Ruteng, Ekorantt.com – Jahe merupakan tumbuhan yang rimpangnya sering digunakan sebagai rempah-rempah dan bahan baku pengobatan tradisional. Bahkan, beberapa senyawa aktif dalam jahe dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.
Memanfaatkan khasiatnya itu, SMA Negeri 2 Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, NTT telah memproduksi bubuk jahe instan sebagai bagian dari program wirausaha sekolah berinovasi.
‘Bubuk Jahe Instan SMAN 2 Langke Rembong’ begitu namanya. Rasa khas jahe yang diproduksi oleh para peserta didik ini membuat tenggorokan terasa pedas ketika menenggak, bahkan menimbulkan sensasi yang hangat dalam tubuh.
“Pa Kepala Sekolah pernah menyampaikan untuk produksi jahe instan. Kebetulan pada tahun 2017, saya pernah ikut pelatihan di Cianjur di salah satu sekolah selama tiga,” kata Penanggung Jawab Produksi Jahe, Dwy Anis Setyowati saat berbincang dengan Ekora NTT di sela-sela kegiatan peluncuran produk jahe.
Setyowati bersama siswa-siswinya mengelola jahe secara nabati, sebab bahan bakunya berjenis tumbuhan.
Setyowati menguraikan, proses pengolahan produk jahe instan dimulai dari pengupasan kulit, dicuci, diiris kecil-kecil, hingga diblender.
“Perbandingannya satu berbanding satu, jahenya satu kilogram, gula pasir juga 1 kg, airnya 1 liter kemudian disaring setelah diblender, dan ampasnya dibuang kemudian dimasukkan gula pasir, dipanaskan di wajan sampai airnya menguap menjadi tepung,” ujarnya.
Setelah menjadi tepung, kata dia, bahan jahe akan ditumbuk atau menggunakan blender kering hingga halus. Bila sudah halus, langsung dikemas dalam bungkusan.
Setyowati bilang meskipun dirintis sejak bulan lalu, mereka telah menghasilkan ratusan kemasan jahe instan dengan harga Rp30 ribu per bungkus.
“Ke depan, kami berkomitmen untuk memproduksi dengan jumlah yang banyak dengan harga 30 ribu per bungkus dengan ukuran 10 gram,” sebut Anys Setyowati.
Kepala Sekolah SMAN 2 Langke Rembong, Tarsisius Jayagoni berujar, sekolah mesti menciptakan produk-produk inovasi.
Menurutnya, jahe mentah kerap dipasarkan ke luar daerah. Karena itu, pihaknya akan membeli dari petani, kemudian diolah menjadi produk jahe instan.
“Orientasi ke depan sekolah harus punya lahan jahe sendiri. Kebetulan area sekolah sangat luas. Kita memanfaatkan lahan kosong di sekolah nanti untuk menanam jahe,” tuturnya.
Dirinya menargetkan, bubuk jahe instan SMAN 2 Langke Rembong akan dipasarkan di apotek, kafe, toko, dan tempat jualan lainnya.
Bagi dia, program wirausaha ini berdampak positif bagi siswanya.
“Mereka sudah menunjukkan life skill atau kecakapan hidup melalui keterampilan wirausaha ini. Artinya setelah tamat dari sini, mereka kembali ke masyarakat dan meniru apa yang mereka sudah lakukan di sekolah,” pungkasnya.
Hari ini, Bubuk Jahe Instan SMAN 2 Langke Rembong resmi diluncurkan oleh Bupati Manggarai, Herybertus Nabit.
Adeputra Moses