Kaka Ato Rintis Usaha Jagung Bakar, Raup Untung Rp2 Juta Seminggu

Sembari membakar jagung, pemilik nama lengkap Soeharto Abdul Rahma, 34 tahun, sibuk melayani pembeli.

Bajawa, Ekorantt.com – Kaka Ato tampak tekun, mulai menyalakan kipas listrik yang anginnya diarahkan ke alat panggang pada Kamis, 17 Januari 2025 sore.

Di atas alat panggang tersebut berjejer beberapa bonggol jagung. Hembusan angin dari kipas membuat bara api terus menyala dan membakar jagung dengan perlahan hingga matang.

Sembari membakar jagung, pemilik nama lengkap Soeharto Abdul Rahma, 34 tahun, sibuk melayani pembeli.

Para pembeli rela mengantre menunggu giliran jagung matang di lapak milik Kaka Ato, yang berlokasi di Jalan Trans Flores tepatnya di samping Toko Yunior, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo.

“Kurang lebih tujuh atau delapan bulan saya mulai usaha jualan jagung bakar manis,” katanya.

Kaka Ato bilang lapak jagung bakarnya dibuka pada pukul 15.00 hingga 23.00 Wita. Setiap malam, lapak jagungnya selalu ramai dikunjungi pembeli.

“Dulu saya sering minum mabuk, hampir tiap malam, ini kami dua,” kisah Kaka Ato sembari menunjukkan saudaranya Rizal, 37 tahun, yang membantunya saban hari.

Suatu hari kebiasaan mabuk mulai minggat dari pikirannya setelah muncul ide merintis usaha bakar jagung bakar di wilayah itu.

Kaka Ato mengaku jagung bakar menjadi pilihannya menjalankan usaha. Apalagi di daerahnya tidak ada pedagang yang berjualan jagung bakar.

“Untuk Boawae mungkin baru saya sendiri, harga jagung tiga batang sepuluh ribu,” ungkapnya.

Dalam semalam, Kaka Ato mengaku bisa meraih pendapatan hingga Rp300 ribu. Dalam hitungannya, dalam seminggu ia bisa meraup keuntungan Rp2 juta lebih.

“Dari angka itu sebagian saya gunakan untuk beli jagung dari petani di Mbay,” jelasnya.

Uang hasil jualan jagung, digunakan Kaka Ato untuk menabung, sebagian digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Anas, seorang pembeli mengaku jagung bakar menjadi pilihan untuk dikonsumsi saat musim hujan, apalagi setelah menyelesaikan pekerjaan.

“Pas sekali jagung bakar ini, apalagi kondisi Boawae yang dingin begini,” ujarnya.

Anas mengaku lebih suka rasa pedis dan langsung makan usai dibakar. Selain murah, menurutnya, jagung bakar memiliki cita rasa berbeda, apalagi dinikmati pada sore atau selesai bekerja.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA