndora Yanuarius Ngoba menerangkan bahwa Bu’e Bare diambil dari nama tokoh perempuan Ndora yang berjuang melawan penjajahan masa silam.

Bu’e Bare disebut sebagai pahlawan perempuan Ndora yang dengan rela mempertahankan keutuhan Ndora dengan cara unik.

“Karena itu, kami memberi nama sanggar ini adalah Sanggar Bu’e Bare. Ke depan kami minta kita semua berkolaborasi dan perkenankan kami untuk ikut atau terlibat dalam kegiatan kebudayaan di tingkat kabupaten,” kata Yanuarius.

Ian Bala

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA