Mbay, Ekorantt.com – Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) tentang kebijakan pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) pada setiap satuan pendidikan mulai diterapkan.
Kurikulum tersebut lebih menekan pada pembelajaran diferensiasi yang mana lebih mengedepankan pemenuhan kebutuhan belajar siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan siswa.
Rufina Toda, Pengawas Sekolah Gugus V Mauponggo, Kabupaten Nagekeo mengatakan penerapan kurikulum merdeka belajar tidak jauh berbeda dengan kurikulum 2013 (K-13).
“Ada banyak hal yang sama, ada berubah nama. Hanya penekanan dalam kurikulum merdeka belajar ialah pembelajaran diferensiasi,” ujar Rufina pada sela-sela Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang berbasis gugus di Mauponggo, Jumat siang.
Ia menerangkan setiap siswa memiliki potensi, minat, bakat dan karakter yang berbeda dan tentunya memerlukan perlakuan yang berbeda untuk memenuhi kebutuhannya.
Tugas pendidik hanya sebagai fasilitator dalam menuntun berkembangnya potensi siswa sesuai dengan kebutuhannya.
“Kurikulum merdeka belajar juga mengarah pada karakter siswa tapi ada juga penguatan Pancasila. Dulu ada intrakurikuler dan ekstrakurikuler, sekarang ada kokurikuler. Itu punya kelebihan dengan materi P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila),” kata dia.
Rufina menambahkan workshop tersebut sebagai bentuk penguatan sumber daya para guru untuk merancang pembelajaran kurikulum merdeka.
Guru harus memahami capaian pembelajaran, membuat tujuan pembelajaran, dan alur tujuan pembelajaran, termasuk modulnya.
“Isi materi ialah tentang kurikulum merdeka mulai dari pola pikir yang berkembang dan budaya positif yang kemudian masuk ke kebijakan kurikulum merdeka belajar,” kata dia.
Ia menyebut kegiatan workshop yang diikuti lima sekolah di Gugus V Mauponggo diisi sejumlah materi diantaranya; Materi Budaya Positif, Growth Mindset, dan Rapor Mutu yang dibawa oleh dia sendiri.
Kemudian ada materi Kebijakan IKM oleh Petrus Bio (Pengawas), materi Instrumen Akreditasi Satuan Pendidikan oleh Petrus Djogo (Pengawas).
Materi lainnya ialah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh Kepala SDK Sawu Kletus Kota, Analisis Capaian Pembelajaran dan Penyusunan Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran oleh Maria Yulita Bernadeta Bheni (Guru SDK Wolokoli).
Ada juga materi tentang Platform Merdeka Mengajar oleh Alexius Wae (Guru SDN Obooja), Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila oleh Siti Nur Asfur (Guru Penggerak) dan materi Pembelajaran Berdiferensiasi yang dibawakan oleh Tridianus Gago (Guru SDK Doki).