SMPN 12 Kota Komba Sabet Dua Piala dalam Lomba Bertutur dan Baca Puisi

Robertus mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah untuk mendukung sarana dan prasarana sekolah demi kegiatan belajar yang efektif.

Borong, Ekorantt.com – Dua siswi kelas VIII SMPN 12 Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, menyabet dua piala dalam lomba bertutur dan lomba baca puisi saat memperingati Hari Lahir Pancasila tingkat Kabupaten Manggarai Timur pada Sabtu, 1 Juni 2024.

Kedua siswa ini adalah  Ganriela Tifani Role juara 1 lomba puisi. Sedangkan Katarina Cantika Lindung juara 2 bertutur.

Kepala UPTD SMPN 12 Kota Komba Aloisius Gano mengatakan, penerimaan pialanya diadakan setelah upacara bendera di halaman Kantor Bupati Manggarai Timur dan diserahkan langsung oleh Penjabat Bupati Manggarai Timur, Boni Hasundungan.

Ia mengaku bangga dengan prestasi kedua siswanya, apalagi bersaing di tingkat kabupaten yang diikuti dari berbagai sekolah.

iklan

“Kami terus berkomitmen untuk mendorong siswa lebih berprestasi lagi dengan tetap mengedepankan pembinaan dan melakukan bimbingan yang konsisten di bidang ekstrakurikuler dan pelajaran,” ujarnya kepada Ekora NTT pada Kamis, 6 Juni 2024.

Ia berharap, Ganriela dan Katarina dapat menjadi panutan bagi siswa lain, terutama dari sebuah proses yang bisa menuai hasil yang sangat membanggakan lembaga.

Prestasi di Tengah Keterbatasan Sekolah

Di balik prestasi yang diraih, masih banyak keterbatasan sekolah, terutama fasilitas gedung.

“Ini yang menjadi istimewa buat kami, prestasi di tengah keterbatasan,” kata Aloisius.

Di sekolah itu, kata dia, hanya memiliki satu ruang kelas siswa, perpustakaan, dan kantor sekolah yang sementara digunakan sebagai ruang kelas. Padahal, jumlah siswa sekolah yang berdiri 2018 itu mencapai 211 orang.

SMPN 12 Kota Komba Sabet Dua Piala dalam Lomba Bertutur dan Baca Puisi1
Gedung SMPN 12 Kota Komba (Foto: HO)

“Untuk kegiatan pembelajaran lembaga ini masih membagi shift, di mana kelas VII bersekolah di pagi hari dan memakai dua ruang yang ada, sementara kelas VIII dan kelas IX bersekolah di siang hari dengan memanfaatkan ruang yang ada dan meminjam ruangan kelas pada SDN Kisol,” kata Robertus B. Conterius, salah satu guru di sekolah itu.

Robertus berkata, dari jumlah siswa yang cukup banyak dengan jumlah ruangan yang tidak memadai membuat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar cukup terhambat.

Sebab, pembagian waktu shift yang melelahkan baik bagi siswa maupun guru, juga menjadi kesulitan dalam mengatur jam kegiatan ekstrakurikuler.

“Kami semua termasuk siswa sangat ingin merasakan sekolah di pagi hari secara bersamaan,” jelasnya.

Robertus mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah untuk mendukung sarana dan prasarana sekolah demi kegiatan belajar yang efektif.

“Kami sangat berharap adanya bantuan pembangunan gedung agar pembelajaran berlangsung lebih baik lagi sehingga anak-anak bisa nyaman bersekolah di sini,” harapnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA