Palangka Raya, Ekorantt.com – Sebanyak 115 warga dari Keluarga Diaspora Timor Raya yang tinggal di Palangka Raya, Kalimantan Tengah bergabung dengan KSP Kopdit Pintu Air.
Sebagai warga yang hidup di perantauan, salah satu kiat untuk menyongsong kehidupan masa depan yakni bergabung dengan KSP Koperasi Kredit Pintu Air (Pintu Air).
Dalam kegiatan Rapat Anggota Bulanan (RAB) dan bersamaan dengan Arisan Bulanan, Minggu (12/6/2022), Hendrik Lopis salah satu anggota Polri yang bertugas di Polres Palangka Raya mengakui kalau keluarganya sudah menjadi anggota Kopdit Pintu Air sejak tahun 2020.
“Kami sekeluarga sudah menjadi anggota Kopdit Pintu Air. Pilihan jatuh ke Pintu Air karena membantu ketika memerlukan dana, bisa meminjam. Ketika mengangsur sekalian menabung dan membungakan uang kita sendiri,” ujar anggota Polri asal Noemuti, Timor Tengah Utara ini.
Senada dengan Lopis, Pedro Suninono guru SDK Don Bosco Palangka Raya mengakui ia sudah cukup lama mengenal Pintu Air sewaktu berada di Kupang.
“Kerinduan untuk bergabung sudah cukup lama. Namun baru terealisasi tanggal 28 Juli 2020, ketika Kopdit ini mulai membangun cabangnya di Palangka Raya,” kata Pedro.
Hal positif yang sudah dialami dan dirasakan ketika bergabung di Pintu Air, tambahnya, beberapa kesulitan bisa diatasi yakni membantu biaya pendidikan anak sekolah.
“Pintu Air sungguh membantu dalam hal biaya pendidikan anak sekolah,” imbuhnya.
Sementara itu, Pengurus Kopdit Pintu Air KCP Palangka Raya, Cyrilus Satban pun terus-menerus memberikan penjelasan tentang perkembangan KSP Kopdit Pintu Air sekaligus memberikan pemahaman yang utuh kepada anggota akan pentingnya menabung di Kopdit Pintu Air.
“Dengan menabung di Kopdit Pintu Air, kita menyiapkan masa depan apalagi sebagai perantau. Sisihkan uang dari pendapatan setiap bulan untuk menabung,” pinta Satban.
Ia juga meminta warga Diaspora Timor Raya untuk meninggalkan budaya pesta pora dan kegiatan konsumtif yang hanya akan menyusahkan hidup keluarga.
“Sebagai perantau, harus betul- betul mengatur keuangan secara baik untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan anak sehingga keluarga perantau itu betul- betul berkualitas,” tutupnya.