Maumere, Ekorantt.com – Pedagang pisang di Pasar Alok, Maumere, Kabupaten Sikka bisa meraup keuntungan hingga Rp200 ribu per hari.
Yohanes Yansel, 46 tahun, seorang pedagang pisang di Pasar Alok, mengatakan bahwa keuntungan ini didapatkan setelah dikurangi biaya usaha.
“Saya beli untuk stok satu minggu pakai satu mobil penuh sekitaran Rp2 juta lebih. Kita punya kebun sendiri, tapi kita beli juga di Pasar Geliting supaya cepat,” kata Yohanes kepada Ekora NTT pada Jumat, 6 September 2024.
Yohanes menjual berbagai jenis pisang, seperti dari pisang beranga, pisang susu, pisang emas, pisang lidah, dan pisang kepok. Semua jenis pisang dijual per sisir, kecuali pisang kepok yang dijual per tandan.
Satu sisir pisang dijual dengan harga Rp20 ribu hingga Rp30 ribu, sedangkan pisang kepok dijual hingga Rp100 ribu per tandan.
Hal senada disampaikan pedagang lain, Theresia Bala. Dia bilang, harga pisang kepok per tandan mencapai Rp100 ribu hingga Rp120 ribu.
Menurutnya, harga pisang memang relatif naik dibandingkan sebelum wabah pisang berdarah merebak di wilayah Kabupaten Sikka.
“Yang sekarang harga Rp100 ribu itu sebelum wabah harganya Rp50 ribu sampai Rp60 ribu,” tuturnya.
“Karena penyakit ini, kami para pedagang mengalami penurunan dalam pemasukan yang sebenarnya tidak sama dengan biasanya atau sebelum penyakit ini menyerang,” sambungnya.
Walaupun Theresia tak bicara berapa pemasukannya secara gamblang, tapi diakui bahwa ada pendapatan yang berkurang karena daya beli masyarakat yang juga menurun.
“Uang Rp2 juta yang kami keluarkan untuk modal dalam satu minggu, pemasukannya tidak sebanding dengan sebelum pisang terkena wabah penyakit,” ujarnya.
Ia berharap kepada pemerintah supaya menyelesaikan persoalan wabah pisang berdarah sehingga usahanya bisa kembali berjalan dengan lancar dan aman.
Jurnalis Warga: Sisilia Jaru