Dari Italia untuk Liburan di Kampung Lemon-Eban, Suster Yustina Boisala Ceritakan Pengalamannya

Kefamenanu, Ekorantt.com – Suster Yustina Boisala, RSV, seorang biarawati dari Religioese Del Santo Volto (RSV) atau Suster Wajah Kudus menceritakan liburannya di kampung Lemon, Eban, Timor Tengah Utara.

Suster Yustina mengatakan bahwa dirinya sudah 19 tahun bertugas di Italia dan momen liburan di kampung adalah waktu yang paling ditunggu.

Menurutnya, ini adalah suatu momen penuh rahmat, indah, dan lewatnya ia mendapat banyak kisah yang menarik baik suka maupun duka.

Kepada Ekora NTT Sabtu (18/6/2022) anak ke-7 dari 8 bersaudara ini mengungkapkan, ada bersama keluarga di masa liburan menjadi suatu bekal dan suatu makna yang penting bagi kehidupannya sebagai seorang religius misionaris di Italia.

“Pengalaman liburan bersama keluarga bukan hanya sekedar berkunjung namun ikut berpartisipasi dan merasakan kehidupan harian mereka yaitu membantu mereka mencari kayu api, menanam padi dan membantu memetik hasil perkebunan,” terang Suster Yustina.

iklan

Suster Yustina menjelaskan, ia gembira karena mengambil bagian dalam kehidupan mereka sembari mengingat kembali pengalaman masa kecil.

“Pengalaman ini membantu diri saya menjawabi panggilan. Maka mencari kayu bukanlah hal yang baru bagi saya semasa liburan dari Italia ke Lemon,” paparnya.

Dikatakannya, kisah ini juga bagi dirinya adalah untuk tidak membedakan dirinya sebagai seorang suster dan kaum awam.

“Pengalaman bersama juga menjadi suatu nilai yang berarti bagi tugas misi saya di Eropa pada umumnya dan khususnya di Italia tempat saya bertugas di mana sudah tidak ada lagi nilai kebersamaan,” katanya prihatin.

Dalam kebersamaan itulah, akui Suster Yustina, ia merasakan kesahajaan hidup sederhana, senang apa adanya, dan mempererat rasa persaudaraan.

Suster yang mengawali masa Aspiran di Biara Wajah Kudus-Koting, Kabupaten Sikka-Flores ini mengatakan, ibunya Anastasia Feka dan keluarga melarang dirinya untuk tidak melakukan aktivitas seperti cari kayu api, pergi ke kebun, dan lainnya.

Suster Yustina saat berada di kebun/Ekora NTT

Namun, sosok ceria ini tetap melakukan apa yang sudah dilakukannya sejak kecil dahulu karena itulah bagian dari dirinya sehingga ia bisa menjadi seorang biarawati yang tak lupa dari mana ia berasal.

“Apakah karena saya seorang suster jadi tidak boleh cari kayu api atau ke kebun,” tanya Suster yang selalu melempar senyum ini.

Ketika ditanyai hal positif yang dialami di Eropa, khususnya Italia, Suster Yustin berujar singkat bahwa di sana, solidaritas sangat dijunjung tinggi.

“Solidaritasnya sangat tinggi. Mereka lebih suka membantu orang-orang di luar negaranya,” tutupnya.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA