Kisah Haru Janda Silvestra di Paroki Antonius Padua Kleseleon-Malaka

Malaka, Ekorantt.com – Air mata haru tak terbendung ketika janda miskin Silvestra Luruk Kiik (77) tinggalkan gubuk reyotnya setelah sekian tahun hidup di dalam gubuk berdinding keneka ditambah bale-bale kecil, tempat ia biasa meletakkan kepala.

Betapa tidak disangkanya, Silvestra akhirnya merayakan tangis yang dalam, sedikit beban, tetapi penuh rasa syukur lantaran ia pindah ke rumah baru hasil bedah rumah umat Paroki Antonius Padua Kleseleon-Malaka.

Dari mulut umat KUB Sta. Theresia Beimauk C Lingkungan Wekaen ini hanya keluar ungkapan dalam Bahasa Tetun.

Hau senang liu tan hau no fatik foun tian. Terima kasih kasih wain bodik Naililik Romo Paroki dan bodik ema hotu- hotu,” katanya.

Ungkapan Silvestra tersebut berarti “Saya bahagia sekali karena sudah memiliki tempat tinggal yang layak. Saya berterima kasih kepada Pastor Paroki Kleseleon dan semua orang yang membantu”.

iklan
Rumah janda Silvestra Luruk Kiik (77) yang sudah dibedah oleh pihak Paroki setempat/Ekora NTT

Pastor Paroki Antonius Padua Kleseleon Malaka RD Leonardus Nahas dalam keterangan tertulis yang diterima Ekora NTT Sabtu (28/5/2022) mengatakan pada Rabu, 19 Januari 2022, Panitia Sinode Paroki Santo Antonius Padua Kleseleon bersama Pastor Paroki mengadakan kegiatan Sinode Komunitas Umat Basis (KUB) di Lingkungan Santo Rafael Wekaen – Kedesaan Na’as .

“Saat itu, ditemukan data yang pasti tentang keberadaan seorang janda miskin Silvestra yang tinggal sendirian di gubuk reyotnya yang tidak terurus. Ia makan dan minum apa adanya,” kata RD Leonardus.

Dia sendiri, ungkap RD Leonardus, tidak mau bergabung dengan keluarganya yang lain untuk bisa tinggal di rumah yang lebih layak.

Lebih jauh, RD Leonardus bilang, ia punya kemauan yang keras untuk menyendiri maka ia tinggal bertahan di pondok reyotnya.

“Untuk itu, bersama Panitia Sinode dan Dewan Pastoral Paroki serta Dewan Moneter Paroki berinisiatif untuk membangun sebuah pondok baru yang lebih layak untuk nenek Silvestra,” ungkap Romo Leo, sapaan manis RD Leonardus.

Sejak Rabu, 25 Mei 2022, lanjut Romo Leo, ia bersama sekelompok umat Katolik dari Lingkungan Santo Rafael Wekaen membongkar pondoknya yang lama lalu membangun sebuah pondok yang berukuran 3X4 meter untuk nenek Silvestra yang sudah berumur 77 tahun.

“Pondoknya yang baru ini diminta untuk dibuatkan sederhana sesuai keinginannya dan semua kebutuhan bahan bangunan itu adalah anggaran dana kontributif dari Dana APP Paroki, Bantuan Sosial Tokoh Umat Lingkungan Wekaen dan Kasek SMPN I Malaka Barat,” kata Romo Leo.

Di lain sisi, Romo Leo menambahkan, inspirasi utama yang mendorongnya untuk membuat upaya bedah rumah adalah sebagai follow up dari kesepakatan Sinode.

“Kehadiran Gereja Katolik Paroki sesungguhnya adalah untuk melayani orang miskin, maka jikalau gereja sudah berhenti melayani orang miskin sesungguhnya secara Biblis itu bukan gereja lagi,” tandas Romo Leo.

Romo Leo juga mengungkapkan, upaya Bedah rumah di Paroki Kleseleon masih tetap berlanjut untuk 3 buah rumah lagi dan tentunya akan menggandeng Pemerintah Desa dan Dinas Sosial Kabupaten Malaka.

“Kami juga menjalin kerja sama juga dengan pihak lain yang ingin membantu dalam misi kemanusiaan Paroki kami ini bagi umat kami yang masih hidup di rumah yang belum layak,” tutupnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA