Banjir dan Longsor Terjang Jalan Nasional Trans Flores Ende-Bajawa

Bencana banjir juga mengikis beberapa titik bahu jalan dan tembok penyokong di Belemanu, RT 014, Desa Ulupulu 1, Kecamatan Nangaroro, Nagekeo.

Mbay, Ekorantt.com – Bencana longsor dan banjir terjadi di beberapa titik jalan trans Flores yang menghubungkan Ende-Bajawa pada Jumat-Sabtu, 7-8 Juni 2024. Akibatnya akses transportasi sempat macet.

Terdapat tiga titik longsor di RT 01, Desa Ulupulu, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo. Material longsor menutup bahu jalan hingga merusaki beberapa tembok penahan.

“Material longsor masuk sampai ke rumah-rumah. Satu keluarga mengungsi di rumah tetangga,” ujar Eus Gera, warga setempat.

Material longsor berupa batu, tanah, potongan kayu memasuki setidaknya tiga rumah warga sekitar. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, kata Eus.

iklan

“Hanya tembok penyokong yang menahan bahu jalan negara rusak. Harus diperbaiki,” katanya.

Warga lain, Sandro Lopi berkata, longsor terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi selama tiga hari berturut-turut.

“Kami selalu waspada takut longsor susulan,” ujar Sandro.

Bencana banjir juga mengikis beberapa titik bahu jalan dan tembok penyokong di Belemanu, RT 014, Desa Ulupulu 1, Kecamatan Nangaroro, Nagekeo.

Tembok penahan bahu jalan di Kali Belemanu berlahan terkikis. Beberapa bagian sudah terlihat retak dan rusak serta campuran semen dan bebatuan yang menyatu sudah terlepas.

Mikael Mela, warga Belemanu mengatakan banjir dan sejumlah material kayu sempat melintas di bahu jalan. Akses kendaraan juga ikut macet.

“Itu jembatan sudah cukup lama dan tua. Lubang terlalu kecil sehingga air meluber deras ke bahu jalan. Tembok penahan juga rusak,” katanya.

Akibatnya, air mencari jalur baru dan masuk rumah warga, gudang padi, dan kandang ternak.

Mikael berkata, banjir kali ini cukup meresahkan, mirip dengan kejadian 20 tahun silam, pada Juni 2004, di mana hujan lebat menyebabkan longsor dan banjir yang menimpa rumah warga Ulupulu.

“Tapi agak kecil, tidak sampai ke rumah dan gudang,” kata dia. 

Dengan kejadian ini, Mikael berharap ada perhatian dari pemerintah pusat melalui Satuan Kerja (Satker) Pengerjaan Jalan Nasional (PJN) di Ende.

Perhatian berupa pelebaran bahu jalan, pembuatan saluran, rehabilitasi tembok penahan, bronjongnisasi, pengerukan dan pelebaran kali serta pembangunan kembali jembatan Belemanu.

“Karena jembatan itu sudah sangat tua dan sempit. Kalau tidak (diperbaiki) maka banjir akan terus mengikis bahu jalan dan tembok penahan serta mengancam rumah-rumah warga,” pungkasnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA