Labuan Bajo, Ekorantt.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Manggarai Barat (BPBD Mabar) masih fokus membersihkan material banjir yang menggenangi beberapa titik di Labuan Bajo.
Proses pemulihan pasca-bencana terus dilakukan untuk mengembalikan kondisi normal.
“Kami dari BPBD dan Bina Marga Dinas PUPR dibantu aparat TNI/Polri serta Pol PP Manggarai Barat fokus penanganan banjir yang menggenangi badan jalan saat hujan kemarin,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Mabar, Robertus Gardi dihubungi Ekora NTT, Rabu, 22 Januari 2025 malam.
Pada 22-23 Januari 2025, Robertus bersama tim membersihkan sisa lumpur di jalan hingga aman bagi pengguna jalan.
Ia mengaku, hingga kini BPBD Mabar belum menerima laporan dari pemerintah desa terkait korban banjir di Labuan Bajo.
“Itu pun kemarin beberapa rumah yang dilaporkan lewat media sosial facebook sebagian besar dikarenakan drainase yang tidak berfungsi normal dan terjadi dalam durasi singkat,” tutur Robertus.
Ia berharap pemerintah desa segera membuat laporan agar dapat mengadakan sosialisasi di desa atau kelurahan rawan banjir.
“Mudah-mudahan beberapa hari ke depan tingkat curah hujan tidak terlalu tinggi,” harap Robertus.
Kepala BPBD Mabar, Fridus Tobong berkata, tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir yang melanda Labuan Bajo beberapa hari belakangan ini.
Waspada Cuaca Ekstrem
Banjir melanda Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, pada Senin, 20 Januari 2025, merendam ruas jalan utama seperti di Gorontalo, Kampung Ujung, dan Kampung Air. Bencana ini menyulitkan pengendara yang melintas di jalan.
Pada Selasa, 21 Januari 2025, hujan kembali mengguyur Labuan Bajo dan menyebabkan banjir di sejumlah wilayah, termasuk Pantai Pede.
Cuaca ekstrem menyebabkan banjir di beberapa wilayah dan tanah longsor di Wae Sipi, Desa Pota Wangka, Boleng, pada Minggu, 19 Januari 2025.
Fridus menyampaikan agar masyarakat yang berdomisili di daerah rawan longsor selalu berhati-hati dan berwaspada.
Bila terjadi hujan lebat disertai angin yang kencang, segera lakukan evakuasi mandiri menuju tempat yang lebih aman.
“Kepada masyarakat yang berdomisili di sekitar bantaran sungai atau daerah rawan banjir agar selalu berhati-hati dan selalu berwaspada,” kata Fridus melalui rilis yang diterima Ekora NTT pada Selasa, 21 Januari 2025.
Ia meminta masyarakat harus secara mandiri melakukan penebangan pohon besar di sekitar pemukiman warga atau di area publik. Jika tidak bisa dilakukan maka segera berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Manggarai Barat.
Fridus mengimbau masyarakat segera melaporkan kepada pemerintah setempat atau langsung kepada BPBD Manggarai Barat bila terjadi bencana.
“Untuk aktivitas perkebunan, persawahan di daerah-daerah rawan longsor dan rawan banjir untuk selalu berwaspada. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi disertai angin yang kencang, segera evakuasi mandiri,” pintanya.
Bagi masyarakat yang melakukan perjalanan jauh, katanya, segera melakukan koordinasi dengan pihak agensi ataupun pihak terkait lainya.
Warga pesisir dan kepulauan, terutama wilayah yang rawan akan abrasi, juga segera melakukan evakuasi mandiri jika terjadi ombak tinggi.
Fridus juga mengimbau bagi masyarakat yang melakukan aktivitas pelayaran, baik berwisata atau pelayaran lainnya, untuk selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak berwajib terdekat, seperti Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Dinas Perhubungan atupun Satuan Polair agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kepada semua pihak terkait yang bertanggung jawab terhadap penanganan bencana di Kabupaten Manggarai Barat untuk selalu berkoordinasi dan selalu siap dan siaga. Ketiak terjadi bencana kita semua dalam keadaan siap,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manggarai Barat, Maria Patricia Christin Seran mengatakan, kondisi cuaca ekstrem ini disebabkan oleh peningkatan status bibit Siklon Tropis 90S menjadi Siklon Tropis Sean yang terpantau di Samudera Hindia serta aktifnya gelombang atmosfer Rossby dan Kelvin yang turut memengaruhi pola cuaca di Manggarai Barat.
“Tadi malam itu berkembang menjadi siklon tropis itu yang memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Manggarai Barat,” ujar Seran kepada Ekora NTT pada Senin, 20 Januari 2025 malam.
Ia meminta masyarakat agar tetap waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan kerusakan fasilitas umum.