Workshop Literasi di SMK Negeri 1 Kuwus, Menulis Itu Nadi Profesi Guru

Ketua Tim Pelaksana SMKPK, Maklon Jacob Frare memberi apresiasi dan terima kasih kepada narasumber atas keberhasilan kegiatan ini.

Labuan Bajo, Ekorantt.com – Para guru SMK Negeri 1 Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat mengadakan workshop penyusunan literasi dan numerasi di Aula Tefa SMKN 1 Kuwus selama dua hari, 17-18 September 2024.

Salah satu narasumber dalam workshop ini, Dosen Unika St. Paulus Ruteng, Bernardus T. Beding mendorong para guru untuk menjadikan literasi sebagai budaya yang dimulai dari dalam diri masing-masing.

“Saat ini saya mengajak para guru SMK Negeri 1 Kuwus hebat, mari kita berliterasi. Kita buat komunitas, ikuti pelatihan, sambil berproses publikasikan tulisan,” ajak dia.

Menurut Bernardus, bakat bukan modal utama dalam menulis, namun tekad dan kemauan. Sebab, dari tekad tentu saja akan konsisten untuk menulis.

“Bakat akan tereksplore dengan mudah, sambil berproses kita akan berkarya. Dari karya-karya itu kita akan merasa puas setelah kita merasa menjadi seorang penulis,” pungkasnya.

iklan

Ia menjelaskan, kemahiran menulis dipengaruhi bakat sebesar 5 persen, keberuntungan 5 persen, dan 90 persen adalah kesungguhan dan keuletan.

“Kita semua mampu menulis asalkan mau dan mau. Kita adalah apa yang dilakukan, bukan apa yang dikatakan. Dengan menulis, kita merekam dan meninggalkan warisan bagi generasi,” jelasnya.

Dikatakan, kegiatan menulis bagi guru harus menjadi budaya dan terus dikembangkan. Hal ini perlu mendapat perhatian dari semua pihak.

Menumbuhkan budaya menulis, kata Bernardus, berpangkal pada persoalan kapan mulai menulis. Lalu, mulai menulis tidak perlu rumit. Menulis mulai dari yang sederhana serta keseharian yang dilakukan oleh seorang guru.

“Saya berharap agar para guru mengikuti kegiatan ini dengan baik agar ilmu terkait dengan tulisan bisa menghasilkan karya yang berkualitas,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Kepala SMK Negeri 1 Kuwus Egideus Helmon. Sesungguhnya, kata dia, menulis merupakan napas yang tidak bisa terpisahkan dari keberadaan manusia sebagai homo sapiens. Artinya, semua peristiwa dan keadaan yang dialami oleh setiap orang hendaknya ditulis.

“Kalau kita tidak menulis berarti keberadaan kita kelak hanya menjadi kenangan yang pasti cepat dilupakan. Apalagi kita sebagai seorang pendidik, menulis harus menjadi nadi profesi kita,” papar Egideus dalam sambutan pembukanya.

Ia mengajak para guru untuk mengikuti sungguh-sungguh kegiatan penguatan literasi dan numerasi.

Sebab bagi dia, ini merupakan kesempatan berharga buat para guru untuk mengembangkan kompetensi menulis.

“Karena itu, kita semua diajak untuk keluar dari zona aman diri kita dan bangun komitmen menulis,” katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana SMKPK, Maklon Jacob Frare memberi apresiasi dan terima kasih kepada narasumber atas keberhasilan kegiatan ini.

“Terima kasih juga kepada rekan-rekan guru yang antusias membangun komitmen dan kemauan bersama untuk menulis dan mempublikasikan hasil tulisan,” ungkap Malkon.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA