Borong, Ekorantt.com – Gelas dan botol plastik kemasan air mineral berserakan di sepanjang garis Pantai Liang Bala. Bau busuk sisa-sisa makanan menyengat. Segerombolan lalat terlihat menggerogoti makanan basi yang teronggok di atas pasir.
Dari dalam salah satu gua di tebing karang bagian timur Pantai Liang Mbala, bau kencing dan tinja manusia menyeruak.
“Jorok sekali!” kata Louis Gonzales, teman seperjalanan saya yang baru ke Liang Bala lagi pada Senin, 22 Februari 2022, sejak virus korona menyasar Indonesia.
Pantai Liang Bala terletak di tenggara Borong, ibu kota Manggarai Timur. Dari Borong, jika menggunakan sepeda motor, Anda hanya butuh 10 menit untuk mencapai Liang Bala.
Pantai ini menawarkan keindahan pasir putih dan gua-gua alam di sepanjang tebing karang.
Pantai ini juga menjadi salah satu spot menarik di Manggarai Timur jika Anda ingin menikmati mata hari terbenam di antara pulau Flores dan Mules.
Kini keindahan Liang Bala mulai ternoda. Jumlah sampah-sampah plastik mulai meningkat sejak tingginya kunjungan wisatawan ke pantai ini setiap hari Minggu dan hari libur lainnya, setelah Pemerintah Manggarai Timur membagun jalan lapen pada tahun lalu.
“Dulu (sebelum ada jalan lapen) sampah-sampah plastik belum sebanyak ini,” tutur Louis
Tampak belum ada tempat sampah dan sarana sanitasi di pantai ini. Juga, belum ada petugas yang mengelola tempat ini.
Di tengah kondisi Liang Bala yang belum dikelola dengan baik saat ini, hanya satu harapan agar pantai ini menjadi tempat yang nyaman untuk berwisata, yakni kesadaran semua pengunjung untuk menjaga kebersihan.
Kalau tidak, suatu saat, Liang Bala hanya jadi seperti tempat pembuangan akhir sampah-sampah plastik.
Rosis Adir