Warga Poco Leok Adang Mobil Perusahaan yang Hendak Patok Lahan Geotermal

Ruteng, Ekorantt.com – Warga Poco Leok, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, NTT, memblokade jalur masuk kendaraan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang hendak mematok lahan untuk proyek geotermal, Jumat, 9 Juni 2023.

Di tengah guyuran hujan, sejumlah warga terlihat mengenakan jas hujan. Ada pula yang mengenakan payung sambil berteriak ‘tolak’ kehadiran geotermal.

Kedatangan tim PT. PLN ini dikawal aparat kepolisian bersenjata lengkap dan sejumlah anggota TNI.

Meski begitu, warga dari empat kampung adat, yakni Lungar, Tere, Racang, dan Rebak membuat barikade, sebagai bentuk pelarangan kendaraan perusahaan untuk masuk ke wilayah Lingko Tanggong (tanah ulayat) yang ditetapkan sebagai salah satu titik pemboran geotermal.

Agustinus Sukarno, warga Poco Leok menerangkan, pengadangan hari ini merupakan aksi yang ke delapan.

iklan

Sebelumnya, pada 27 Februari lalu, warga menghadang Bupati Manggarai, Herry Nabit yang telah menerbitkan izin lokasi proyek pada Desember 2022. Sejak awal, upaya paksa pemerintah dan perusahaan untuk memperluas wilayah pengeboran geotermal Ulumbu ke wilayah Poco Leok ditentang warga.

Agustinus menuturkan, warga berulang kali menyampaikan sikap penolakan kepada pemerintah dan perusahaan. Penolakan terakhir itu saat rangkaian Hari Anti-Tambang (HATAM) pada 29 Mei 2023 lalu.

Keluarga Besar Pocoleok Jabodetabek dan Serikat Pemuda NTT Desak Cabut Izin Lokasi Geotermal di Pocoleok

Warga Poco Leok dan Wae Sano di Manggarai Barat, mendesak pemerintah untuk mencabut penetapan Flores sebagai pulau panas bumi.

Bagi warga, keputusan Menteri ESDM Nomor 2268 K/30/MEM/2017 tentang penetapan Pulau Flores sebagai pulau panas bumi, adalah keputusan cacat, dilakukan secara ugal-ugalan, tanpa konsultasi dengan warga sebagai pemilik sah atas tanah.

“Keputusan itu memicu perampasan lahan, penghancuran wilayah pangan dan sumber air, serta kawasan hutan, hingga mengancam kesehatan warga akibat paparan hidrogen sulfida (H2S) dari operasi geotermal,” terang Agustinus.

Sejauh pengamatannya, rencana pembongkaran sejumlah wilayah untuk perluasan operasi tambang geotermal juga berpotensi memicu bencana gempa, mengingat Flores masuk dalam kawasan ring of fire.

Bahkan, kata dia, di Wae Sano, rencana penambangan geotermal oleh PT Geo Dipa memaksa warga di Kampung Nunang untuk dipindahkan.

Sehingga, warga Poco Leok sendiri mengaku khawatir, setelah melihat langsung daya rusak tambang panas bumi di Mataloko dan di Sorik Marapi, Mandailing Natal yang telah menelan korban jiwa akibat terpapar H2S.

“Di Mataloko, operasi tambang geotermal menyebabkan semburan lumpur panas keluar. Sawah-sawah warga terendam, sumber air tercemar, ladang jagung dan umbi-umbian tak lagi bisa dikelola. Atap seng rumah-rumah warga pun karatan,” ungkapnya.

Sementara di Mandailing Natal, lanjutnya, operasi geotermal oleh PT Sorik Marapi Geotermal Power (SMGP) telah menyebabkan 5 orang tewas, dan ratusan lainnya masuk Rumah Sakit akibat terpapar H2S.

“Warga Poco Leok pun mendesak Bupati Manggarai Herry Nabit dan pemerintah pusat, serta PT PLN untuk mencabut izin lokasi geotermal Poco Leok dan menghentikan seluruh proses perluasan wilayah pengeboran PLTP Ulumbu ke wilayah Poco Leok,” pungkasnya.

Proyek geotermal di Poco Leok merupakan proyek perluasan Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Ulumbu yang beroperasi sejak tahun 2012 lalu.

Perluasan proyek geotermal ke Poco Leok – berjarak sekitar tiga kilometer ke arah timur dari PLTP Ulumbu, dalam upaya memenuhi target menaikkan kapasitas PLTP Ulumbu dari 7,5 MW menjadi 40 MW.

Perluasan ini juga menyusul penetapan Flores sebagai pulau panas bumi pada 2017 oleh pemerintah, hingga kemudian memicu eksploitasi di beberapa tempat, termasuk di Wae Sano, Manggarai Barat; Mataloko, Kabupaten Ngada; hingga di Sokoria, Kabupaten Ende.

Proyek perluasan geotermal di Poco Leok mencakup 14 kampung adat di tiga desa, yakni Desa Lungar, Desa Mocok, dan Desa Golo Muntas. Proyek ini dikerjakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dengan pendana Bank Jerman Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW).

Jangan Lewatkan:

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA