Petani Asal Timor Leste Belajar Pertanian di GS Organik

Mereka belajar secara langsung tentang pertanian organik terintegrasi oleh Direktur GS Organik, Gesti Sino.

Kupang, Ekorantt.com – Sebanyak 10 petani asal Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) belajar pertanian organik terintegrasi di kebun GS Organik, Desa Penfui Timur, Kabupaten Kupang selama empat hari, 27-30 November 2024.

Mereka belajar secara langsung tentang pertanian organik terintegrasi oleh Direktur GS Organik, Gesti Sino.

Senior Officer CSR Timor Gate, Maria Guteres mengatakan, petani asal Timor Leste mengikuti pelatihan di GS Organik agar mereka mampu mengolah lahan pertanian demi memenuhi kebutuhan sayur di sana. Selama ini, stok sayur dipasok dari Atambua dan kabupaten lainnya di Provinsi NTT.

“Mereka ada lahan tapi tidak pakai. Terus sayur-sayurnya dikirim dari Atambua,” ujar Guteres kepada Ekora NTT di Kupang pada Sabtu, 30 November 2024.

GS Organik dipilih sebagai tempat pelatihan, kata Guterres, tempat ini menerapkan sistem pertanian organik terintegrasi.

“Kita mau seperti ini. Banyak varietas dan ada pertanian, perikanan dan peternakan sekalian ada pasarnya,” ujarnya.

Petani Timor Leste asal Suai Distrik Kobalima, Sekita Cordoso mengaku bahwa selama mengikuti pelatihan di GS Organik, mereka tidak saja menerima teori, namun juga dengan praktik.

“Metode yang digunakan training singkat, padat, dan jelas. Kita kurangi teori, tapi lebih banyak praktik,” ungkapnya.

Ia berharap ilmu yang telah ia terima selama mengikuti pelatihan dapat diaplikasikan dan menjadi contoh bagi orang muda di Timor Leste.

Direktur GS Organik, Gesti Sino mengatakan, pertanian organik terintegrasi merupakan model pertanian yang mengintegrasikan pertanian, perikanan, dan peternakan dalam satu lahan.

Pertanian organik terintegrasi, kata Gesti, memiliki keuntungan dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Hal ini sangat efisien dan mandiri tanpa input dari luar seperti pupuk dan pestisida kimiawi.

Selain itu, pertanian organik terintegrasi adalah bentuk upaya petani menjaga keseimbangan ekologi dalam jangka panjang.

Ketua Korwil Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian Indonesia Provinsi NTT itu juga menjelaskan, pengembangan pertanian organik terintegrasi dapat memanfaatkan lahan tidur yang tidak terpakai.

Ia berharap petani Timor Leste yang mengikuti pelatihan di GS Organik dapat menjadi contoh bagi petani-petani lain khususnya orang muda di Timor Leste.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA