Keluarga Besar Pocoleok Jabodetabek dan Serikat Pemuda NTT Desak Cabut Izin Lokasi Geotermal di Pocoleok

Jakarta, Ekorantt.com – Keluarga Besar Pocoleok Jabodetabek bersama Serikat Pemuda NTT berdemonstrasi di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) dan Kantor Pusat PLN di Jakarta, Rabu, 8 Maret 2023.

Aksi ini merupakan lanjutan atas protes warga Pocoleok, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, yang menolak kehadiran geotermal di wilayah mereka.

Dalam rilis yang diterima Ekora NTT, Keluarga Besar Pocoleok Jabodetabek bersama Serikat Pemuda NTT, mendesak Kementerian ESDM mencabut SK Menteri ESDM Nomor: 2268 K/30/MEM/2017 tentang penetapan Pulau Flores sebagai Pulau Panas Bumi.

Mereka juga menuntut agar mengeluarkan keputusan menghentikan secara total pembangunan geotermal di Pocoleok, Manggarai dan seluruh daratan Flores, NTT.

Selain itu, PT PLN perlu meninjau kembali perihal MoU dengan pengelola PLTU Ulumbu serta mempertimbangkan penolakan Warga Pocoleok untuk membatalkan MoU yang telah dibuat.

iklan

Engelbertus Wahyudi, salah satu tokoh muda Pocoleok meminta SK Menteri ESDM yang terbit tahun 2017 tentang penetapan Pulau Flores sebagai Pulau Panas Bumi harus dicabut.

“Di SK itu disebutkan untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan listrik dasar (basedload). Nah, ini kan menjadi pertanyaan, sebab Ulumbu dengan potensi kapasitas 10 MW oleh PLN sendiri disebut cukup untuk kebutuhan dasar listrik. Ulumbu sudah berjalan, sudah running, lantas mengapa mesti eksplorasi ke Pocoleok yang terdiri dari 12 kampung adat?” katanya.

Engel menilai, proyek Geotermal di Pocoleok sudah tidak sejalan dengan tujuan awal untuk pemenuhan kebutuhan energi dasar.

Tentu, lanjutnya, jika proyek itu dilanjutkan maka warga di sekitar akan terancam.

Karena itu, kata Engel, penolakan proyek geotermal Pocoleok merupakan perjuangan akan keberlangsungan hidup masyarakat dan alam.

Hal senada disampaikan Erik Rayadi. Erik menjelaskan, yang dilakukan masyarakat Pocoleok merupakan sebuah kesepakatan bersama untuk menolak kehadiran proyek geotermal di tanah adat Pocoleok.

Menurutnya, kesepakatan itu tidak muncul sekejap, tetapi atas kesadaran masyarakat akan risiko hadirnya geotermal.

Fabianus Siprin, salah satu tetua masyarakat Pocoelok di Jabodetabek berharap pemerintah pusat segera mencabut SK yang menetapkan Pulau Flores sebagai Pulau Panas Bumi.

“Kita berharap tuntutan kita didengar dan dilakukan pencabutan SK 2017 itu,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Serikat Pemuda NTT Saverinus Jena memastikan, pihaknya akan terus mengawal proyek geotermal di Pocoleok dan Flores secara umum.

“Di internal, kami terus mengkaji soal risiko geotermal. Jadi kami akan terus mengawal eksplorasi geotermal di NTT,” katanya.

Sebelumnya, masyarakat Pocoleok menolak kunjungan Bupati Manggarai Heri Nabit ke Pocoleok, Senin, 27 Februari 2023

Mereka menolak keputusan Bupati Hery yang menambah titik eksplorasi PLTU Ulumbu di wilayah Pocoleok.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA