Tananua Flores Kembangkan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Berbasis Masyarakat

Ende, Ekorantt.com – Yayasan Tananua Flores bekerja sama dengan Yayasan Pesisir Lestari mengembangkan program pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan berbasis masyarakat sejak tahun 2019.

Program ini lahir karena adanya degradasi sumber daya pesisir dan laut akibat perilaku manusia, seperti perilaku pengeboman ikan, penangkapan ikan dengan menggunakan potasium, penebangan bakau, pembuangan sampah ke laut, pengambilan pasir dan batu sebagai material pembangunan rumah, dan pengambilan batu hijau.

Perilaku ini disinyalir akibat keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ekosistem laut.

Demikian disampaikan Direktur Yayasan Tananua Flores, Bernadus Sambut saat kegiatan penutupan sementara pengelolaan perikanan gurita berbasis masyarakat di Desa Persiapan Maurongga, Selasa (23/11/2021). Penutupan sementara itu berlangsung selama 3 bulan, sejak 23 November 2021 hingga 23 Maret 2022.

Dijelaskan bahwa fokus dari program ini adalah pengelolaan perikanan gurita melalui penguatan kelembagaan nelayan. Nelayan dihimpun organisasi yang menjadi rumah belajar bersama untuk meningkatkan ekonomi dan menjaga keberlanjutan ekosistem.

iklan

“Melihat potensi perikanan gurita yang sangat besar ini maka kami mulai melakukan pendampingan, penguatan kapasitas masyarakat nelayan, pembentukan organisasi nelayan dan membangun kerja sama dengan berbagai stakeholder di Kabupaten Ende, Nagekeo, dan Pemerintahan Provinsi NTT,” ujar Bernadus.

Setelah melakukan pendampingan di Arubara dan Maurongga pada 2019, Yayasan Tananua Flores memperluas wilayah pendampingan di Kecamatan Ndori (Desa Maubasa, Maubasa Timur dan Serandori), Kecamatan Nangaroro (Desa Tonggo, Podenura (Kecamatan Nangaroro), Kecamatan Keo Tengaj (Desa Kotodirumali) pada 2021.

Sampai sekarang, Yayasan Tananua Flores mendampingi Kelompok Nelayan Gurita Arubara (37 orang) di Lingkungan Arubara, Kelompok Embo Angi (13 orang) dan kelompok Pengelolaan Perikanan Berbasis Masyarakat (21 orang) di Desa Persiapan Maurongga, Kelompok Nelayan Gurita Maubasa Timur (20 orang)

Khusus untuk Kabupaten Nagekeo, Yayasan Tananua Flores mendampingi  Kelompok Nelayan Gurita Poderita (10 orang) di Desa Podenura, Kelompok Nelayan Gurita Kodim Octopus (19 orang) Desa Kotodirumali.

Dalam melaksanakan program pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan, Yayasan Tananua Flores mendapat asistensi dan penguatan kapasitas staf dari Yayasan Pesisir Lestari. Ada beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan bersama, salah satu kegiatannya adalah pendataan perikanan gurita.

“Kami memulai program dengan pendataan perikanan gurita berbasis masyarakat di mana masyarakat adalah pelaku utama pendataan. Secara singkat kami sampaikan bahwa masyarakat merupakan sumber data dan sekaligus sebagai pemilik data,” kata Bernadus.

Menukil data Yayasan Tananua Flores, potensi perikanan gurita di wilayah pesisir selatan Kabupaten Ende menjanjikan. Saat ini, ada 109 fishing site atau lokasi yang menjadi area tangkapan nelayan Kabupaten Ende dan nelayan Kabupaten Nagekeo.

Hasil pendataan gurita dalam periode Oktober 2019-Oktober 2021 terdata 54 nelayan gurita dengan jumlah tangkapan gurita sebanyak 9.359 kilogram. Rinciannya; gurita dengan ukuran di atas 2 kilogram sebanyak 3.292 kilogram, ukuran 1-2 kilogram sebanyak 5.876 kilogram dan di bawah 1 kilogram sebanyak 190 kilogram.

Jumlah total individu gurita yang ditangkap sebanyak 5.652 ekor. Dengan rincian; gurita betina 2.844 ekor dan jantan sebanyak 2.808 ekor.

Sementara total pendapatan nelayan gurita (pendapatan desa dari perikanan gurita) yaitu Rp170.693.250 dengan rincian per tahun 2019 (Oktober-Desember) sebanyak Rp75.420.000. Adapun harga gurita Rp40.000/kg.

Kepala Desa Persiapan Maunggora Kecamatan Nangapanda Mikhael Pua mengapresiasi langkah Yayasan Tana Nua yang telah melakukan pendampingan terhadap kelompok nelayan di wilayahnya.

“Kami sampaikan terima kasih untuk Tananua dan Dinas Kelautan Provinsi NTT yang memilih desa kami jadi lokasi penangkaran dan pengembangbiakan gurita. Ini akan sangat berpengaruh terjadi kelestarian ekosistem laut di Pantai Maunggora,” tegas Mikhael.

Sementara itu, Sekretaris Kelompok Nelayan LMMA Maunggora, Beny mengaku siap untuk mengelola program kerja sama dengan yayasan Tananua Flores.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA